tiga belas

230 52 6
                                    

Norrix terdiam mendengar kata-kata Carmina dan menatap buku itu. Buku itu berisi kisah cinta antara malaikat dan iblis. Mereka berdua bertemu di lembah yang berada di dunia manusia dan jatuh cinta. Sepertinya Carmina memang dihukum karena memergoki mereka berdua.

"Tapi kenapa mereka bisa sekejam itu? Kau hanya memergoki mereka berdua, bukan? Seharusnya mereka tidak memberikanmu hukuman yang sekejam ini," ucap Norrix.

Carmina menggelengkan kepalanya dan mendesah. "Entahlah. Mereka sepertinya sangat ketakutan saat aku memergoki mereka berdua. Pada akhirnya mereka berdua juga berpisah. Lalu kenapa aku masih menjalani hukuman ini? Apakah mereka dendam denganku?"

"Tidak, sepertinya mereka mengira kaulah yang membocorkan hubungan mereka berdua sehingga mereka berpisah. Kita harus bisa meyakinkan mereka untuk segera menghapus hukumanmu itu. Apakah enam abad tidak cukup untuk mereka?" tanya Norrix kesal.

Carmina menatap Norrix dengan tatapan aneh. "Enam abad hanya terasa seperti enam tahun bagi mereka. Mereka adalah makhluk abadi, baik malaikat walaupun iblis. Namun, mereka tetap bisa dibunuh,"

"Kau sepertinya mulai percaya dengan mereka, ya? Kau juga sepertinya tahu banyak tentang mereka. Apakah kau tahu bagaimana cara untuk menghentikan kelahiran berulangmu itu?" tanya Norrix.

"Aku tidak tahu, tapi aku harus pergi ke lembah itu. Dulu aku tidak terlalu memperhatikannya karena aku masih buta dengan cintaku. Namun, aku sudah lelah dengan semua penderitaan ini. Aku harus segera pergi ke sana," jawab Carmina tegas.

Norrix mengangguk. "Aku senang karena kita sudah bisa menemukan jalan keluarnya. Kau bisa segera mengakhiri penderitaanmu,"

Carmina melirik Norrix. "Kau yakin sekali jika aku bisa mengakhiri penderitaanku ini. Tidak ada yang tahu jika para malaikat sialan itu akan memaafkanku atau tidak. Mereka bertindak sesuka hati mereka,"

"Kenapa kau berkata seolah malaikatlah yang salah? Kau bahkan pelayan dari iblis itu! Bukankah seharusnya kau menyalahkan majikanmu itu?" pekik Norrix.

"Oh ayolah, dalam sekali lihat saja aku tahu jika iblis itu baik kepada para pelayannya. Kau pikir kenapa aku bisa dihukum seperti ini? Tentu saja karena malaikat itu mempengaruhi majikanku!" balas Carmina.

"Lebih masuk akal jika iblis itu yang menghukummu, Carmina! Malaikat tidak mungkin melakukan hal sekejam itu! Seandainya mereka berdua tertangkap pun aku yakin jika iblis itu akan menuduhmu walaupun kau tidak melakukan apa pun!" sahut Norrix.

Carmina membanting buku itu dan membuat Norrix terkejut. "Aku tidak peduli jika kau mau membela malaikat itu mati-matian, Norrix. Namun, jangan katakan hal itu di depanku,"

"Aku tidak bermaksud untuk membela malaikat itu, Carmina!" ujar Norrix.

"Kau peduli, Norrix. Kau pasti akan selalu membela para malaikat itu. Kau tidak pernah berubah, Norrix. Dulu atau pun sekarang, kau akan selalu memihak mereka. Walaupun enam abad telah berlalu, kata maaf itu masih sulit keluar dari mulutmu," tukas Carmina.

Norrix membulatkan matanya mendengar jawaban Carmina. Jadi gadis itu tahu jika Norrix mendengar apa yang dia katakan. Norrix menatap mata Carmina dan ia bisa melihat kebencian dan air mata. Perempuan itu terluka.. karenanya.

Norrix kemudian berdiri dari tempat duduknya. "Maaf, maafkan aku atas segalanya,"

Norrix tidak bisa menatap mata Carmina lagi. Norrix merasa dia hanya bisa menambah luka di dalam hati Carmina. Hati Norrix menolak dengan keras kenyaataan itu. Namun, ketika Norrix melihat mata Carmina, dia tahu perempuan itu tidak berbohong.

Norrix keluar dari kamar Carmina dan pergi ke kamarnya. Ia segera membaringkan badannya dan memikirkan Carmina. Norrix sendiri tidak mengerti mengapa ia selalu membela malaikat seperti itu. Seharusnya ia hanya perlu mendengar Carmina.

"Aku yakin dia pasti membenciku," Norrix tertawa dengan nada yang menyedihkan.

"Dari semua orang kenapa aku harus menjadi reinkarnasi cinta pertama sekaligus orang yang membunuhnya? Apakah kini aku dihukum karena telah membunuhnya? Kini akulah yang jatuh cinta dengannya dan dia sangat membenciku. Dunia memang adil," ucap Norrix lirih.

Norrix kemudian menatap buku yang ada di tangannya. Buku yang hanya bisa dibaca olehnya dan Carmina. "Carmina.. kau adalah orang yang tepat namun muncul di waktu yang salah. Andai saja aku bisa memperbaiki semuanya.."

Beberapa hari berlalu dan Carmina tidak pernah berbicara lagi kepada Norrix. Norrix juga tampaknya enggan untuk berbicara dengannya. Carmina tidak tahu apakah Norrix merasa bersalah padanya atau dia hanya malas berbicara dengannya.

Carmina ingin segera pulang, tapi Nora memohon padanya agar tidak segera pulang ke rumah. Carmina tidak ingin menyakiti hati Nora karena gadis itu benar-benar baik padanya. Lagi pula Nora tidak ada hubungannya dengan masalahnya dan Norrix.

"Carmina! Kerajaan mengirim surat untukmu! Sepertinya mereka ingin memberikanmu hadiah! Aku yakin kau akan bisa bekerja di kerajaan!" pekik Nora bahagia.

Carmina menggeleng pelan dan mengambil surat itu. "Aku tidak berniat untuk tinggal di ibukota kerajaan. Ayahku akan lebih mudah mengincarku jika ia mengetahui aku masih hidup. Saudara-saudaraku yang lain juga akan terancam,"

Carmina membaca surat itu dan raja memerintahkan padanya untuk pergi ke kerajaan besok. Carmina tidak tahu apa yang diinginkan oleh raja, dan dia juga tidak berharap banyak. Hidupnya memang selalu ditakdirkan untuk bernasib buruk.

"Jangan mengatakan hal itu, Carmina! Aku yakin Zero mampu menjaga kalian semua!"

Carmina menaikkan salah satu alisnya. "Kau mengenal Zero? Tidak heran sih, kalian berdua seumuran. Di mana kalian pernah bertemu?"

"Sejujurnya aku menguntit kau dan Norrix saat berjalan-jalan. Kemudian aku bertemu Zero. Itu adalah pertama kalinya aku bertemu Zero. Jujur saja dia terlihat sangat frustasi karena kau terus menolak tawarannya," jawab Nora.

"Aku tidak tahu jika kau sampai memperhatikannya seperti itu. Jujur saja aku tidak peduli. Akan lebih baik jika kita hidup sendiri-sendiri seperti sekarang. Aku juga tidak yakin Zero akan membunuh ayah kami," sahut Carmina.

Nora kemudian menepuk bahu Carmina. "Baiklah, aku tidak memedulikan masalah kalian. Aku akan menyiapkan baju yang terbaik untukmu agar semua bangsawan bisa mengenalimu! Aku yakin mereka akan terpukau padamu,"

Carmina tertawa kecil. "Tolong berikan aku gaun yang sederhana saja, aku tidak ingin terlalu mencolok. Pasti banyak bangsawan perempuan yang akan mengejekku karena aku hidup sebagai orang biasa selama tiga tahun belakangan ini,"

"Tidak usah pedulikan mereka. Aku keluar dulu, Carmina. Aku akan memberikanmu yang terbaik untuk besok!" pekik Nora dan ia segera pergi dari kamar Carmina.

Carmina menghembuskan napasnya dan menatap matahari pagi yang masuk ke dalam kamarnya. Tiba-tiba Carmina kembali teringat kenangan enam abad yang lalu. Tentang kenangan indahnya bersama Norrix.

"Astaga, aku tidak boleh memikirkan hal itu. Jika aku mencintainya pun aku hanya akan berakhir sakit hati. Atau mungkin lebih parah dari sakit hati, seperti kematian. Namun, tidak ada yang mengalahkan rasa sakit dibunuh oleh orang yang kau cintai," ucapnya.

Carmina tahu jika jantungnya hanya berdegup kencang ketika ia melihat Norrix. Baik kini walaupun dulu, laki-laki itu tidak pernah gagal meluluhkan hatinya. Carmina merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

"Dari semua orang kenapa aku harus jatuh cinta dengannya? Jutaan orang sudah aku lihat selama dua puluh lima kehidupanku, kenapa aku hanya bisa jatuh cinta dengannya? Andai saja, aku bisa melupakan rasa ini," ucap Carmina lirih.

Carmina berusaha membohongi dirinya sendiri dan mengatakan bahwa dia membenci Norrix. Kenyataanya, hatinya tidak pernah berubah. Walaupun ia melupakan wajah Norrix, hatinya selalu mengingatnya.

"Aku hanya ingin bebas dari penderitaan ini, rasa sakit, dan segalanya. Aku bahkan tidak peduli jika jiwaku menghilang setelah ini. Aku benar-benar sudah lelah menahan semuanya sendirian, aku hanya ingin pergi," lanjutnya.

Norrix memegang dadanya yang terasa semakin sakit setelah mendengar kata-kata Carmina. Ia menguping pembicaraan Carmina dan Nora. Namun, ia tidak menyangka jika Carmina akan mengatakan hal itu. Air mata kemudian terjatuh dari mata biru Norrix.

Saudade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang