putar lagu diatas biar kerasa feelnya ^^
***
Carmina dibantu oleh para pelayan yang ada di kastel Zayne. Carmina bahkan sudah lupa kapan terakhir kali ia dilayani seperti itu. Mereka membantu Carmina untuk memakai gaun yang sudah dipilihkan oleh Nora.
Carmina akui jika selera Nora sangat bagus. Nora menuruti kata-katanya agar dia tidak memberikan Carmina gaun yang terlalu mencolok. Carmina menghembuskan napasnya dan menatap dirinya di cermin. Dia tidak pernah berubah.
Tidak pernah ada yang berubah dari Carmina. Sifatnya, wajahnya, perilakunya, semuanya. Namun, dunia terus berubah. Carmina merasa ialah satu-satunya orang yang masih tinggal di masa lalu, dan itu menyedihkan.
Carmina akhirnya selesai bersiap-siap. Ia kemudian keluar dari kamar dan melihat Nora yang sudah menunggunya. Nora terpana melihat wajah Carmina. "Astaga, kau cantik sekali, Carmina! Aku yakin pasti banyak laki-laki yang akan menyukaimu!"
"Mereka pasti akan lebih menyukaimu, Nora. Kau lebih muda dariku dan lebih cantik. Laki-laki lebih menyukai perempuan yang ceria sepertimu. Aku tahu jika aku terlihat sangat suram," jawab Carmina.
Nora memutar matanya. "Walaupun begitu ada laki-laki yang jatuh cinta dengan kakak hingga ia menjadi orang yang sangat bodoh. Cih, aku jadi ingin memukul orang itu. Tapi lupakan saja, ayo kita pergi ke kerajaan sekarang!"
Carmina mengangguk dan mereka berjalan menuju kereta kuda. Carmina tersentak ketika Norrix berdiri di depan kereta kuda itu. Carmina menundukkan kepalanya ketika Norrix menatapnya. Norrix menyuruh Nora pergi dengan kereta kuda yang lain dan gadis itu menuruti kata-kata kakaknya sambil mengomel.
Carmina kemudian masuk ke dalam kereta kuda yang sama dengan Norrix. Norrix berusaha memikirkan kata-kata yang tepat agar dia tidak menyakiti hati Carmina lagi. Norrix melirik Carmina yang sedang menatap pemandangan di luar.
"Carmina, aku benar-benar minta maaf. Aku bertindak sangat konyol tanpa memikirkan perasaanmu. Padahal aku lebih tua darimu, setidaknya di hidup kali ini, tapi tetap saja aku harusnya lebih bersikap dewasa," ucap Norrix.
Norrix merasakan ketegangan ketika Carmina tidak menjawabnya. Carmina kemudian membuka mulutnya. "Norrix, kau sama sekali tidak pernah berubah. Kau masih sama saja dengan dulu. Namun, aku hargai keberanianmu untuk meminta maaf. Aku memaafkanmu,"
Norrix langsung menghembuskan napasnya dengan lega. Rasanya jantung Norrix hampir keluar ketika mendengar suara Carmina. Gadis itu tidak mau berbicara dengannya sama sekali dan Norrix bersyukur Carmina mau menjawabnya.
"Carmina, ayo kita mencoba untuk menghentikan kelahiran berulangmu itu. Bagaimana jika kita pergi ke lembah itu bersama-sama?" tawar Norrix.
Carmina berpikir sejenak. Dia sudah berpikir untuk pergi ke lembah itu. Namun, ada sesuatu di dalam hatinya yang takut untuk menerima kenyataan. Carmina takut jika semuanya akan berakhir buruk jika ia pergi ke lembah itu.
"Sejujurnya aku tidak yakin jika makam itu masih berada di sana. Sudah enam abad berlalu. Itu bukanlah waktu yang sebentar. Bisa saja makam itu sudah tertimbun tanah atau habis dimakan usia," sahut Carmina.
"Itu benar, tapi aku rasa kita harus tetap pergi ke sana. Aku yakin di sana ada petunjuk lain selain makam itu. Kita tidak akan tahu jika kita tidak pergi ke sana. Tidak akan terjadi apa-apa, Carmina. Percayalah padaku," ucap Norrix.
Carmina mengenggam kedua tangannya dan menghembuskan napasnya dengan kasar. Bayangan-bayangan yang berusaha ia lupakan kini mulai merasuki pikirannya. Carmina bisa melihat pemandangan enam abad lalu yang masih sangat asri.
Norrix mengeluarkan sebuah belati yang sudah ia bawa sejak tadi. Ia menyerahkan itu pada Carmina. "Aku tahu jika enam abad yang lalu aku pernah membunuhmu. Ini adalah belati yang aku ciptakan. Belati ini mampu membunuhku hanya dengan menggoresnya ke tubuhku. Jika kau meragukanku, kau bisa membunuhku,"
Carmina membulatkan matanya. Tatapan Norrix benar-benar serius. Laki-laki itu sepertinya tidak takut sama sekali jika Carmina langsung membunuhnya di sana. Tanpa sadar Carmina menangis.
"Kenapa kau harus melakukan hal ini? Kenapa kau mau repot-repot membantuku? Kenapa kau adalah satu-satunya orang yang mau mendengar penderitaanku? Kenapa, Norrix?" tanya Carmina dengan tatapan yang menyedihkan.
Norrix menundukkan pandangannya. "Kau boleh memanggilku bodoh, pecundang, orang yang hina, dan sebagainya. Karena aku memang seperti itu. Kenapa aku mau melakukan hal ini? Aku mencintaimu, Carmina. Aku tidak tahu kapan perasaan ini mulai tumbuh, tapi aku tahu jika aku benar-benar tidak pantas untukmu,"
Carmina terisak mendengar hal itu. "Kau begitu tahu cara membuatku menangis dengan mata birumu itu, Norrix. Apakah ini salah satu rencana dari mereka untuk membuatku sakit hati lagi? Kenapa aku harus jatuh cinta dengan orang yang sama?"
"Maaf, Carmina. Aku adalah orang yang benar-benar tidak pantas untukmu. Jangan jatuh cinta denganku lagi. Kau pantas mendapatkan orang yang lebih baik dariku, bukan orang yang pernah membunuhmu ini," Norrix menundukkan kepalanya.
Carmina memalingkan wajahnya. "Jika saja aku bisa mengatur hatiku, Norrix. Aku juga tidak ingin jatuh cinta denganmu untuk yang kedua kalinya. Namun, aku tidak bisa. Hatiku hanya mengingat dirimu, dan aku benci itu,"
Norrix kemudian mendekatkan badannya pada Carmina dan memeluknya. Carmina tersentak dan hatinya terasa semakin sakit. Carmina benci dirinya, Norrix, dan semuanya.
"Jangan menangis Carmina, air matamu terbuang sia-sia hanya untuk orang sepertiku. Hapuslah air matamu, mungkin kau akan bertemu dengan laki-laki yang lebih baik di kerajaan. Yang bisa menjagamu dan tidak membuat hatimu patah," bisik Norrix.
Beberapa saat kemudian Carmina berhenti menangis. Pelukan Norrix benar-benar bisa membuatnya tenang. Segala ketakutan dan trauma yang ia rasakan selama ini langsung menghilang. Carmina kemudian melepaskan pelukan itu dan menundukkan kepalanya.
Mereka akhirnya sampai di kerajaan. Norrix melirik Carmina dan bersyukur riasan di wajah gadis itu tidak terhapus. Norrix mengulurkan tangannya dan Carmina menerimanya. Nora yang melihat mereka berdua hanya mendengus.
"Entah sihir apa yang digunakan olehnya hingga Carmina mau dengannya," ucap Nora.
Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam kerajaan. Seseorang mengumumkan kedatangan mereka dan semua bangsawan langsung melihat mereka. Carmina menegakkan kepalanya dan menatap mereka semua dengan tatapan datar.
Nora mulai berbaur dengan bangsawan lain sedangkan Norrix tetap berada di sisi Carmina. Dia tidak ingin gadis itu merasa sendirian walaupun Norrix tahu Carmina tidak membutuhkannya sama sekali.
Raja dan ratu kemudian masuk ke dalam ruangan. Semuanya memberikan penghormatan mereka. Carmina melirik Norrix dan menyadari laki-laki itu terus menatap sekeliling ruangan dengan tatapan mematikan. Raja kemudian memanggil Carmina dan Carmina memberikan penghormatan padanya.
"Nona Carmina Sharpe, kami semua benar-benar terbantu dengan ramuan obat yang sudah kau buat. Jika saja Count Norrix tidak menemukanmu mungkin kini sudah banyak warga yang meninggal. Nona, aku akan mengabulkan satu permintaanmu karena kau telah membantu kerajaan," ucap raja.
Carmina menatap sang raja. "Yang mulia raja, jika yang mulia akan mengabulkan satu permintaanku, maka aku meminta agar yang mulia menyamaratakan derajat perempuan dan laki-laki. Hanya itu permintaan saya,"
Semua bangsawan yang ada di sana langsung terkejut. Norrix membulatkan matanya ketika mendengar kata-kata Carmina. Nora juga terkejut dengan kata-kata yang dikeluarkan Carmina. Sedangkan Carmina masih mempertahankan ekspresi datarnya.
Seorang laki-laki kemudian mengangkat tangannya. "Maaf menyela, yang mulia raja. Tapi apakah kalian tidak curiga dengan perempuan ini? Dia bisa membuat obat yang bahkan tabib dan penyihir terhebat di kerajaan ini tidak bisa membuatnya. Jangan-jangan dia adalah mata-mata yang dikirim kerajaan lain? Kau harus menghukumnya, yang mulia!"
"Betul yang mulia! Dia sangat mencurigakan. Dia mengatakan jika dia adalah putri dari Baron Sharpe. Namun, ia telah mengusir putri-putrinya. Mana mungkin perempuan bisa bertahan hidup sendiri tanpa laki-laki?" sahut yang lain dan Carmina hanya tersenyum lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade [END]
FantasyCarmina Sharpe selalu memiliki nasib yang menyedihkan. Ia akan mati dengan mengenaskan, lalu hidup kembali. Situasi itu terus terulang tanpa henti. Carmina tidak mengerti mengapa ia terus mengalami hal itu. Namun, Carmina tetap mencoba untuk menjala...