07

429 73 13
                                    

Terlihat Alwi tengah menyiapkan koper yang berisi beberapa seragam sekolahnya dan juga beberapa buku.

"Mau kabur dari rumah?" Ceplos Yuki sekenanya.

"Hehehe..... enggak kog..... ini lagi nyiapin barang yang mau dibawa ke pesantren. Ohiya aku belum bilang ke kamu ya? Aduh maaf ya aku lupa. Jadi nanti sore aku harus balik ke pesantren karna mau ada ujian jadi santrinya harus kembali ke pondok. Agak lama sih ya sekitar 10 harianlah."

Demi apa Alwi mau pergi? Yeaayyyyy akhirnya gue bisa bebas jugaaaa..... yes yes yes!

Yuki menahan tawa sembari menyeruput kopi susu favoritnya. Akhirnya ia bisa bernafas lega walau hanya 10 hari. Lumayan itukan waktu yang cukup lama.

"Kamu baik - baik ya dirumah. Maaf nggak bisa antar jemput kamu. Oh ya kamu mau disini apa mau ke rumah mama?" Tanya Alwi sembari memasukkan sepatu ke dalam kopernya.

"Di rumah nyokap gue ajalah. Kan barang - barang gue semua disana. Males kalo mesti bawa - bawa kesini."

Lagian disini terlalu banyak aturan. Pake rok mini nggak boleh, pake tanktop nggak boleh, musti sholat tepat waktu, tadarus segala lagi. Lah gue iqrosatu aja belum lulus. Hadehhhh

"Yaudah kalo gitu nanti sore sekalian Aku antar kerumah mama."

Tak ingin menjawab Yuki lebih memilih memainkan ponselnya.
Sesekali ia cekikikan sendiri sembari melihat layar ponselnya.
Sementara Alwi yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.

Selesai berkemas Alwi duduk di samping Yuki.

"Lagi ngetawain apa sih? Seru banget."

Masih enggan menjawab Yuki lebih asyik menscroll ponselnya.

"Emmm kak Yuki udah nggak mau merokok lagikan?" Tanya Alwi serius menatap Yuki.

Sementara Yuki yang mendengar langsung tercekat.

"Kak Yuki janji ya nggak ngrokok lagi?"

"Bukan urusan lo!"

"Tapi kemarin kamu...." ucap alwi terpotong.

"Darimana lo tau tentang almarhum bu Laras?" Penasaran Yuki meletakan ponselnya dan menatap Alwi.

"Bukan hal yang sulit untuk mengetahui semua tentangmu." Lembut Alwi menatap intens Yuki.

"Kenapa sih lo kepoin hidup gue?"

Alwi tersenyum mendengar pertanyaan Yuki. Kini tangannya menggenggam tangan Yuki. Entah kenapa Yuki tak menolak karna biasanya Alwi akan langsung menerima pukulan dari tangan Yuki.

Alwi mengeratkan genggamannya pada tangan Yuki.

"Terhitung saat aku selesai mengucapkan ijab qobul, saat itulah...... dimana semua bagian dalam hidupmu adalah bagian dari hidupku juga. Termasuk masa lalumu."

Yuki tertawa renyah mendengar penuturan alwi.

"Kenapa?" Bingung Alwi.

"Basi banget ucapan lo Al... Al.... hadehhh."

"Kog gitu?"

"Gue udah biasa digombalin banyak cowok.  Ampe eneg gue dengernya."

"Tapi sekarangkan beda..."

Yuki melepas genggaman tangan Alwi dan memutar bola mata jengahnya.

"Apa bedanya? Semua lelaki sama aja. Banyak modusnya!"

"Mereka yang modusin kamu karna mereka hanya menginginkan kamu sesaat. Tapi akukan nggak gitu."

"Masa?" Remeh Yuki kembali memegang ponselnya dan menjatuhkan tubuhnya ke ranjang.

Married a Junior (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang