Bab 25

1.7K 115 12
                                    

Happy Reading!!!

***

“Kenapa sih belakangan ini sering banget jam kosong?” keluhku bosan karena datang ke sekolah hanya untuk duduk, bergosip dan menyaksikan kegilaan teman-teman sekelasku.

“Gurunya rapat buat ujian kelas dua belas,” Raja menjawab dengan wajah datarnya, cowok itu sejak tadi memilih bermain game di ponselnya, mengabaikan Melody yang terus merecoki dengan tingkah menyebalkan dan keras kepalanya. Sahabatku itu belum juga menyerah untuk menaklukkan hati seorang Rajata.

“Tau gitu gue gak sekolah tadi, mending tidur lah di rumah,” kata Ervan yang aku angguki setuju. Gara menjitak kepada Ervan dan aku secara bersamaan.

“Sok-sokan lo! Biasanya juga sekolah ngarepnya jam kosong. Giliran di kasih malah ngeluh,” cibir Gara.

“Ya gimana dong, jam kosongnya gak tepat waktu banget. Hari ini gue lagi bosen, lagi pengen belajar,”

“Najis sok-sokan!” Gara memutar bola matanya malas. Ervan yang ingin belajar itu amat mustahil, jadi jangan percaya.

“Gitaran, Gar, biar gak bosen,” titah Melody yang sepertinya sudah mulai lelah karena di abaikan Raja.

“Nah iya, buruan Gar ambil gitarnya, gue mau cek suara merdu gue,” kata Ervan, menyetujui usulan Melody. Gara mendengus, tapi tak urung cowok itu berdiri dan melangkah ke luar dari kelas, bertepatan dengan Manda yang masuk dan sempat ada adegan manis untuk beberapa detik sebelum kemudian keduanya berpisah. Gara yang keluar dan Manda yang masuk dan duduk di kursi Gara seraya menyapa aku juga yang lainnya.

Sambil menunggu Gara kembali untuk mengambil gitar dari ruang musik, aku dan yang lainnya mengobrol, Ervan yang menanyakan tujuan datangnya Manda, dan cewek itu yang menceritakan kebosanannya di kelas hingga memutuskan untuk menghampiri Gara.

Tak lama Gara datang dengan gitar di tangannya. Ervan dengan semangat berdiri dari duduknya menarik tanganku untuk ikut dan berakhirlah kami duduk lesehan di depan.

Melody, Manda, Gara dan beberapa teman lainnya ikut duduk di lantai membentuk setengah lingkaran agar teman-teman yang memilih untuk duduk di kursi bisa menyaksikan.

“Yok, ada yang mau request lagu gak nih, biar calon vokalis nyanyiin,” kata Ervan yang langsung saja mendapat sorakan dari teman-teman yang lain.

“Ingat ya, Gar, lo dilarang ikut nyanyi, fokus sama gitar aja,” peringat Ervan yang membuat kami semua tertawa sementara Gara mengerucutkan bibirnya.

Setelahnya Ervan mulai bernyanyi dengan diiringi dari melodi yang Gara mainkan. Lagu pura-pura lupa dari Mahen menjadi pembuka, dan kami semua ikut bernyanyi, ada yang sambil membuat story di media social, sambil main game dan ada juga yang sambil telepon gebetan. Tidak ada yang tidak bernyanyi di kelas ini, bahkan Raja yang kaku saja ikut membuka suaranya, meninggalkan game kebanggaannya.

Lagu-lagu yang lain menyusul setelahnya, sampai akhirnya aku meminta Gara memainkan melodi lagu dari Pasha yang judulnya cinta sendiri. Setelah mendengarkan sejenak lagu dari ponsel, akhirnya Gara mulai memetikkan jari di senar gitar dalam pangkuannya, dan aku dengan yang lainnya mulai menggerakkan tubuh lembut ke kanan dan ke kiri sambil menunggu nada untuk aku mulai bernyanyi.

Mungkin salahku selalu menganggumu
Dengan kata cintaku dengan kata rindu

Tak berniat ku untuk memaksakanmu
Agar menerimaku, biar ku bisa milikimu

Buku saku ku jadi saksi diamku
Semua tertulis tentang dirimu

Mengapa senyummu selalu di pikiranku
Oh tuhan tolong aku, ku tak bisa menghindarinya

VioletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang