12

454 78 14
                                    

Yuki memandang kosong sisi ranjangnya. Tempat dimana selalu ada Alwi yang menemaninya tidur dengan segala drama yang ia buat. Tapi kini ia hanya seorang diri. Menatap ke sisi ranjangnya yang masih setia kosong. Entah sampai kapan ia tak tau.

Entah kenapa Yuki mulai merasa kesepian semenjak kepergian Alwi untuk kembali dengan rutinitasnya sebagai santri. Sudah lebih dari dua minggu, tapi ia juga bingung kenapa akhir - akhir ini ia baru merasakan jika Alwi tak ada disisinya.

Jujur saja, ia ingin kembali melihat wajah tenang Alwi berada disisinya yang selalu memandanginya ketika ia tertidur, Selalu perhatian padanya dan sabar akan segala tingkah lakunya.

Diusapnya sisi ranjang yang biasa Alwi tiduri.

Kapan lo pulang? Eh astaga ya ampun!!! Nggak nggak! Apaan sih lo Ki? Ngapain lo mikirin dia? Astaga ya ampun!!! Harusnya lo seneng dia udah nggak ngrecokin hidup lo.... hadehhh

****

Siang ini Yuki tengah sibuk berkutat dengan laptopnya di perpustakaan kampus ditemani oleh ketiga sahabatnya dan juga beberapa seniornya.

Jangan dikira Yuki rajin ngerjain tugas. Salah besar, karna saat ini Yuki dan ketiga sahabatnya tengah mendapat hukuman karna tak mengerjakan tugas lima kali berturut - turut.

"Bang ini gimana sih? Sumpah gue nggak ngerti - ngerti!" Keluh Yuki frustasi mendorong laptopnya.

"Iya ih kak Ray kita bingung nih...... kurvanya naik turun keg perasaan Yuki ke kamu....." timpal Lala seketika mendapat jitakan dari Yuki.

Pletakk

"Sakit bego!" Keluh Lala sembari mengusap kepalanya yang sakit.

"Makanya jangan bawa - bawa gue!" Kesal Yuki kembali fokus pada laptopnya.

Sementara Ray dan teman - temannya yang melihat Lala dan Yuki langsung terkekeh.

"Coba bagian mana yang bingung? Perasaan gue udah jelasin lebih dari lima kali deh...."

"Yang ini loh kak...... gue pusing nih...." manja Susan sembari bergelayut pada lengan Ray sontak membuat yang lain ingin muntah.

"Lo beneran pacaran sama Alwi?" Tanya Sarah tiba - tiba sembari membantu tugas Ita.

Yuki yang tau tujuan pertanyaan tersebut untuk dirinya, langsung mengepalkan kedua tangannya.

"Kenapa lo jadi kepo sama urusan gue? Sirik lo sama gue?" Sinis Yuki menahan amarah.

"Sayang aja..... masak cowok sebaik Alwi bisa pacaran sama cewek kayak lo..."

Sungguh! Jika saat ini ia tidak sedang dihukum, sudah pasti Yuki akan menjambak hijab Sarah.

"Kak Sarah salah.... dia bukan pacarnya Yuki, tapi ojek langganan Yuki." Jelas Ita menoleh ke arah Sarah.

"Oh.... kirain.... bagus deh kalo mereka nggak pacaran. Kasian Alwinya sih kalo sampe pacaran sama dia..." sindir Sarah melirik Yuki.

Bukan Yuki namanya jika bisa menahan amarah. Lihat saja saat ini, mata Yuki sudah merah. Ia benar - benar kesal pada musuh bebuyutannya ini. Serendah itukah dirinya sampai dapat label buruk darinya. Ya memang Yuki akui jika dirinya cukup nakal.

Yuki menutup kasar laptopnya lalu ia masukan ke dalam tasnya. Ia menoleh ke arah Sarah dan menatapnya dengan tajam.

"Gue emang nggak sebaik bahkan sesempurna lo! Tapi.... alangkah lebih baiknya jika lo diem dan nggak usah ikut campur urusan gue! Ah dan satu lagi. Kenapa lo tiba - tiba nanyain soal Alwi? Tertarik ya? Kasian..... tapi gue yakin Alwi nggak bakal tertarik sama lo....." ledek Yuki langsung meninggalkan perpustakaan.

Married a Junior (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang