dua puluh lima

188 54 1
                                    

Carmina merebahkan badannya di ranjang. Ia dan Leeta meminjam rumah Norrix untuk menginap. Norrix tampaknya benar-benar berusaha untuk menghentikan hukuman Carmina, walaupun dia tahu jika itu sia-sia.

Para malaikat pasti memiliki hubungan dengan orang-orang yang mengurus neraka dan surga. Jika mereka sudah memberikan Carmina hukuman, maka tidak akan semudah itu untuk menghentikannya.

"Carmina, apa yang kau pikirkan? Apakah kau tidak lapar?" tanya Leeta yang sedang membawa makanan yang baru saja ia masak.

Carmina menghembuskan napasnya. "Norrix bersikeras untuk menghentikan hukumanku, tapi aku ragu dengan hal itu. Memangnya dia memiliki kekuasaan sebesar itu hingga bisa merubah pikiran orang yang mengurus akhirat?"

"Kelahiran Norrix sebagai manusia saja sudah benar-benar membuatku terkejut, Carmina. Sepertinya dia memang benar-benar mencintaimu walaupun kau sudah menyelesaikan hubungan kalian. Mungkin kalian benar-benar ditakdirkan untuk bersatu," ucap Leeta.

Carmina terdiam sejenak. "Perasaanku padanya tidak pernah menghilang, seberapa keras pun aku mencoba. Aku sudah terlahir selama dua puluh lima kali, dan dia adalah satu-satunya orang yang pernah aku cintai. Aku terus membohongi diriku sendiri, tapi kenyataannya aku masih sangat mencintainya,"

Leeta menepuk-nepuk bahu Carmina. "Putuskanlah itu dengan dirimu sendiri. Apakah kau masih ingin bersamanya? Apakah kau benar-benar mencintainya? Apakah harapanmu yang dulu itu masih ada? Kau harus bisa memutuskannya,"

"Terima kasih, Leeta," ucap Carmina pelan. Carmina kemudian memakan makanan yang telah disajikan oleh Leeta. Carmina sendiri merasa heran kenapa Leeta benar-benar setia padanya walaupun dia sudah melakukan banyak kesalahan di masa lalu.

Carmina menatap tanda lahirnya yang berbentuk sayap itu. Mungkin bukan hanya malaikat yang mengawasinya, tapi juga iblis lain. Carmina menahan air matanya dan kembali memakan makanannya. Carmina berusaha melupakan rasa bersalah yang ada di hatinya. Namun, dia tidak bisa.

Carmina kemudian bersiap-siap untuk pergi ke kerajaan dan terkejut ketika melihat Norrix yang ada di depan pintu rumah. Carmina menatap netra biru laki-laki itu dan terhanyut. Rasa mereka tidak pernah menghilang walaupun beberapa abad sudah berlalu.

"Apakah kau siap? Setelah ini hidupmu akan kembali tenang dan keinginanmu juga akan terwujud. Aku akan melindungi jika ada bangsawan yang mencoba untuk melukaimu," ucap Norrix sambil tersenyum.

Carmina mengangguk. "Aku siap. Namun, sepertinya aku akan segera pergi dari sini setelah masalah itu selesai. Aku yakin dalam waktu kurang dari lima tahun aku akan mati,"

"Pikirkan hal itu nanti. Sekarang, ayo kita pergi ke kerajaan," sahut Norrix.

Mereka kemudian masuk ke dalam kereta kuda dan pergi ke kerajaan. Saat tiba di sana, Carmina turun sambil membawa sarang yang berwarna hitam itu. Tentu saja banyak orang yang memandangnya dengan tatapan aneh.

Mereka berdua kemudian berjalan ke ruang utama dan sudah banyak bangsawan yang menunggu mereka. Beberapa menit kemudian, raja datang dan mempersilahkan Carmina untuk membuktikan penyakit itu.

Norrix menatap Carmina dengan tatapan berdebar. Carmina yang tampaknya tidak terganggu sama sekali langsung meletakkan sarang itu di air dan tiba-tiba beberapa makhluk aneh berwarna hitam mulai bergerak.

"Ini adalah parasit yang menyebabkan penyakit Phantom Eye. Parasit ini membuat organ di dalam tubuh manusia terluka dan dapat menyebabkan kematian dalam jangka waktu yang singkat. Parasit ini berasal dari sarang yang dibuat oleh naga untuk menetaskan telur-telurnya," jelas Carmina datar.

"Naga? Hewan itu hanyalah mitos! Kau pasti membuat itu sendiri, bukan? Jangan mencoba untuk membohongi kami!" pekik salah satu orang.

Carmina memutar matanya. "Naga bukanlah mitos, mereka memang jarang terlihat di dunia manusia karena mereka biasanya tinggal di dunia iblis atau malaikat. Lalu aku tak pernah mencoba untuk membohongi kalian. Kalian bisa pergi ke kerajaaan lain untuk mencari tentang hal itu,"

Raja kemudian menepuk-nepuk tangannya. "Benar, naga bukanlah makhluk mitos karena aku pernah bertemu dengan salah satu dari mereka. Naga bisa berubah wujud menjadi apa pun dan itu memungkinkan mereka untuk berbaur dengan kita. Aku akan mengabulkan keinginanmu, nona Carmina,"

Carmina mengernyit. Ia tidak tahu jika raja pernah bertemu dengan naga karena mereka sangat sulit untuk ditemui oleh manusia. Carmina kemudian memalingkan wajahnya dan melihat perdana menteri kerajaan. Ah, Carmina mengerti siapa naga yang dimaksud oleh raja.

Norrix kemudian mendekati Carmina dan mengenggam tangannya. Carmina tersenyum kecil. Ia tahu jika Norrix benar-benar khawatir dengannya. Carmina melirik perdana menteri yang sedang tersenyum kecil dan melihatnya.

Setelah mendapatkan ingatannya, Carmina bisa merasakan kembali kekuatan iblisnya yang sudah menghilang. Karena itu Carmina bisa mengetahui jika ada makhluk selain manusia yang ada di sekitarnya.

"Carmina, apakah kau ingin tetap di sini? Atau kau ingin pulang?" tanya Norrix.

"Aku ingin pulang saja. Lihat bagaimana sinisnya para bangsawan laki-laki itu. Aku sedang malas untuk meladeni mereka semua," sahut Carmina.

Norrix kemudian mengenggam tangan Carmina dan membawanya kembali ke kereta kuda. Carmina bisa merasakan jantungnya yang berdebar setiap Norrix melihatnya. Laki-laki itu benar-benar tahu bagaimana membuat Carmina luluh.

"Carmina, aku sudah tahu di mana tempat kita bisa bertemu dengan Oriel. Kekuatanku sebagai malaikat telah kembali karena ingatanku juga telah kembali. Aku harap kau mau ikut denganku," ucap Norrix.

Carmina menatap Norrix dengan tatapan tidak percaya. "Tapi bagaimana jika dia tidak bisa menghapus hukumanku? Atau dia meminta bayaran yang mengerikan agar dia mau menghapus hukumanku?"

Norrix mengenggam tangan Carmina dan mengecupnya. "Aku akan mengorbankan semuanya demi dirimu, Carmina. Aku bahkan rela mengorbankan jiwaku jika itu bisa membuatmu bahagia,"

"Kau tidak perlu melakukan itu semua, Norrix! Aku diberi hukuman untuk hidup selama tiga puluh tiga kali, dan ini adalah kehidupanku yang ke dua puluh lima kali. Waktu berjalan dengan sangat cepat," jawab Carmina khawatir.

"Itu masih sangat lama, Carmina. Hidupmu juga penuh dengan kesengsaraan. Kau menanggung semuanya sendiri dan itu benar-benar membuatku merasa menjadi orang yang lemah. Aku membiarkanmu menjalani hukuman itu sedangkan aku hidup dengan enak di dunia malaikat," ucap Norrix sendu.

Carmina memegang rahang Norrix dan mata mereka beradu. "Norrix, ini adalah hukuman yang aku jalani karena kesalahanku sendiri. Aku rela menanggung semua ini sendirian karena aku sangat mencintaimu. Aku tidak ingin membuatmu terluka, kau pantas untuk hidup bahagia,"

"Aku tidak pernah pantas untuk hidup bahagia, Carmina! Aku selalu berpikir jika semuanya adalah kesalahan alam semesta, tapi pada akhirnya itu semua adalah kesalahanku sendiri. Lalu aku adalah pengecut yang tidak mau menerima hukuman dari kesalahan yang telah aku perbuat," pekik Norrix dan ia meneteskan air matanya.

Carmina tersentak. Selama ia bertemu Norrix ia tidak pernah sekali pun melihat laki-laki itu menangis kecuali saat kematiannya. Carmina kemudian segera memeluk Norrix. Hati mereka berdua telah hancur dan mereka ingin memperbaikinya.

"Maaf, Norrix. Aku juga terlalu egois karena tidak pernah memikirkan perasaanmu. Aku takut jika orang lain melukaiku dan pada akhirnya aku malah melukai perasaan orang lain. Aku mengatakan jika kau bisa hidup bahagia tanpaku walaupun aku sendiri ragu dengan kata-kataku. Maafkan aku," ucap Carmina lirih.

Norrix memeluk Carmina dengan erat. "Jangan meminta maaf, kau tidak pernah salah dengan keputusanmu. Ini semua adalah kesalahanku, aku ingin memutar waktu dan berharap kita tidak pernah bertemu. Namun, tidak ada yang bisa melakukan hal itu. Izinkan aku menebus kesalahanku, Carmina. Maafkan aku. Aku mencintaimu,"

Saudade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang