13

490 78 11
                                    

Dengan raut wajah dingin, Yuki berjalan keluar dari lift dengan membawa ransel sembari memasukkan ponselnya kedalam ransel.

Ia berjalan menuju dapur dimana setiap pagi mertuanya selalu berada disana.

"Ummi...." panggil Yuki sontak membuat ummi menoleh ke arah sumber suara.

"Iya? Loh kog tumben kamu jam segini udah rapi?" Heran ummi sembari sembari melepas celemeknya.

Yuki berusaha menarik bibirnya untuk tersenyum walau akhirnya tampak terpaksa.

"Yuki mau pamit berangkat ke kampus ummi." Pamitnya tak bersemangat sembari meraih tangan ummi.

Sepertinya Yuki sudah mulai terbiasa dengan adab disini. Bahkan kini tanpa disuruh, Yukipun mencium tangan ummi.

Mendengar ucapan Yuki sontak membuat ummi terkejut sembari meninggalkan masakannya dan di lanjutkan oleh mbok Nah.

"Loh kog tumben jam segini udah berangkat? Ini masih pagi banget loh sayang....."

"Yuki ada perlu dulu sama temen  soalnya."

"Tapikan kamu belum sarapan.... tunggu sarapannya matang dulu ya." Pinta ummi namun langsung mendapat gelengan dari Yuki.

"Enggak usah mi, Yuki makan di kantin aja."

"Yaudah kalo gitu. Tapi Alwinya mana? Kamu dianterkan sama Al?"

Yuki tersenyum getir sembari menggelengkan kepalanya.

"Yuki bisa sendiri kog ummi. Yuki berangkat dulu ya..... assalamualaikum....."

Ummi terkejut mendengar penuturan Yuki.

"Waalaikumussalam.... hati - hati ya nak...."

Ummi menatap heran kepergian Yuki. Seperti ada yang aneh. Tak biasanya jika Alwi di rumah akan membiarkan begitu saja Yuki berangkat kuliah sendirian dan sepagi ini? Padahal biasanya jam segini Yuki masih terlelap. Apa mungkin rumah tangga mereka sedang tidak baik - baik saja?

Memikirkan hal itu membuat perasaan ummi jadi tak tenang. Buru - buru ia meninggalkan dapur dan menuju kamar Alwi.

****

Alwi menatap dirinya di depan cermin sembari meletakkan kedua tangannya di atas wastafel sebagai tumpuan.

Ia kembali mengingat sekelebat bayangan semalam ketika Yuki menggodanya hingga membuatnya gila.

Buru -  buru ia menggelengkan kepalanya.

Ini pertamakalinya Yuki meminta haknya sebagai seorang istri, tapi ia malah menolaknya. Bukankah ini merupakan kesempatan emas baginya?

Tapi rasanya ia tak punya nyali untuk melakukan itu, walau dulu pernah hampir melakukannya tapi entahlah.... Mungkin karna ia syok.

Bahkan sudah lebih dari enam bulan usia pernikahan mereka, tapi ia sama sekali belum pernah menyentuhnya. Bukan ia tak memiliki hasrat, tentu saja ia punya karna ia adalah laki - laki normal. Hanya saja, nyalinya menciut setiap melihat tatapan mengerikan dari mata Yuki. Bukan ia takut, Ia hanya tak ingin terburu -  buru hingga meninggalnya kesan buruk dari istrinya padanya.

Tapi semalam itu ia benar - benar tak siap. Tapi bodohnya kenapa ia malah meninggalkan istrinya seorang diri di kamar.

Ckk

Kesal Alwi keluar dari kamar mandi.

*****

Ummi kebingungan mencari keberadaan anak bungsungnya yang tak ada di kamar. Dimana dia sebenarnya.

Married a Junior (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang