Happy Reading !!!
***
Di setiap luka memang selalu ada duka. Di setiap tangis selalu ada tawa, dan di setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Namun semua yang kini duduk di ruangan luas sebuah rumah tak menyangka bahwa mereka akan kehilangan secepat ini. Kehilangan sosok yang mereka cinta, mereka kasihi, dan mereka sayangi. Bukan hanya satu, tapi dua sekaligus. Membuat sedih itu berlipat ganda. Membuat tangis itu mengucur tak tertahankan.
Dua keluarga yang kini di satukan oleh duka yang tak pernah sekali pun mereka bayangkan, tak hentinya merintih kesakitan. Menangis pilu sarat akan kesedihan yang mendalam, hingga sekali dua kali salah satu diantara mereka tumbang, pingsang karena saking tak tahannya mengendalikan kesedihan.
Vio, sosok gadis remaja yang di harap mampu bertahan, memilih menyerah pada penyakitnya dan menghembuskan napas terakhirnya di sore mendung yang seolah mengabarkan duka untuk semua orang. Kabar menyakitkan yang harus keluarganya terima dan membuat Gara melakukan kecerobohan di jalan hingga menimbulkan sebuah kecelakaan yang berhasil meregang nyawa. Kecelakaan maut yang sekali lagi menggemparkan untuk mereka yang mengenal sosoknya.
Tak cukup dengan kabar kematian Vio, Gara seolah tak ingin ketinggalan. Belum sampai ambulan membawanya ke rumah sakit, Gara lebih dulu menghembuskan napas terakhirnya tanpa memberi pesan pada yang ditinggalkannya. Menyakitkan. Keluarga bahkan tak ingin mempercayainya. Mereka tak ingin menganggap semua itu nyata. Tapi sayang, Tuhan tak membiarkan mereka menganggap semua itu mimpi belaka, karena nyatanya apa yang di dengar dan di saksikan adalah kebenaran. Mereka kehilangan. Mereka di tinggalkan.
Tak ada hal yang lebih buruk dari ini, sebab kematian adalah puncak dari keburukan yang enggan mereka terima. Tapi mau apa di kata, Tuhan tak mengizinkan Vio dan Gara tetap di dunia. Tuhan menginginkan keduanya kembali, tanpa peduli banyak orang tersakiti.
Ryan yang hari itu mendapati Vio tumbang sama tak menyangkanya akan kehilangan gadis itu secepat ini. Sementara canda tawa ketika mereka menghabiskan waktu berdua seolah masih hangat diingatannya. Ryan merasa baru kemarin mengobrol seru dengan Vio. Baru kemarin ia mendengar keluhan Vio akan kondisinya, dan baru kemari Ryan berjanji akan ikut menjaga Vio. Tapi belum juga ia melaksanakan janjinya, Vio sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Meninggalkan untuk selamanya tanpa sempat memberi Ryan kesempatan menjaganya, menyemangatinya, dan memberi warna lebih indah dari yang diharapkannya.
Ryan tidak menyangka Vio akan menyerah secepat ini. Ryan tak menyangka adik kelas yang berhasil mencuri perhatiannya itu akan meninggalkannya secepat ini. Ryan tak rela, tapi Tuhan tak memberi dirinya keistimewaan untuk membuat Vio tetap bertahan di dunia ini. Ryan tak bisa melakukan apa pun selain pasrah pada takdir yang Tuhan tetapkan untuk Vio. Ryan hanya pasrah dan berusaha menerima. Mengikhlaskan kepergian Vio walau Ryan sadar itu berat.
Sementara Manda, perempuan itu bahkan tak hentinya menjatuhkan air mata. Sejak kabar kepergian Vio beredar di grup sekolahnya, sejak saat itu Manda menangis. Terlebih mengingat bahwa dirinya belum sama sekali meminta maaf pada Vio secara langsung.
Namun nyatanya kesedihannya tidak berakhir di sana sebab setelahnya kabar kecelakaan Gara semakin membuat Manda terguncang. Air mata itu belum kering, namun malah justru di timpa dengan kabar kepergian Gara yang masih dirinya cinta.
Manda benar-benar tak ingin mempercayai, namun dua sosok yang terbujur kaku di depannya seolah memberinya bukti bahwa Vio dan Gara memang telah pergi. Manda tak bisa menganggap semua itu hanya mimpi karena nyatanya sekarang dirinya ada di hadapan dua sosok tak bernyawa yang siap dikebumikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violeta
Teen FictionTidak akan ada yang pernah baik-baik saja ketika pengakuan hanya di anggap kekonyolan. Tiga tahun, waktu yang Vio habiskan untuk mencintai sahabatnya, namun tidak sekalipun Gara melihat keseriusannya. Gara selalu mengatakan bahwa dia tidak ingin me...