playlist kali ini adalah Rumpang!
***
Carmina tidak bisa tidur. Dia membalik badannya dan melihat wajah Norrix yang sedang tertidur. Walaupun jarak ranjang mereka lumayan jauh, Carmina masih bisa melihat wajah laki-laki itu dengan jelas.
Hatinya merasa gelisah. Carmina tahu jika menghentikan hukumannya tidak akan semudah itu. Harus ada sesuatu yang dikorbankan, dan Carmina tidak tahu pengorbanan yang akan dilakukan oleh Norrix.
Carmina merasakan sakit di dadanya lagi. Ia tidak rela berpisah dengan Norrix walaupun ia sendiri mengatakan jika mereka tidak bisa bersatu. Setidaknya, biarkanlah Carmina melihat Norrix sepanjang hidupnya.
Carmina memegang dadanya lagi dan merasakan jantungnya yang berdetak. Matahari dan bulan adalah saksi perasaannya yang tidak pernah menghilang. Carmina takut sendiri lagi. Dia tidak ingin merasakan itu lagi.
Tanpa sadar air matanya terjatuh. Pikiran Carmina selalu dipenuhi hal realistis, dan kini ia ketakutan dengan pemikirannya itu. Carmina memang bodoh, sangat bodoh, dan ia sangat menyadari hal itu.
"Ada apa? Kenapa kau masih bangun? Ini sudah malam," ucap Norrix.
Carmina menoleh dan melihat Norrix yang tersenyum kecil. Carmina bangkit dari ranjangnya dan memeluk Norrix. Ia tidak memedulikan Garlid yang terus mengawasi mereka. Norrix terkejut dan membalas pelukan Carmina.
"Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Jangan bilang kau tidak mau mereka menghentikan hukumanmu?" tanya Norrix sambil terkekeh.
"Kau pasti sudah tahu apa yang akan mereka minta sebagai ganti untuk menghentikan hukumanku, bukan?" tanya Carmina dengan suara lemah.
Norrix terdiam sejenak dan mengelus kepala Carmina. "Aku tidak tahu, tapi aku bisa menduganya. Sudahlah, lagi pula itu bukan hal yang penting. Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu,"
Carmina semakin memeluk Norrix dengan erat. "Kenapa kau mengatakan hal seperti itu dengan sangat mudah? Apa saja dugaanmu itu?"
"Mungkin Oriel akan memberikan sisa hukumanmu padaku. Hukuman itu tidak bisa dihentikan, tapi mereka bisa menukar jiwa yang akan menjalani hukuman itu. Itu adalah pilihan yang terbaik," jawab Norrix.
Carmina menatap Norrix dengan tatapan tidak percaya. "Sudah aku bilang biarkan aku menjalani hukuman ini sampai selesai! Kenapa kau tidak pernah mau mendengarkanku, Norrix? Kau tidak mengerti seberapa berharganya kau bagi diriku! Aku melakukan semua ini demi dirimu, Norrix!"
Norrix tersenyum kecil. "Aku juga sangat mencintaimu, karena itulah aku juga melakukan pengorbanan untuk dirimu. Sudah cukup kau menjalani semua penderitaan ini. Biarkan aku yang menggantikan dirimu,"
Norrix kemudian memandang Carmina dengan penuh rasa sayang. Tentu saja ada dugaan lain yang tak bisa Norrix katakan karena Carmina akan menentangnya dengan sangat keras. Biarkanlah Carmina tahu saat semuanya sudah selesai.
"Apakah kau akan baik-baik saja, Norrix?" tanya Carmina ragu.
"Tentu saja. Kau lebih hebat dari pada diriku, Carmina. Kau bisa melewati dua puluh lima kehidupan tanpa mengetahui apa yang menyebabkanmu seperti itu. Kekasihku memang perempuan yang hebat," sahut Norrix.
Carmina hanya terdiam dan memeluk Norrix. Beberapa saat kemudian perempuan itu sudah tertidur. Norrix tersenyum tipis. Bisa saja ini adalah pertemuan terakhirnya dengan Carmina. Norrix akan memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin.
*
Carmina menatap kuil di depannya dengan tatapan aneh. Tempat ini tidak terlihat seperti kuil, malah terlihat seperti tempat pemujaan iblis. Carmina kemudian menatap Norrix dengan tatapan bertanya.
"Ini kuil yang sudah ditinggalkan masyarakat di sini karena mereka telah membangun kuil yang baru. Namun, aku masih merasakan aura Oriel yang kuat di sini. Entah apa yang dilakukannya di kuil kosong ini," jelas Norrix.
Carmina menatap tempat itu sambil bergidik ngeri. Tempat itu benar-benar kotor dan berdebu. Bagian dari bangunan itu juga terlihat retak di beberapa bagian. Tempat ini memang cocok dijadikan sebagai tempat pemujaan iblis.
"Ayo kita masuk," ucap Norrix sambil mengenggam tangan Carmina.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam kuil itu. Carmina kesulitan untuk berjalan karena ada banyak sekali benda yang berserakan di bawah. Carmina berpikir jika itu adalah material bangunan yang sudah terjatuh.
Norrix kemudian membuka sebuah pintu di kuil itu. Carmina tersentak ketika melihat ruangan yang sangat bersih, seolah ada orang yang tinggal di sana. Carmina melirik dengan curiga sementara Norrix hanya terdiam.
"Oriel, aku tahu kau pasti sudah menungguku di tempat ini," ucap Norrix pelan.
Seorang malaikat kemudian muncul di hadapan mereka. "Tentu saja, Norrix. Aku salut denganmu karena kau bisa menemukan kekasihmu walaupun kau sama sekali tidak bisa mengingatnya,"
"Tentu saja. Kau pikir aku siapa?" tanya Norrix sambil tertawa.
Carmina menatap Oriel dengan curiga. Kenapa malaikat sepertinya membiarkan Norrix terlahir kembali menjadi manusia dan mencarinya? Sejak awal ini memang terasa sangat mencurigakan.
"Kenapa kau mengizinkan Norrix untuk lahir kembali menjadi manusia?" tanya Carmina.
Oriel tersenyum kecil. "Dulu aku juga pernah mencintai seorang iblis. Tapi pada akhirnya kami harus berpisah. Aku tidak ingin Norrix merasa menyesal sepertiku. Karena itulah aku memberinya kesempatan untuk mencarimu,"
Norrix kemudian bersimpuh dan itu membuat Carmina terkejut. "Norrix? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau seperti ini?"
Norrix mengabaikan kata-kata Carmina. "Oriel, bisakah kau menghentikan hukuman Carmina? Aku berjanji akan memberikan apa pun yang aku punya. Bahkan aku rela jika aku tidak bisa menjadi malaikat lagi,"
"Norrix! Kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal seperti itu?!" tanya Carmina marah. Hatinya tidak karuan ketika mendengar Norrix berbicara seperti itu.
"Aku bisa menghentikan hukuman Carmina, tapi kau bisa menggantikan jiwanya dan menjalani hukuman itu. Namun, hukuman yang kau jalani akan lebih berat. Umur hidup Carmina hanya sampai dua puluh lima tahun, kau mungkin bisa mencapai usia seratus tahun. Itu berlaku selama sisa delapan kehidupan Carmina," ucap Oriel.
Carmina mendelik ketika Norrix mengangguk. Laki-laki itu telah gila, Carmina yakin dengan hal itu. Carmina hendak memegang tubuh Norrix tapi seperti ada sesuatu yang menghalanginya.
"Aku menerimanya. Apakah ada persyaratan lain?" tanya Norrix tegas.
Oriel mengangguk. "Kau harus melepas status malaikatmu. Setelah kau menjalani sisa kehidupan Carmina, kau akan terlahir kembali menjadi manusia. Kau sudah tidak bisa menjadi malaikat, sama seperti Carmina yang tidak bisa menjadi iblis,"
"Baiklah. Aku menerima semuanya," ucap Norrix dan Carmina berteriak dengan sangat kencang. Tentu saja Carmina merasa sangat syok dengan keputusan Carmina.
Badan Norrix kemudian mulai menghilang dan Carmina bisa melihat cahaya yang terbang dari tubuh Norrix. Carmina langsung berlari memeluk Norrix dan memeluknya dengan erat. Dia belum siap kehilangan Norrix lagi.
"Norrix, kau tidak perlu melakukan ini," Carmina menangis dan Norrix tersenyum.
"Ini adalah pengorbanan yang aku buat, Carmina. Setelah ini kau bebas. Maafkan aku, Carmina. Aku sangat mencintaimu," Norrix mengecup dahi Carmina.
"Jika alam semesta berkehendak, maka kalian akan terus bersama selamanya. Aku yakin kalian bisa bersama di kehidupan selanjutnya," Oriel tersenyum tipis dan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade [END]
FantasyCarmina Sharpe selalu memiliki nasib yang menyedihkan. Ia akan mati dengan mengenaskan, lalu hidup kembali. Situasi itu terus terulang tanpa henti. Carmina tidak mengerti mengapa ia terus mengalami hal itu. Namun, Carmina tetap mencoba untuk menjala...