CW~9

1.8K 107 10
                                    

Happy Reading ❤️




Adnan menatap lukisan yang dibuat istri teposnya itu dengan tatapan kagum, namun ia gengsi untuk mengakuinya.

"Makasih, gue emang cantik sejak lahir," ujar Zahra seraya memoleskan polesan akhir pada Lukisannya.

"Kakak suka senja?" tanya Zulaikha yang penasaran mengapa kakak iparnya melukis panorama senja.

"Iyaa, Kamu tau senja itu punya warna tersendiri untuk memikat hati biasan jingganya bisa menghipnotis siapapun yang melihatnya dan satu lagi Senja tak pernah ingkar janji ketika dia pergi," jelas Zahra yang hanya dibalas anggukan antusias  Zulaikha.

Adnan menatap Zahra sejenak berusaha meresapi quotes dadakan dari istri teposnya itu.

"Seindah indahnya Senja, toh lebih indah gue," ujar Adnan seraya memakan Sukro dihadapannya.

"Pede banget si Lo bang hih," decih Zulaikha menatap Abangnya sinis.

"Ohh harus Adnan calon sultan baik hati dan tidak sombong ini memang yang terindah," ujar Adnan dengan kepedean tingkat dewanya.

"Udahlah Kak gak usah dengerin makhluk astral ini, lama lama kakak bisa gila," ujar Zulaikha menarik lengan Zahra bermaksud menjauhkan dari Adnan. Gini-gini ia tak ingin Kakak iparnya yang cantik jelita membahana ini ketularan penyakit sinting Abangnya.

"Heh, Lo mau bawa Istri tepos gue kemana Kha!" ujar Adnan tak terima ketika ia ditinggal pas lagi sayang sayangnya, eh ...

"Apa yang tepos Nan?" tanya Ilham yang baru saja masuk beriringan dengan Nisa.

"Hah?" Adnan mati kutu. Gini gini ia takut dicincang karena mengatai istri sendiri.

"Ihh, Abi salah denger kali tadi Adnan bilang permen dapos bukan tepos," kilah Adnan mencoba melarikan diri dari tatapan penuh selidik yang dilayangkan Ilham.

Ilham hanya mengangguk tanpa mau memperpanjang.

"Eh Umi, makin cantik aja nih," goda Adnan pada Uminya yang baru saja membuka kotak yang berisikan brownis kesukaannya.

"Muji kalo ada maunya," cibir Nisa pada putra sulungnya.

"Ihh Umi mah, Adnan kan kangen sama Umi," ujar Adnan cemberut yang membuat Nisa mendengus malas.

"Gak usah lebay," ujar Zulaikha yang kembali datang bersama Zahra.

"Mii," sapa Zahra mencium tangan mertuanya.

"Eh, menantu Umi yang paling cantik," puji Nisa yang membuat wajah Zahra blushing parah.

"Ternyata lu bisa blushing juga ya," kekeh Adnan seraya mencomot brownis di depannya.

"Please deh bang, this is Corona time dan abang gak cuci tangan dulu sebelum makan? Ikha saranin Kak Zahra jangan sekamar sama makhluk astral ini dulu," ujar Zulaikha menatap Zahra dengan pandangan cemas.

"Tau kamu Nan, bukannya cuci tangan dulu ihh, kebiasaan," timpal Nisa menatap garang putranya.

"Umi sama Ikha aja yang lebay, udahsi anggap aja vitamin," ujar Adnan enteng seraya kembali menyuapkan potongan brownis ditangannya.

Sedangkan Zahra? Dia bergidik ngeri jika Adnan benar benar terkena virus  itu. Sisi jahatnya berkata jika ia dengan sukarela jika Adnan yang ngeselin bin nyebelin itu terjangkit. Namun sisi warasnya bertolak belakang!

Bagaimana jika ia jadi janda dibawah umur?! Oh My God! Zahra gak like demi apapun!

"Udah yuk Zah, kita gak usah nginep," ujar Adnan setelah menghabiskan setengah brownis di kotak. Memang kalo udah menyangkut favorit Adnan gak akan inget sekitar!

"Lhoo kenapa?" Nisa mengerutkan keningnya.

"Lagi mau pacaran," ujar Adnan sekenaknya.

"Hilih, sa ae kang cendol," celetuk Zulaikha bergidik geli.

Zahra dan Adnan pun pamit undur diri sekian wassalam terimakasih pada Nisa dan Ilham.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, mereka sampai di apartemen milik Adnan. Perlu kalian ketahui apartemen ini adalah apartemen yang diberikan kepada mereka secara cuma cuma sebagai hadiah pernikahan pasangan absurd ini.

Adnan dan Zahra memasuki apartemen yang masih kosong melongpong ini.

"Nan, kok kosong?" tanya Zahra bingung.

"Iyaa ya, kaya hati Gue," ujar Adnan membuat Zahra memutar bola matanya malas.

"Serius Gue,"

"Cieee pengen banget diseriusin," goda Adnan seraya menarik turunkan alisnya.

"Bacot," Adnan pun hanya terkekeh geli melihat tingkah istri teposnya itu.

"Apartemen boleh koson Pos, tapi ATM jangan ditanya," ujar Adnan shombong amat!

"Kuy lah kita belanja, takut kesorean. Tenang aja Adnan sultan holang kaya alhamdullah berbakti pada orang tua ini yang teraktir," ajak Adnan dengan nada nada kesultanan yang dia punya.

"Hayuuk lah gasskeun,"

______________________________________

"Pokoknya biru Nan," ujar Zahra gemas sendiri melihat tingkah suami gila nya ini.

"Merah aja Pos, biar hot," bantah Adnan terdengar iya iya.

"Biru Nan, biar kalem,"

"Pos, Gue itu Imam jadi Lo wajib bin kudu ngikutin Gue" ujar Adnan menatap Zahra santai kek dipantai.

"Yang merah aja biar hot, pas kita iya iya," ujar Adnan yang sedang mikirin yang iyaa iyaa.

"Lo, mesum amat si jadi laki! Mana gak mau ngalah lagi!" hujat Zahra yang mempunyai stok hujat full tank hari ini.

"Gue gak mesum cuma lagi mikir enaknya gimana," kilah Adnan.

"Pokoknya gue pengen yang biru!"

"Merah sayang,"

"Nan, hih Lo nyebelin banget si," sungut Zahra.

"Udah si ngikut Gue aja, Gue pengen yang merah." Kekeuhnya seperti tak ingin dibantah.

"Nan Lo pilih yang merah juga pasti ketutupan sprei," dengus Zahra.

"Biarin ajasi," singkat Adnan.

"Mas, Mbak jadi beli?" tanya pelayan yang mendampingi mereka. Yaps mereka tak sadar jika sedari tadi ada orang lain selain mereka. Ya gimana atuh ya yang namanya jatuh cinta mah dunia serasa milik berdua yang lain mah ngontrak!

"Lo pikir Gue jatuh cinta sama si Adnan Thor," sungut Zahra ngomel ngomel ke author.

"Lah emang iya pan!" jawab Author

"Enak aja sekate kate lu kalo ngomong, gini gini gue bininya chanyoel Exo!" halu Zahra.

"Gausah halu ntar jatoh!" peringat Author sebenernya Author males nih ladenin anak kecebong kaya Zahra.

"Gue aduin Zaky lu Thor, biar dicincang kaya bawang merah!"

"Jahat banget lu, gue kick juga lu!"

"Off baperan!"

"Oke guys readers readers ku yang budiman, selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia, lah kok gue baca undang undang? Ah bodo amat, intinya part kali ini cukup sampe sini dulu, yang penasaran kasur warna apa yang mereka beli, kita tunggu part selanjutnya" ujar Author kembarannya mischelle ziudith.

Assalamualaikum,




Nikah SMK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang