delapan

282 58 2
                                    

Carmina menatap kastel Zayne yang terlihat megah. Norrix tersenyum dan mengenggam tangan Carmina lalu mereka berjalan masuk ke dalam kastel. Carmina teringat kembali dengan kehidupan lamanya. Ia juga pernah tinggal di dalam kastel seperti itu. Namun, Carmina bisa menghitung dengan jari tentang kenangan-kenangan baik dalam hidupnya.

"Dia adalah nona Carmina Sharpe, orang yang berhasil membuat obat untuk Phantom Eye. Aku harap kalian memperlakukan nona Sharpe dengan baik," ucap Norrix kepada semua orang yang bekerja di rumahnya.

Carmina hanya tersenyum ramah kepada mereka semua. Baru pertama kalinya Norrix mengajaknya ke kastel Zayne. Selama ini, Carmina menginap di rumah Norrix yang lain. Carmina juga tidak mengerti mengapa Norrix memiliki dua tempat tinggal di kota yang sama.

"Ini adalah kamarmu. Kau bisa menginap di sini selama yang kau mau. Kau ingat jika nanti sore kita akan berjalan-jalan di ibukota bukan? Aku akan menunjukkan banyak tempat indah padamu," ucap Norrix sambil tersenyum.

Carmina mengangguk. "Aku ingin tidur terlebih dahulu. Aku sangat mengantuk karena begadang untuk membuat obat itu,"

"Baiklah. Aku akan membangunkanmu saat jam makan siang," jawab Norrix.

Norrix kemudian menutup pintu kamar Carmina dan pipinya memerah. Astaga, karisma Carmina benar-benar membuatnya tertunduk. Norrix memegang dadanya karena jantungnya berdebar dengan keras.

"Kenapa kau tidak katakan saja jika kau menyukainya? Kau terlihat seperti orang bodoh saat berekspresi seperti itu," ejek Nora, adik perempuan Norrix.

Norrix mengerutkan keningnya. "Apakah terlihat sejelas itu? Tapi aku tidak bisa mengatakan jika aku menyukainya! Dia adalah perempuan yang sangat dingin. Terkadang dia bisa berbicara banyak, tapi dirinya sangat misterius,"

Mereka berdua kemudian berjalan menuju ruang kerja Norrix. Norrix duduk di kursinya dan Nora duduk di sofa. Nora menatap kakaknya dengan penasaran. "Aku tidak pernah melihat kau seperti ini sebelumnya. Kau tampak sangat frustasi. Apakah dia benar-benar sulit didekati? Aku jadi kasihan padamu,"

"Hei, jangan meremehkanku. Dia masih mau berbicara denganku. Carmina benar-benar seperti patung ketika dia bersama orang lain. Lalu jangan membuat Carmina menjauh dariku! Aku tahu jika Carmina terlalu sempurna untukku," ucap Norrix.

"Kau sadar juga, ya? Carmina bisa saja menikah dengan pangeran mahkota jika dia mau. Aku benar-benar tidak menyangka Baron Sharpe akan membuang putri-putrinya yang sempurna itu. Aku yakin dia menyesal sekarang saat mengetahui Carmina berhasil membuat obat untuk Phantom Eye. Carmina adalah orang yang menyelamatkanku," sahut Nora.

"Dia menyelamatkan banyak orang, sayang sekali dia tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri," desah Norrix sambil mengingat takdir Carmina.

Nora mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu? Oh ya, aku mendengar kabar jika adik laki-laki Carmina, Zero Sharpe, sedang mencoba untuk mencarinya. Apakah kau tidak berniat untuk membantu Zero Sharpe untuk mencari Carmina?"

"Aku akan bertanya pada Carmina terlebih dahulu. Jujur saja, aku tidak yakin Carmina mau menemui adiknya sendiri. Dia benar-benar menutup dirinya. Aku saja harus memohon-mohon padanya agar dia mau ikut membantu dalam pembuatan obat," jawab Norrix.

"Aku jadi ingin dekat dengan Carmina. Dia benar-benar malaikat, penyelamat hidupku. Terlambat sedikit saja mungkin nyawaku sudah berada di akhirat sekarang. Aku benar-benar berhutang budi padanya," ucap Nora.

Norrix mengangguk. "Ya, kita semua berhutang budi padanya. Tapi sayang sekali aku tidak bisa mengubah hidupnya yang sudah kacau seperti itu. Dia juga tampaknya sudah sangat pasrah dengan hidupnya itu,"

Nora langsung menggebrak meja Norrix. "Siapa bilang kau tidak bisa mengubah hidupnya? Kau bisa mengubah hidupnya, Norrix! Carmina bersikap seperti itu untuk melindungi perasaannya. Hidupnya sudah sangat keras, jangan kau menambahkan beban di dalam hidupnya. Kau hanya perlu menemaninya! Dia sangat membutuhkan orang yang selalu berada di sampingnya!"

Norrix tertegun sejenak. Yang Nora katakan memang benar. Carmina sendiri yang mengatakan jika orang-orang terdekatnya akan berakhir menyakitinya. Norrix juga memiliki keraguan di dalam hatinya. Bisa saja kini dia berbicara jika dia tidak akan menyakiti Carmina, tapi tidak ada yang mengetahui masa depan.

Nora menepuk bahu Norrix. "Kau harus memikirkan kata-kataku, Norrix. Ah, kau akan berjalan-jalan dengan Carmina sore ini, bukan? Manfaatkan waktumu dengan baik, jangan malah membuat Carmina membencimu,"

Norrix mengangguk dan mengerjakan tugas-tugasnya sebagai Count Zayne. Norrix bersyukur status bangsawan yang diwariskan ayahnya itu tidak terlalu tinggi. Tugas sebagai count saja sudah sangat berat baginya.

Tanpa disadari, jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Carmina yang berada di kamarnya memilih baju yang santai dan menatap dirinya sendiri di cermin. Carmina lupa kapan terakhir kali dia bercermin. Wajahnya yang selalu sama di tiap kehidupan itu membuatnya hatinya terasa sakit ketika melihatnya.

"Carmina, apakah kau sudah siap?" tanya Norrix di depan pintu kamar Carmina.

Carmina membuka pintu kamarnya dan menatap Norrix. Mata mereka sama-sama terpaku dengan penampilan masing-masing. Carmina kemudian memalingkan pandangannya karena ia tidak mau jatuh lebih dalam lagi.

"Ke mana kita akan pergi hari ini?" tanya Carmina membuyarkan lamunan Norrix.

Norrix berdehem. "Aku akan mengajakmu berjalan-jalan. Kau tidak takut jika kulitmu akan terbakar sinar matahari, bukan? Perempuan bangsawan lain biasanya akan memakiku jika aku mengajak mereka berjalan kaki,"

"Kau pikir aku mencari tanaman obat dengan kain yang menutupi seluruh tubuhku? Aku akan mati jika aku bertahan hidup seperti itu," jawab Carmina sinis.

Norrix langsung terdiam ketika menyadari jika ia salah berbicara. Mereka berdua kemudian berjalan dan masuk ke dalam kereta kuda. Norrix menatap rambut Carmina yang terurai. Sial, Norrix tidak bisa berkutik sama sekali saat Carmina ada di hadapannya.

"Carmina, aku dengar jika adik laki-lakimu, Zero Sharpe, sedang mencarimu. Apakah kau tidak berniat untuk menemuinya?" tanya Norrix hati-hati.

"Menemuinya lalu menjadi samsak ayahku? Oh, tidak. Aku bukan orang yang menyukai rasa sakit. Jangan sampai Zero berhasil menemuiku. Aku lebih menghargai jika saudara perempuanku yang lain mencariku. Tapi itu tidak mungkin, aku bahkan tidak yakin jika mereka masih hidup," jawab Carmina.

Norrix mengerjapkan matanya mendengar kata-kata Carmina. "Kau bisa mengatakan hal itu tanpa rasa sedih sedikitpun. Aku saja menangis semalaman saat tahu Nora terkena wabah penyakit Phantom Eye. Kau sangat kuat,"

"Aku tidak kuat, aku hanya sudah terbiasa. Kematian-kematian seperti itu sudah sangat sering terjadi di hadapanku sendiri. Lagi pula itu artinya mereka sudah bebas dari kehidupan duniawi ini. Mereka lebih bahagia dariku," desah Carmina.

Mereka berdua kemudian sampai di pertokoan. Norrix turun dan menjulurkan tangannya untuk membantu Carmina untuk turun. Carmina kemudian menatap pertokoan itu dengan mata tertarik. Orang lain mungkin tidak menyadarinya, tapi Norrix sangat sadar dengan perbedaan itu.

"Kita bisa pergi ke toko baju, toko makanan, atau toko-toko lain. Aku akan membayar semuanya. Anggap saja ini adalah bonus karena kau sudah membantu menara sihir," ucap Norrix. Tentu saja bukan itu tujuannya yang sebenarnya.

Carmina menatap Norrix. "Benarkah? Sepertinya aku akan membeli makanan saja. Baju-baju bangsawan seperti itu tidak akan berguna jika aku memakainya di desa. Aku akan terlihat sangat mencolok dan itu memalukan,"

Norrix tertawa pelan. "Aku yakin kau pasti terlihat sangat anggun jika memakai baju bangsawan. Apakah kau tidak tahu? Banyak sekali bangsawan laki-laki yang mencoba untuk mendekatimu setelah mereka tahu jika kaulah yang membuat obat itu," Norrix menahan kecemburuan di dalam hatinya.

"Biarkan saja mereka. Aku bersyukur karena ayahku lebih memilih untuk mengusir kami dari pada menjual kami kepada bangsawan-bangsawan berhidung belang," ucap Carmina. Carmina menoleh ketika seseorang memanggilnya dan terkejut.

***

terima kasih sudah vote dan comment 🥺❤️

Saudade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang