Happy reading guys ...
***
Pagi ini aku kembali berangkat sekolah dengan Gara seperti biasa, dan sikap Gara masih tengil seperti biasanya. Namun saat sosok cantik Manda muncul di depan laki-laki itu maka wajah Gara akan berubah dingin dan tentu saja menjadi pertanyaan orang-orang hingga sebuah gosip mengenai hubungan antara Gara dan Manda dulu tersebar seantero sekolah. Dan itu membuatku tidak nyaman.
Alasannya, karena aku menyukai Gara.
Ervan dan Melody yang baru aku dan Gara kenal saat masuk Sekolah Menengah Atas tentu saja penasaran dengan gosip yang beredar dan bertanya pada Gara langsung. Tapi tidak sama sekali mendapat jawaban, hingga pertanyaan itu beralih padaku, dan dengan berat hati aku menganggukinya. Bagaimanapun memang begitulah kenyataannya, walau aku sakit dengan kenyataan itu.
"Hai, Vi," sapa Manda yang menghampiri mejaku saat jam istirahat berlangsung. Aku sendiri baru saja hendak ke kantin menyusul Melody dan yang lainnya.
"Oh, hai Man," balasku canggung.
"Lo mau ke kantin? Bareng yuk, gue gak ada temennya nih," kata Manda dengan akrab, layaknya kami adalah teman dekat. Ya memang, tapi itu dulu. Sebelum hubungan Manda dan Gara berakhir.
"Eumm-"
"Ayo ah lo kelamaan mikirnya, gue udah lapar banget nih," seretnya tanpa menunggu persetujuanku. Akhirnya aku hanya pasrah saja, mengikuti langkahnya yang riang menuju kantin.
"Hallo Gara, Raja dan ... kalian berdua. Gue sama Vio boleh gabung?" tanya Manda saat sudah berada di depan meja yang di tempati orang-orang yang namanya gadis itu sebutkan. Raja menoleh ke arahku, dan aku hanya mengedikkan bahu. Sementara Gara, aku tidak tahu perasaannya karena raut wajah pria itu kembali terlihat dingin. Dan Ervan sendiri dengan gembira bergeser dari duduknya seraya mempersilahkan Manda untuk duduk, bersebelahan dengan cowok itu dan Gara. Menempatkan Manda di tengah-tengah. Sementara aku duduk di seberangnya bersama Raja dan Melody.
"BTW kita belum kenalan, gue Ervandi, lo boleh panggil gue sayang," ujarnya seraya melemparkan kedipan genit, membuat Manda tertawa renyah yang semakin membuat Ervan terpesona. Aku melirik pada Gara, dan wajah yang semula datar itu terlihat mengeras saat ini. Mungkinkah Gara marah karena Ervan menggoda Manda? Kenapa dadaku rasanya sesak sekali?
Sejak dulu, meskipun berada selalu di sisi Gara, aku tidak pernah sedikitpun mendapatkan hatinya. Gara hanya menganggapku sahabat, tidak lebih. Sementara aku sudah terlanjur jatuh cinta.
Aku akui, Manda beruntung mendapatkan hati pria di hadapanku ini. Karena Gara adalah laki-laki yang baik. Gara akan melakukan apa pun untuk orang-orang tersayangnya. Jadi, bisa di bayangkan bukan apa yang akan Gara lakukan untuk sosok yang dicintainya? Andai pengkhianatan itu tidak ada, aku jamin Gara dan Manda masih pacaran hingga saat ini.
"Dulu kalian berempat satu sekolah?" Melody bertanya padaku, Gara, Raja dan Manda. Kami bertiga hanya diam, semua Manda yang menjawab dengan antusias, menceritakan bagaimana dekatnya kita dulu, jahilnya Gara, kakunya Raja dan bagaimana berisiknya aku dengan Gara yang tiada hari tanpa berantem, sementara Manda selalu jadi penengah. Ya, semua yang Manda ceritakan adalah kebenaran.
"Sampai sekarang Si Raja masih kaku, Gara sama Vio juga masih berisik, kayak kartun Tom & Jerry," cibir Melody yang Ervan angguki.
Tawa renyah kembali terdengar dari arah Manda. Gadis itu memang ceria dan mudah akrab dengan orang baru, tidak seperti aku yang butuh waktu lama untuk beradaptasi, makanya sejak dulu aku hanya berteman dengan Gara dan Raja, saat masuk SMA bertambah dengan Melody dan Ervan. Meski begitu aku bersyukur karena mereka tulus berteman denganku. Dan aku bersyukur juga dengan kehidupan sekolahku yang jauh dari pembullyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violeta
Teen FictionTidak akan ada yang pernah baik-baik saja ketika pengakuan hanya di anggap kekonyolan. Tiga tahun, waktu yang Vio habiskan untuk mencintai sahabatnya, namun tidak sekalipun Gara melihat keseriusannya. Gara selalu mengatakan bahwa dia tidak ingin me...