Bagian 62 : Jiwa Kembar

10 4 0
                                    

"LYRA!" seru Bethany dengan wajah panik diikuti dengan Rick yang langsung melompat dari kursinya.

"Di mana?" tanya Rick hampir berteriak.

"Di tempat saudariku." Bethany kemudian berlari meninggalkan teh herbal yang baru saja dia buat untuk tamunya. Padahal mereka sedang membahas masalah gerbang untuk menuju Flos Orbis, tapi kejadian yang aneh itu terjadi begitu saja.

Rick yang masuk tanpa permisi ketika tiba di tempat saudari Bethany, dengan sigap menarik Lyra dalam pelukannya agar perempuan itu segera menghangat dan tidak meninggalkan raganya di sana.

"Kembali.." lirih Rick pelan ke telinga perempuan itu, telapak tangannya mulai basah.

"Sudah berapa lama dia tidak sadarkan diri?" sergah Sean yang ikut panik menyadari tidak ada tanda-tanda kalau Lyra baik-baik saja.

"Sekitar sepuluh menit, ku pikir dia hanya pingsan biasa." balas saudari Bethany. "Apa dia akan baik-baik saja? Aku sangat merasa bersalah." akunya.

"Dia akan baik-baik saja." ujar Rick pelan, perkataan itu untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Tidak! Dia tidak akan bertahan, ini sudah keterlaluan! Astaga! Kau membahayakan nyawanya!" seru Sean yang hampir hilang kendali. "Rick, panggil Lyra kembali!" Sean kemudian bergerak memegang tangan Lyra yang lain untuk menghangatkannya.

Saudari Bethany terdiam, dia sungguh merasa bersalah. "tolong maafkan aku.." lirihnya.

Luo Qing menghela napas, "Lyra bukan perempuan biasa ataupun manusia serigala murni biasa, bahkan aku tidak bisa mengatakan kalau dia baik-baik saja ketika dalam kondisi seperti ini."

"Memangnya apa yang terjadi? Tolong jelaskan padaku.." pinta saudari Bethany, suaranya sedikit serak.

Luo Qing yang mulanya enggan mengatakan kenyataan yang rasanya mustahil untuk bisa dipercaya itu akhirnya bicara juga.

"Dia bilang, hal itu terjadi ketika dia merendamkan kakinya di aliran sungai bekas jam air ramalan Nona Yue, dia seakan mendapatkan sebuah karunia yang tidak semua bisa mendapatkannya. Bahkan memanipulasi aroma sihir bukan keahlian seorang penyihir di zaman ini, melainkan para leluhur kita terdahulu." jelas Luo Qing singkat yang mana membuat Bethany merinding setengah mati.

"Rendaman jam air ramalan Nona Yue," ulang saudari Bethany sembari mencerna semua perkataan Luo Qing. "Jadi dia seorang penyihir juga?"

Tobias cepat-cepat menggeleng mewakili Luo Qing yang memang tidak tahu akan jawabannya. "sejak awal Lyra bukanlah seorang penyihir, dia hanya seorang manusia serigala dengan warna bulu berbeda, dia menjadi incaran semua manusia serigala jahat, tetapi dia diterima begitu saja di Flos Orbis."

"Itu karena orang tua asuhnya adalah seorang penyihir yang dekat dengan pemilik Flos Orbis. Bahkan Nona Yue bersedia membantunya, tetapi mendengar kenyataan bahwa dirinya akan mati saat akan bertemu dengan saudaranya, dia melarikan diri tanpa mendengar solusinya lebih dulu. Tolong, bantu dia," pinta Sean, "biarkan dia bahagia sedikit saja walau aku tahu dia akan.. mati." Sean hampir menitikkan air mata yang mana membuat Rick runtuh pada pertahanannya.

Rick memang tidak begitu percaya dengan ramalan atau sebutan apalah itu menurut para penyihir di masa lampau, tetapi ketika menyadari kesedihan yang melanda Sean—sahabat dekat Lyra, yang mana lebih paham akan keadaan perempuan itu sejak awal, membuat Rick tidak bisa bertahan lebih lama. Padahal dia sudah berjanji untuk melindungi Lyra, dia langsung menyesal membiarkan Lyra pergi sendiri seperti ini kalau saja dia bisa melihat masa depan.

"Siapa nama orang tua asuhnya?" imbuh Bethany.

"Orance." balas Sean masih menahan suaranya tetap normal agar tidak terdengar menyedihkan.

Silver FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang