Cw~15

1.2K 92 10
                                    

Adnan masih bersuap ria bersama Zahra, entahlah mereka masih terlihat asyik dan tak menghiraukan pandangan-pandangan para manusia disekitarnya.

Sedangkan gadis bername tag Lalesya Viola bersama para ajudannya telah melangkah pergi karena tak kuat melihat pemandangan tak manusiawi yang disuguhkan.

"Oh jadi pacarnya si Adnan teh Zahra ya? Kok Zahra mau sih sama Adnan?" celetuk seorang siswi yang diketahui bernama Anyelir.

"Ya jelas Gue kan ganteng," jawab Adnan seraya mengedipkan matanya pada Zahra.

"PD amat Lo jadi manusia," hardik Zahra merasa muak dengan kesombongan yang dimiliki suaminya.

"Yang namanya orang mah kudu percaya diri atuh."

Zahra memutar bola matanya malas percuma jika ia berdebat dengan manusia yang spesiesnya seperti Adnan. Karena sampai kapanpun gak akan pernah mau ngalah. Kecuali kalo Zahra dalam mode ngambek.

"Rey, Mila juga mau atuh disuapin sama Rey," ujar seorang gadis yang kini menghampiri Reyhan.

"Apaansi jauh-jauh sana! Nanti Yayang Gue liat kan berabe. Bisa dikira suami gak berperasaan Gue nantinya."

"Emangnya kamu teh udah jadian apa sama si Yayang?" tanya Zahra menatap jenaka ke arah Reyhan.

"Be .... Belom si," jawab Reyhan seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kan .... Kan .... Belom mending sama Mila aja ya Rey, nyari mah yang pasti aja," ujar Mila seraya merekahkan senyumannya.

"Eits apa-apaan masih proses!"

"Bodo amat, pokoknya selagi janur kuning belum melengkung Mila masih bebas nikung!"

"Ngeri amat si Lo jadi cewek," sungut Eza bergidik ngeri.

"Eza gak usah deketin Mila! Soalnya Eza bukan tipenya Mila!"

"Siapa juga yang mau deketin cewek yang spesiesnya kaya Lo!" Eza memutar bola matanya malas. Kepedean banget itu cewe iwhhhhh.

"Ezaa ngeseliiiiiii! Mila kutuk jadi jodoh baru tau rasa!" amuk Mila seraya pergi meninggalkan Eza.

"Cewek sableng!"

Bel masuk istirahat pun berbunyi Adnan and the geng memutuskan untuk kembali ke habitatnya. Eh, maksudnya ke kelasnya.

"Kalau cinta sudah membara aha aha," senandung Adnan dilorong kelas entah mengapa bersama Zahra hari ini membuatnya lebih banyak tersenyum.

"Eh eta si Adnan teh gakpapa?" bisik Eza ngeri. Kan gak lucu kalo Adnan kesambet setan.

"Lagi bucin si eta mah," dengus Reyhan yang memang pakar kebucinan geng Ager. Tapi sayangnya yang dibucinnya gak peka-peka awkwokwok.

"Kalian para jomblokiawan mending diem. Gak usah gibahin orang yang lagi bahagia tar kualat!" ucap Adnan yang masih asik senyum-senyum sendiri. Membuat para anggota geng Ager bergidik ngeri.

Emang ternyata cinta bisa merubah segalanya. Eh tunggu, Adnan jatuh cinta? Serius? Sama Zahra?

Kini mereka berempat sampai dikelas. Namun langkah mereka terhenti kala melihat pemandangan kelas yang sunyi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Perasaan khawatir muncul dari keempat pemuda yang tidak perlu disebutkan namanya.

"Hawa-hawanya gak enak euy," bisik Gibran yang memang kadar kepekaannya sangat tinggi.

"Fiks, ini mah Pak Sutejo!" lirih Eza yang mempunyai banyak catetan buruk di buku tebal bapak berkumis tebal itu.

Nikah SMK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang