24

429 48 9
                                    

Yuki melamun sembari menatap awan hitam dari balik dinding kaca di kamarnya. Entahlah, begitu banyak beban yang ada difikirannya membuatnya jadi sering melamun. Ya, ia akui ia cukup senang mobil kesayangan yang sempat diderek papinya kini telah kembali, namun mengenai kehamilannya? Astaga bahkan berumah tangga saja sebenarnya ia belum pernah memikirkannya namun kini, ia justru telah hamil. Harus menjadi seorang ibu diusianya yang sebentar lagi akan menginjak dua puluh tahun. Dan Alwi, suaminya bahkan belum memiliki SIM dan KTP karna usianya baru enam belas tahun. Astaga, rasanya begitu berat. Mungkinkah Yuki bisa melalui semua ini.

*******

Waktu terasa begitu cepat. Siapa yang menyangka jika kehamilan Yuki kini sudah memasuki usia 20 minggu, itupun karna Yuki juga yang terlambat mengetahui bahwa ia tengah berbadan dua.

Sebenarnya Alwi dan keluarganya meminta Yuki untuk cuti kuliah, namun Yuki mana bisa. Jiwa bebasnya mana bisa dikekang hanya untuk bersantai - santai dirumah saja. Karna menjadi ibu rumah tangga itu bukan merupakan impiannya.

Yah walau tentu ia harus tetap cuti di akhir kehamilannya karna ia harus mempersiapkan kelahirannya calon bayinya terlebih lagi ibu mertuanya meminta Yuki untuk memberikan asi ekslusif minimal enam bulan.

Ya Tuhan bahkan hanya dengan memikirkannya saja membuat kepala Yuki rasanya hampir pecah.

"Woy! Ngelamun aja lo! Napa sih?" Heran Ita mengagetkan Yuki membuatnya sontak memutar bola matanya jengah.

"Iyanih tumben banget si Yuki akhir - akhir ini kerjaannya ngelamun mulu. Napa lo dipaksa tobat sama bokap lo? Bwahahaha..." Tawa Lala diikuti Ita sementara Yuki yang mulai kesal membanting garpunya di meja.

"Ckk.... Berisik lo pada. Gue lagi pusing nih mikirin kehidupan gue!"

"Cielah..... Tumben - tumbenan amat lo Yuki, kesambet apaan dah sampe segitunya mikirin kehidupan? Mikirin makalah lo tu yang belum kelar! Jangan lupa lusa kudu dikumpulin ke pak Angga kalo lo nggak mau di hukum buat yang kedua kalinya. Bwawahaha....."

Yaampun Ita, malah diingetin lagi! Jadi makin pusingkan gue. Hadehhh kapan sih gue lulusnya? Perasaan kaga lulus - lulus!

*****

Bunyi desingan sendok yang beradu dengan gelas mengganggu telinga Aisyah yang baru saja berjalan menuju dapur hendak mengambil piring. Ia sedikit terkejut saat mendapati Alwi tengah mengaduk gelas yang sepertinya berisi susu coklat.

"Mas Alwi bikin susu?" Tanya Aisyah yang kini sudah berdiri di dekat Alwi.

Tak ingin menjawab Alwi hanya tersenyum sembari menganggukan kepalanya.

"Tumben mas Alwi malem - malem mau minum susu, biasanya minumnya kalo pagi aja. Lagian bukannya mas Alwi lebih suka susu vanila ya?" Penasaran Aisyah karna mendapati susu tersebut berwarna coklat.

"Susu ini buat dek Yuki Syah, mas Alwi cuma bikin." Jawabnya sembari meletakkan sendoknya di tempat cuci piring lalu segera mencucinya.

Aisyah hanya ber-oh-ria lalu segera mengambil piring yang sejak tadi menjadi tujuannya datang ke dapur.

Namun saat hendak meninggalkan dapur tiba - tiba Aisyah menghentikan langkah Alwi yang kini tengah memegang segelas susu coklat yang baru saja dibuatnya.

"Tunggu mas..."

Alwi menoleh penasaran menatap Aisyah yang tengah menggaruk tengkuknya yang tertutup hijab birunya.

"Aku boleh tanya sesuatu yang agak pribadi nggak mas?" Tanya Aisyah hati - hati.

"Em.... Memangnya kamu mau nanya apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married a Junior (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang