CW~14

1.4K 110 9
                                    

Adzan subuh mulai berkumandang seakan berusaha menjadi alarm bagi seluruh insan di muka bumi ini. Tak terkecuali sepasang anak manusia yang baru berbaikan malam tadi. Lihat? Bahkan mereka sama-sama tak terusik. Memang Keboo!

Zahra mengucek pelan matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang menelisik Indra penglihatannya.

"Astaghfirullah Al'adzim Adnan!" pekik Zahra lantang kala melihat arah jarum jam yang menunjukan pukul 06:30.

"Apwasi Raa bewriswik amwat."

"Atuh liat itu jam ihh, Lo gak bakal sekolah apa!" ujar Zahra yang mencoba melepaskan diri dari pelukan Adnan.

"Bewntwar lagwi." Adnan mencoba bernegosiasi dengan Zahra karena semalaman ia tak tidur karena Zahra yang mendadak demam.

"Awas Gue mau mandi," ujar Zahra berusaha menepis lengan kokoh Adnan.

"Adnan bangun sholat heulaaaaa!" teriak Zahra tepat di telinga Adnan membuat Adnan terlonjak kaget.

"Lo apa-apaan si Raa ini kalo gendang telinga Gue pecah gak akan ada yang bisa nambal!" sewot Adnan.

"Sabodo cepet sono sholat!"

"Emang lu gak sholat apa!"

"Lagi dapet!" ketus Zahra.

Adnan mendengus pasrah berdebat dengan cewek pms sama saja membangunkan singa yang sedang tertidur.

Adanan pun selsai menjalankan kewajibannya meskipun kesiangan tapi gakpapa yang penting sholat daripada dilewat yakan?

Sedangkan Zahra ia telah memakai seragam lengkap tentunya setelah ia menyiapkan pakaian suaminya.

"Lo gak mandi Ra?" tanya Adnan bingung pasalnya sedari tadi kamar mandi dipakai olehnya.

"Udah dikamar mandi luar, abisnya Lo lama," ketus Zahra

Sabar Nan sabar, Istri lu lagi PMS.

"Ngapain disini?" tanya Adnan.

"Gak boleh?" tanya Zahra ketus.

"Lo mau liat gue make baju?" goda Adnan seraya menampilkan seringai tengilnya, membuat Zahra bergidik ngeri.

"Cepet!" sewot Zahra seraya menyambar tas ranselnya.

Sedangkan Adnan? Ia hanya geleng geleng melihat tingkah istrinya itu.

"Yakin mau sekolah?" tanya Adnan.

"Kenapa enggak?"

Adnan mendengus pasrah menghadapi sikap Zahra yang masih acuh padanya.

"Yuk berangkat," ajak Adnan seraya menampilkan senyum manisnya. Pokoknya dia gak boleh mancing singa betina marah.

Adnan pun menstater motor maticnya. Tentunya perjalanan mereka hanya dihiasi keheningan. Namun, bukan Adnan namanya jika tak memiliki ide jahil.

"Raa."

Wushhhhhhhh.

"Setan Adnan anjim!" teriak Zahra yang repleks memeluk pinggang Adnan.

"Mulutnya sayang," kekeh Adnan mendapati wajah Zahra yang terkejut karena dia mendadak menambah kecepatan motornya.

"Gak ada akhlak Lo emang!" Maki Zahra seraya menggeplak bahu Adnan.

Sedangkan Adnan hanya meringis seraya tertawa geli.

"Yakan Gue pengen dipeluk Lo, masa iyaa lagi boncengan gak ada adegan pelukannya. Emangnya Gue kang ojol." kekeh Adnan.

Nikah SMK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang