Carmina melihat telur-telur yang mulai bergerak itu. Dia tidak pernah mengetahui jika itu adalah sarang yang dibuat oleh naga untuk menetaskan telur-telurnya. Naga memang sangat jarang ditemukan di dunia manusia.
"Sepertinya sebentar lagi telurnya akan menetas," ucap Zaylra yang berada di samping Carmina. Carmina mengangguk dan terus memperhatikannya.
"Aku tidak pernah melihat telur naga yang menetas. Dulu aku menemukanmu saat kau baru saja menetas, tapi aku tidak dapat menemukan di mana telurmu," ujar Carmina.
Zaylra tertawa pelan. "Saat itu aku memang baru menetas, tapi aku berjalan cukup jauh dari sarangku. Siapa sangka yang menemukanku adalah putri kerajaan,"
Carmina tersenyum tipis. "Aku sudah bukan putri kerajaan lagi. Sekarang aku hanya seorang manusia yang sedang menjalani hukumannya. Memang menyebalkan,"
Norrix yang diam di samping mereka kemudian membuka mulutnya. "Omong-omong, siapa ayah dari anak-anakmu, Zaylra? Apakah dengan naga biasa?"
"Ayah mereka adalah naga putih. Mengejutkan memang, tapi tidak ada larangan jika naga hitam dan naga putih tidak boleh memiliki anak karena kami masih satu bangsa," jawab Zaylra sambil terkekeh.
Carmina menganga. "Astaga, bahkan naga yang aku rawat juga mengikuti jalan yang sama sepertiku. Namun, kau beruntung karena tidak ada yang menentang kalian berdua untuk berhubungan,"
"Carmina! Apakah kau tidak tahu paniknya aku saat para bangsawan itu tidak menerima keinginanmu dan hendak membunuhmu?" pekik Leeta yang tiba-tiba datang.
"Tidak usah hiraukan mereka. Aku sendiri terkejut ketika ingatanku kembali. Bagaimana bisa kau terlahir kembali menjadi kakakku? Lalu kenapa Zero juga ikut lahir sebagai manusia?" tanya Carmina bertubi-tubi.
Leeta mendesah pelan. "Aku bukan kakak kandungmu, aku menggunakan sihir agar badanku bisa berubah menjadi bayi dan membuat keluarga Sharpe mengangkatku sebagai anak mereka. Aku tahu jika kau akan lahir di keluarga Sharpe. Zero lahir menjadi manusia karena ia merindukanmu, Carmina,"
"Seharusnya dia diam saja di dunia iblis. Apa yang terjadi di dunia iblis setelah aku meninggal, Leeta?" tanya Carmina penasaran.
"Semuanya kembali seperti semula, persis seperti harapanmu. Aku telah menjalankan semua perintah yang kau tulis di surat itu. Lalu kedua orang tuamu tidak pernah kecewa denganmu, Carmina. Mereka sudah mengetahui hubungan kalian sejak awal dan mereka menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menjagamu dengan baik. Zero baru mengetahui jika kau sudah meninggal saat ia dinobatkan sebagai raja," jelas Leeta.
Carmina tertawa getir. "Kenapa mereka tidak kecewa padaku? Apakah mereka tidak marah? Jika mereka seperti itu maka aku benar-benar merasa bersalah,"
"Mereka sangat menyayangimu, bagaimana bisa mereka marah padamu? Lagi pula yang kau lakukan sudah benar-benar menyelamatkan dunia iblis. Jangan pernah berpikir jika itu adalah kesalahanmu. Para malaikat itu memang sudah lama mencari alasan agar bisa menyerang dunia iblis," sahut Leeta.
Carmina terdiam mendengar kata-kata Leeta. Kejadian itu memang benar-benar membuat dirinya trauma. Carmina bahkan masih mengingat dengan jelas banyaknya iblis yang terluka. Saat itu Carmina benar-benar merasa gagal menjadi pemimpin bangsa iblis.
"Zero yang mengetahui kenyataan itu akhirnya menjadi dendam kepada bangsa malaikat. Ia mengumpulkan dan melatih semua bangsa iblis. Ia kemudian menyerang dunia malaikat dan membuatnya hancur. Akhirnya para malaikat tertinggi memutuskan untuk membuat perjanjian dengan Zero dan meminta maaf dengan apa yang telah mereka lakukan dulu," lanjut Leeta.
Carmina menatap mereka dengan tatapan tidak percaya. "Zero melakukan hal seperti itu karenaku? Lalu mereka hanya meminta maaf tanpa menghentikan hukumanku? Bangsa malaikat memang konyol,"
Zaylra berdehem. "Para malaikat mengatakan mereka tidak bisa menghentikan hukumanmu dan membuat Zero marah. Zero kemudian melanjutkan rencananya untuk menghancurkan dunia malaikat. Jika kau melihat keadaan dunia malaikat mungkin kau akan terkejut. Aku memperkirakan mereka setidaknya membutuhkan waktu sepuluh abad untuk membenahi semuanya,"
"Cih, mereka memang pantas mendapatkan hal itu. Selama ini mereka sangat percaya diri karena berpikir mereka adalah makhluk paling suci. Aku bahkan jijik karena darah pengecut mereka mengalir di dalam tubuhku," celetuk Norrix.
Leeta berdecih. "Kau seharusnya kembali ke duniamu dan melihat bagaimana menyedihkannya para malaikat malang itu. Aku jadi ingin tertawa ketika melihat banyaknya malaikat yang mati saat itu,"
"Sudahlah, itu sudah lama berlalu. Sekarang ayo kita fokus memperhatikan anak-anak Zaylra. Aku penasaran mereka akan berwarna apa saja," potong Carmina.
Mereka semua terkejut ketika mendengar suara kepakan sayap. Carmina menoleh dan melihat sebuah naga berwarna putih. Aura naga itu benar-benar sangat berbeda dengan aura Zaylra. Carmina heran kenapa mereka bisa bersatu.
"Myrgon? Kenapa kau tiba-tiba di sini?" tanya Zaylra. Naga putih itu kemudian berubah dan menjadi seorang laki-laki tampan. Carmina meneguk ludahnya ketika melihat Myrgon dan Norrix menatap naga itu dengan tatapan cemburu.
"Sepertinya anak-anak akan segera menetas. Jadi aku pergi ke sini karena aku ingin melihat mereka. Lalu apakah dia adalah ratu iblis yang pernah merawatmu?" tanya Myrgon.
Zaylra mengangguk. "Dia adalah Carmina. Jika dia tidak merawatku saat itu mungkin aku sudah mati karena orang tuaku meninggalkanku,"
Norrix mengernyit dan segera merangkulkan tangannya di bahu Carmina. Carmina yang tidak menyadari jika Norrix cemburu malah tersenyum manis kepada Myrgon. Leeta menahan tawanya ketika melihat Norrix.
Mereka tersentak ketika mendengar suara retakan telur. Zaylra dan Myrgon langsung pergi dan melihat telur-telur itu dari dekat. Carmina kemudian melihat tiga naga kecil yang memiliki warna putih dan hitam.
Zaylra dan Myrgon langsung memeluk bayi-bayi naga itu. Carmina melihat mereka dengan tatapan canggung. Tentu saja dia dulu pernah bermimpi untuk menikah dan memiliki anak dengan Norrix. Tapi pada akhirnya semua itu adalah mimpi.
"Apakah kami sudah boleh mengambil sarangnya? Atau kami masih harus menunggu beberapa hari lagi?" tanya Norrix membuyarkan pikiran Carmina.
"Kalian sudah boleh mengambilnya. Lagi pula aku tidak ingin sarang kami menyebabkan kerugian bagi masyarakat sekitar," jawab Myrgon.
Carmina kemudian mengambil sarang itu dan merasakan teksturnya. Di sarang itu terdapat bakteri-bakteri dari telur naga yang membuatnya menjadi parasit bagi manusia biasa. Kebetulan sarang Zaylra terletak sangat dekat dengan mata air itu dan memungkinkan bakteri bisa pindah ke mata air itu.
"Jujur saja aku tidak yakin mereka akan langsung mempercayai jika sarang ini adalah sumber penyakit itu. Bagaimana cara kita membuktikannya?" tanya Carmina serius.
Leeta melirik sarang itu. "Kau bisa meletakkan sarang itu di air, maka parasit yang menyebabkan penyakit itu akan tumbuh dengan sangat cepat,"
"Baiklah. Kapan kita akan kembali, Carmina? Apakah kau masih mau menghabiskan waktu di sini? Tidak masalah bagiku," ucap Norrix.
Carmina menggeleng. "Tidak, kita harus segera kembali ke kerajaan. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Zero. Leeta, ikutlah bersama kami. Sepertinya Zero benar-benar berambisi untuk menyatukan kita seperti dulu,"
"Baiklah. Zaylra, kau tidak perlu tinggal di dunia manusia lagi. Kau bisa pergi ke mana pun. Aku sudah membebaskanmu dari tugas itu," perintah Leeta.
"Kalau begitu aku akan kembali ke dunia iblis dan membawa anak-anakku. Jika kau membutuhkanku kau bisa mencariku di dunia iblis," sahut Zaylra.
Zaylra dan Myrgon kemudian berubah menjadi naga dan pergi membawa anak-anak mereka. Carmina menatap sarang itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Norrix segera mengenggam tangan perempuan itu.
"Aku berjanji akan membebaskanmu dari penderitaan itu, Carmina," ucap Norrix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade [END]
FantasyCarmina Sharpe selalu memiliki nasib yang menyedihkan. Ia akan mati dengan mengenaskan, lalu hidup kembali. Situasi itu terus terulang tanpa henti. Carmina tidak mengerti mengapa ia terus mengalami hal itu. Namun, Carmina tetap mencoba untuk menjala...