"Pagii Araaaa," sapa Adnan yang masih terkantuk-kantuk.
"Ara? Lo selingkuh haa," ujar Zahra setengah berteriak, sedangkan Adnan memutar bola matanya malas.
"Selingkuh palamu kotak," dengus Adnan membuat Zahra berdecak sebal.
"Emangnya gue Adudu!"
"Bukan kamu lebih cocok jadi probe."
"Sok ngomong sekali lagi!"
"Engga Yang, kamu cantik bagai bidadari walaupun ada ilernya," ujar Adnan tersenyum manis.
"Heh, sembarangan!"
"Udah cepet siap-siap," ujar Adnan mengalihkan pembicaraan. Sedangkan Zahra masih mencerna perkataan Adnan.
Siap-siap ngapain coba? Hari ini Minggu. Memang sudah tak betul otak si Adnan. Sebagai kaum rebahan garis keras, otak Zahra menolak mentah-mentah asumsi Adnan yang sepertinya akan mengajaknya jalan.
"Ngapain? Ini hari Minggu kalo lo lupa," ucap Zahra mengingatkan, siapa tau Adnan amnesia iya kan?
"Kita jogging, pokoknya kamu harus ikut, aku gak rela ya, badan aku yang seksi nan mempesona ini jadi objek halu para perempuan genit, apalagi si gendis janda anak satu yang diujung lantai 16" ujar Adnan bersungut-sungut.
Sedangkan Zahra hanya cengo, sesuatu dalam dirinya ingin berkata kasar. Namun urung diutarakan karena ia memilih keselatan.
"Mager Nan."
"Heh, Ara kamu mager kapan selesainya? Lagipun kamu lagi gak bawa bambu sama paku."
"Paku? Ada nih coba diubun-ubun gue," ujar Zahra sekenanya. Lain halnya dengan Adnan yang menganggap itu sebuah keseriusan.
Adnan menatap Zahra takut-takut. Apakah istri yang sudah dinikahinya ini adalah jelmaan mbak kunti atau jangan-jangan perempuan jadi-jadian.
Adnan menatap seksama Zahra yang sedang menyisir rambutnya sambil bersenandung kecil. Rasa takutnya kian mendominasi saat ini.
"Masa Mbak Kun-kun rambutnya sebahu? Dimana dia potong rambut?"
"Terus juga kok kulitnya bisa bening gitu? Emang di alam sana ada salon?"
"Wah, Abi gak bener nih, masa jodohin aing sama perempuan jadi-jadian!" pekik Adnan tanpa sadar.
"Yang maksud lo, jadi-jadian teh siapa!"
"Kamu," ceplos Adnan tanpa sadar.
"Ooo itu kepala masih dipake?"
"Istighfar Raa, ini aku suami kamu, bukan Adudu musuhnya Boboiboy," ujar Adnan dengan raut ketakutan.
"Kamu mau kaya si Gendis? Jadi janda karena ditinggal pas lagi sayang sayangnya."
"Mana anaknya ada satu."
"Kita bikin anak dulu yuk, baru aku jandain kamu," celetuk Adnan membuat Zahra meradang.
"Ngajak ribut? Hayu lah gass!"
"Tapi lucu juga Ra, aku jandain kamu demi janda," celetuk Adnan membuat Zahra semakin meradang. Dengan Adnan yang langsung ngacir ke kamar mandi.
"Awas ya Lo!"
Setelah bertarung sepersekian menit, akhirnya Zahra menyetujui ajakan Adnan. Meskipun stengah hatinya memberontak tak ingin namun Adnan membawa-bawa gelar suaminya yang menyebabkan Zahra bertekuk lutut.
Kini keduanya tengah duduk manis ditaman, dengan peluh yang membasahi dahi mereka masing-masing.
Zahra yang tadinya menolak dan ingin marah-marah kini terlihat menikmati kegiatan paginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah SMK [On Going]
RandomNikah SMK Prolog "Adnan!!!" pekik Zahra saat mendapati suaminya menaruh handuk di tempat tidur. "Apa si istri bawelku," sahut Adnan menghampiri Zahra dengan santuynya "Gue udah berapa kali bilang si kalo handuk basah tuh di jemur jangan di taro di s...