CW~18

909 80 26
                                    

Adnan menghela nafas gusar. Sudah satu setengah jam dia menunggu Zahra di parkiran, namun orang yang ditunggu tak kunjung datang.

"Kemana sih si Tepos. Gak tau ini udah sore apa," dengus Adnan seraya melirik kembali arloji yang menghiasi pergelangan tangannya.

"Apa Gue samperin aja ya?" monolog Adnan dan langsung diiyakan kakinya.

Adnan bersenandung ria menyusuri koridor deretan kelas Farmasi yang kini sudah bisa dikatakan sepi seperti hatiku. Hiks ....

"Ra, ayo pulang," ajak Adnan kala melihat istrinya masih berkutat dengan buku catatan di depannya.

"Bentar lagi," sahut Zahra tanpa melihat arah lawan bicaranya.

"Ra, ini udah sore. Kita lanjut dirumah sambil bikin Dede," dengus Adnan.

Zahra menatap Adnan horor. Mengapa suami bobroknya ini kini menjelma seperti om-om mesum?

"Becanda elah, yaudah hayu kita pulang." Zahra pun akhirnya menurut pada suami tercintanya. Ia segera mengemasi buku-buku yang masih berceceran.

Zahra tersentak kaget ketika Adnan seperti memeluknya dari depan.

"Lo apa-apaan si!" ujar Zahra seraya menghempas kasar lengan Adnan.

"Apanya yang apa?" tanya Adnan polos.

"Lo modus ya peluk-peluk gue segala!"

"Yang modus siapa Sukijah, itu rok Lo merah," dengus Adnan.

Zahra terpaku sejenak, merah? Apa nya yang merah? Perasaan rok nya abu abu. Kenapa jadi merah.

Blush

Wajah Zahra memerah seperti kepiting rebus, kenapa kejadian ini harus terjadi? Bagaimana kalau Adnan meledeknya habis-habisan nanti? Ah sudahlah.

"Ayo udah sore," ujar Adnan seraya menautkan tangan mereka.

Zahra pun hanya menurut, untuk sekedar berbicarapun ia malu.

Sepanjang perjalanan pun Zahra hanya membisu meskipun Adnan sejak dari parkiran terus mengajaknya berbicara.

"Ra, kok Lo ngedadak bisu sih?" tanya Adnan agak berteriak membuat Zahra menggeplak bahunya dengan kasar.

"Aww."

"Ngomongnya suka gak pake bismillah," ketus Zahra.

"Bismillahirahmanirrahim. Ra, kok Lo ngedadak bisu sih?" ulang Adnan

Plakk

"Astaghfirullah, salah mulu Aa mah heran," dengus Adnan. Yang langsung memberhentikan motornya di depan indoapril.

"Lo mau turunin Gue disini hah?!"

"Suami macam apa Lo, nurunin istrinya dipinggir jalan?!" sentak Zahra membuat Adnan menatapnya penuh tanya.

Tanpa banyak bicara Adnan pun turun dari motornya menyisakan Zahra yang masih terduduk di belakang.

"Iss Suami gilaaaa! Gak suka Dede mah ditinggalin begini," dumel Zahra yang masih dapat terdengar oleh Adnan.

Adnan pun masuk ke indoapril mencari barang yang dibutuhkan Zahra. Adnan tau perempuan itu belum memiliki stok pembalut karenanya Adnan memilih peka. Ahh jadi sayang:*

Adnan pun sampai di rak yang berisi aneka merk pembalut, dan kali ini ia dibuat bingung, harus beli yang mana? Dan bedanya ini semua apa?

"Ebusettt ini variannya lebih banyak dari skincare si Reyhan," kaget Adnan.

Nikah SMK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang