Prolog: Catatan Kecil Eksodus

846 87 23
                                    

Sebentar lagi pesawat itu akan landing di Gardermoed Oslo Lufthavn. Lelaki dengan kemeja polos lengan panjang berwarna hitam itu tampak masih sibuk dengan buku jurnal yang terbuka. Sementara, di antara ibu jari dan telunjuk terselip pulpen berwarna senada dengan kemeja.

Sejak pesawat take off beberapa jam lalu dari Indonesia, matanya sama sekali tak terpejam. Ia hanya membaca buku yang kini sengaja ditimpa jurnal hitam yang sudah penuh tulisan pada lembar yang terbuka. Meski sudah terlihat penuh coretan, ia masih sesekali menyelipkan satu dua kata di ruang kecil lembaran itu.

Matanya sesekali melihat ke luar jendela pesawat, terlihat berpikir, lalu kembali menekuri jurnal. Saking fokusnya, sampai-sampai ia tak sadar jika sejak tadi diperhatikan perempuan berjilbab yang duduk bersebelahan.

"Peristiwa Eksodus?"

Lelaki itu seketika menoleh. Ditatapnya lekat perempuan yang baru saja berbicara. Khimar berwarna milo yang dikenakan, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Ditambah bulu mata lentik dan pipi kemerahan alami, membuat lelaki itu diam-diam memujinya dalam hati.

"Ah ... maaf," ucap lelaki itu tatkala tersadar dari kekaguman, "kamu mengerti apa yang aku tulis?"

Perempuan itu mengangguk dengan senyum tipis. Tak lama, diarahkan telunjuknya ke buku yang berada di bawah jurnal. "Moses and Monotheism, bukan? Karya Sigmund Freud. Isinya gebrakan Sigmund bahwa Musa berkebangsaan Mesir. Menyebabkan kontroversi karena bertentangan dengan isi Pentateukh."

Lelaki itu tertegun. Perempuan di sampingnya paham, benar-benar di luar ekspektasi.

"Buku itu menarik, tapi aku lebih tertarik pada peristiwa Eksodusnya. Bangsa Israel sudah berada di Mesir sejak Yusuf bin Yakub menjabat sebagai perdana menteri dan selama lebih dari empat ratus tahun, mereka hidup dalam perbudakan. Lalu, bisa bebas di bawah pimpinan Musa. Sayang, penelitian tentang peristiwa Eksodus ditinggalkan karena bukti arkeologis yang berhubungan langsung dengan Kitab Keluaran sangat sedikit."

"Bukannya bagian-bagian penting kisah perjalanan Musa dalam peristiwa itu juga dijelaskan dalam Al-Qur'an?" Lelaki itu masih berusaha memancing penjelasan dari perempuan di sampingnya. Ia yakin, perempuan yang tampak easy going itu masih menyimpan kejutan yang lain.

Tampak perempuan itu menaikkan sebelah alisnya. "Lebih tepatnya, terdapat dalam Kitab Keluaran, Kitab Imamat, dan Kitab Bilangan. It means, mulai dari buku kedua sampai keempat dari Kitab Taurat ditambah Al-Qur'an."

Kali ini lelaki itu benar-benar tersenyum lebar, bahkan sampai pesawat mendarat dengan selamat. Tak ada percakapan setelah itu. Keduanya bergelut dengan pikiran masing-masing tentang apa yang sudah menjadi topik perbincangan.

Sampai di garbarata, lagi-lagi keduanya berjalan bersisian. Tak ada kecanggungan sama sekali. Tampak jelas bahwa mereka mempunyai kepribadian yang hampir sama, friendly dan mudah bergaul.

"Kalau boleh tahu, apa tujuanmu datang ke negara ini?"

Mendapat pertanyaan demikian, perempuan itu tersenyum lebar. Dibenarkannya cangklongan ransel kecil di pundak, lantas berujar, "Pendidikan pascasarjana di University of Oslo."

"Wow, kelihatannya kamu masih muda. That's great. Jurusan apa?" tanya lelaki itu.

Perempuan itu tak langsung menjawab sebab harus mengambil koper. Waktu memang berlalu cepat. Tanpa sadar, ujung garbarata sudah mereka lewati sejak tadi.

"Teologi," jawabnya singkat sambil menggeret koper berwarna silver, "oh ... sepertinya aku harus baru-buru. Sudah ditunggu seseorang."

"Namaku Asgard. Setidaknya, aku harus tahu namamu sebelum berpisah."

Perempuan yang sudah berada beberapa langkah di depan, berhenti dan menoleh. "Namaku gabungan dari nama kota kuno di Ad Dhakhiliyah, Oman dan kota di barat daya Rusia. Dah ... sampai ketemu di masa depan. Wassalamu'alaikum."

Asgard hanya bisa mengerutkan kening dalam sambil memandangi punggung perempuan berpakaian syar'i yang mulai menghilang itu. "Wa'alaikumussalam ... semoga bertemu di masa depan."

•••

Note:
*Eksodus: peristiwa pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

*Pentateukh: Disebut juga Kitab Taurat, di mana di dalamnya meliputi 5 kitab, yaitu:
1. Kitab Kejadian
2. Kitab Keluaran (Eksodus)
3. Kitab Imamat
4. Kitab Bilangan
5. Kitab Ulangan.

Selanjutnya, lima kitab itu dilengkapi dengan Kitab Yosua dan dikenal dengan Heksateukh/Injil.

Percayalah, ini prolog. Hanya saja, sebutannya kuganti. Jangan oleng dulu ya, ini baru prolog, loh👉👈
.
Asgard akan jadi tokoh favoritku setelah Maruta. Berharap kamu juga.
.
Akan ada beberapa negara yang aku jadikan latar dalam cerita ini. Yang pasti, it will be more complicated than Lintas Rasa dan Logika Jentera.
.
See you next part and prepare yourself buat berpetualang bareng Asgard dan teman-teman. Jangan lupa, kosongkan semua kefanatikan sebelum benar-benar membaca cerita ini. Aku serius, ini peringatan. Jika ada yang mulai worry sama konten cerita, langsung tinggalkan karena fanatikmu, tidak akan ada nilainya di sini.

Catatan sang Musafir (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang