CW~24

380 41 16
                                    

Zahra menghela nafas lega ia sangat bersyukur Adnan tidak melihatnya yang kini tengah bersama Farhan. Dalam hati ia merutuki mengapa dia tidak bisa tegas dengan perasaannya, ia faham betul bahwa sekarang dia sudah milik orang lain namun hati kecil Zahra menolak itu.

Farhan yang menyadari gadis di depannya hanya terdia kini mencoba berdehem bermaksud mebuyarkan apa yang sedang Zahra pikirkan dan benar saja kini Zahra tersenyum kikuk menyadari lamunannya.

"Kenapa melamun terus?" Pertanyaan itu hanya dibalas gelengan oleh Zahra.

"Kebiasaan, lain kali nggak boleh melamun nanti kesambet setan," ujar Farhan berusaha mencairkan suasana.

"Kan setan nya Kakak."

"Kamu ini. Gimana kedai seblak itu jadi nggak? Lumayan ada buy one get one tuh," ujar Farhan dengan tawa renyahnya. Meski sebenarnya tidak ada yang lucu disini wkwk.

"Huuuu dasar bukannya Dokter itu orang kaya ya? Iss malu maluin bawa mobil tapi masih ngincer yang gratis," seloroh Zahra membuat Farhan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mampus kena mental!

Farhan bukannya merasa tersinggung ia malah tertawa, sudah bukan hal aneh baginya jika Zahra berkata pedas. Namanya juga cewek ya kan? "Jadi mau dimana makannya? Mau di restoran bintang lima?"

"Maksudnya Kak Farhan apa? Apa aku terlihat sematre itu?"

"Kamu lagi PMS ya?"

"Sok tau huuuu."

"Jadi mau makan apa?" Tanya Farhan mulai frustasi dengan tingkah Zahra.

"Terserah." Farhan menghela nafas lelah kalo bukan karena sayang pasti Farhan sudah menurunkan gadis itu di tepi jalan raya saat ini.

"Nasi Padang." Farhan yang peka langsung melakukan mobilnya ke Rumah Makan Padang terdekat.

"Zahra .... Zahra .... Kamu mau nasi padang tuh tinggal minta nggak usah marah-marah," ucap Farhan menahan tawanya.

"Kak Farhan gak usah ketawa yaa, gak ada yang lucu tau!"

Disisi lain Adnan mendadak gelisah membuat ketiga temannya memandang aneh padanya.

"Adnan letak toilet tinggal jalan ke belakang abis itu belok kiri kalo Lo lupa." Eza yang sudah jengah mencoba memberi tahu.

"Kenapa toilet?"

Eza menghela nafas lelah. "Abisnya kaya kebelet boker."

Gibran yang mendengar langsung ngakak ditempat kejadian. Sedangkan Reyhan kini tengah mengobrak abrik isi tas nya.

"Nih." ujar Reyhan menyodorkan bubuk ajaib yang selain bisa membuat glowing juga bisa melancarkan pencernaan.

"Apaan tuh?" tanya Gibran.

"Bubuk ajaib biar bokernya lancar." ujar Reyhan enteng.

"Anak asw! Gue ga pengen boker!"

"Jadi dari tadi lo kenapa Jamal!"

"Tau tuh mana keringetan begitu, diem diem bae kan kita curiga jadinya."

Adnan yang malas menanggapi kini berjalan menuju kursi dan berusaha memejamkan matanya. Entah kenapa ia selalu teringat Zahra.

Apa ia jatuh cinta? Tapi apa secepat itu? Tidak ini tidak boleh Adnan tak ingin kecewa lagi.

"Lihatlah cantik gara-gara kamu badut ditongkrongan kami jadi sadboy RESAH HATI INI TANPANYA MEMIKIRKAN DIA SLALU TENTANG DIA YANG MEMBERIKAN INDAHNYA CINTA UNTUK KU MILIKI." Jangan tanya ini kelakuan siapa kalo bukan kelakuan si aneh Gibran. Dia kini tengah asik memvideokan Adnan seakan-akan Adnan adalah sadboy garis keras.

Nikah SMK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang