CW~12

1.3K 96 13
                                    

Zahra berjalan tergesa seraya menunduk sejujurnya ia malu, karena seakarang pasti banyak yang menatapnya penuh iba dan juga mencibirnya secara terang-terangan.

Ia terus berjalan mengabaikan rasa sesak yang serasa menghimpit rongga pernapasannya. Kemana Zahra yang kuat? Kemana Zahra yang pandai melawan? Kemana Zahra yang bar-bar? Entahlah semuanya terasa menguap begitu saja. Mungkin efek dari rasa sakit yang mendominasi.

Zahra membelokan badannya ke tempat eskul kick boxing, masa bodo apa yang akan terjadi padanya nanti yang jelas ia hanya perlu pelampiasan sekarang.

Bughhh

Bughhh

Bughhh

Zahra memberikan pukulan demi pukulan pada samsak yang berada di depannya sesekali ia pun melakukan aksi tendangan.

"Gue tau pernikahan ini cuma perjodohan!"

Bughhh

"Gue tau gak bakal ada rasa dalam pernikahan ini!"

Bughhh

"Tapi seenggaknya hargai Gue, sialan!"

Bughhh

"Gue mati-matian ngubur perasaan Gue buat dia, tapi apa yang Lo lakuin ke Gue?!"

"Allah, kenapa sesakit ini."

Zahra terduduk meratapi kehidupannya yang begitu rumit, entah kenapa hatinya terasa begitu sakit kali ini bentakan Adnan begitu menyayat hatinya.

"Zah."

"Pergi Ky!"

"Zahra."

"Zahra bilang pergi ya pergi Ky!" sentak Zahra yang sedang dalam mode tidak ingin diganggu.

Zaky-pun hanya pasrah dan segera pergi tapi dia tak benar benar pergi, ia takut kejadian dahulu kembali terulang lagi. Zaky tak ingin melihat Zahra kembali terpuruk.

"Gue sayang Lo Ra."

______________________________________

Disisi lain Adnan kelimpungan mencari Zahra, masabodo akan jam pelajaran yang masih berlangsung yang terpenting fokusnya kali ini adalah Zahra.

"Lo dimana si, Zah." Adnan mengusap pelipisnya yang penuh dengan keringat.

"Ky, Mana Zahra?" Zaky yang merasa dirinya terpanggil kini menoleh dan menatap Kakak iparnya tanpa minat.

"Mana Gue tau," jawab Zaky acuh. Namun yang sesungguhnya ia ingin sekali mencabik wajah ganteng Adnan dengan pisau daging karena telah berani beraninya menyakiti saudari kembarnya.

Pernah mendengar bukan jika salah satu anak kembar merasakan sakit makan kembarannya pun ikut merasakan hal yang sama? Ya itu yang Zaky alami sekarang.

"Ky Gue mohon," pinta Adanan.

"Gue Gak tau! Ini Gue baru selsai praktek!"

Zaky-pun meninggalkan Adnan begitu saja dan langsung memasuki kelasnya.

Sedangkan Adnan kini melangkahkan kakinya menuju gedung kelas farmasi, harap-harap Zahra masih berada di kelasnya.

"Kak Adnan ganteng banget si."

"Kak Adnan boleh minta no Wa-nya gak?"

"Kak Adnan nanti eskul musik kan? Aku mau dong diajarin main gitar sama Kak Adnan."

Lontaran kalimat pujian itu tak lagi ditanggapi Adnan. Ia masih sibuk mencari Zahra sampai ke kelas 10 jurusan Farmasi.

Adnan melihat dari kejauhan sosok seperti Istrinya sedang menjugling bola dengan lihai.

Nikah SMK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang