Bab 5

1.5K 200 52
                                    


Saga membawa Kimmy masuk ke dalam apartemen sambil menggendong bayi gendut itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saga membawa Kimmy masuk ke dalam apartemen sambil menggendong bayi gendut itu. Salah satu mata Kimmy terpejam sebab tekanan dari pipinya yang bersandar di pundak Saga.

"Saya bawakan tasnya, Mas," pinta seorang wanita dengan seragam baby sitter, ada list warna merah jambu di lipatan kancing dan bagian lengannya.

"Makasih, Mbak Narti," ujar Saga menyerahkan tas serta jasnya. "Kimmy udah minum susu, Mbak?"

"Sudah, Mas. Tadi Kimmy udah tidur, tapi tiba-tiba kebangun. Mungkin ngerasa kalau Mas Saga udah pulang. Soalnya dari kemarin Kimmy nyariin Mas Saga terus di rumah, kangen," terang Mbak Narti.

"Susu ... udah minum susu," sahut Kimmy yang lantas mengangkat kepala dengan susah payah. Lalu mengucek kedua matanya yang lengket.

"Bagus kalau udah, sekarang bobok ya. Udah malam," pinta Saga seraya mengelus pipi gemuk Kimmy.

"Bobok Saga Bobok." Bibir Kimmy mengerucut ketika mengucapkan kata demi kata. Semakin membuat Saga gemas lalu menjatuhkan ciuman di pipi Kimmy.

"Ya udah bobok ke kamar ya." Saga melemparkan pandangan pada Mbak Narti. "Mbak, malam ini biar Kimmy tidur sama saya."

"Baik, Mas." Mbak Narti mengangguk paham.

Saga mengayunkan langkah menuju ke kamar di lantai dua. Dalam apartemen yang cukup luas itu terdapat dua kamar. Saga mempersiapkan kamar yang lain untuk Kimmy. Meskipun bayi gendut itu lebih sering tinggal di rumah orang tua Saga. Well, Saga tentu tidak bisa mengurus Kimmy seorang diri meskipun ingin. Pun sang ayah tidak akan memberikan izin.

Dengan lembut, Saga menidurkan Kimmy yang menutup setengah matanya. Tangan dengan jemari kecil itu masih memegang boneka kepala kucing sangat erat.

"Saga," panggil Kimmy ketika menyadari Saga akan pergi.

"Sssst." Dengan lembut Saga menepuk pantat Kimmy dan membuat bocah itu kembali terlelap. Sebelum beranjak, sekali lagi Saga memastikan Kimmy sudah benar-benar tidur. Lalu ia menarik selimut hingga menutupi tubuh bocah yang empat bulan lagi akan berumur tiga tahun itu.

Getaran ponsel di dalam saku celana membuat Saga segera merogohnya. Nama sang ayah yang tercetak di layar ponsel membuat Saga mengembuskan napas pelan. Well, sudah cukup lama Saga tidak membuat obrolan intens dengan Gunawan. Mereka hanya akan berbicara jika ada keperluan. Pun itu tidak akan lama. Berbincang dengan Gunawan kini terasa sangat memuakkan.

["Saga, kenapa kamu nggak izin sama Papa kalau minta Kimmy menginap di apartemen kamu?"]

"Mbak Narti udah bilang 'kan?"

["Saga, Kimmy itu anak Papa bukan anak Mbak Narti. Kamu izin sama orang yang salah."]

"Mbak Narti yang merawat Kimmy bukan Papa."

["Terserah kamu. Minggu depan jangan lupa datang ke acara ulang tahun Tante Bianca. Ingat Saga, gimana pun juga dia adalah ibu kamu."]

Panggilan terputus, Gunawan yang melakukan. Tangan Saga mengerat kuat diikuti kebencian yang kian bertumpuk di dalam hati. Setiap melihat sosok sang ayah, hati Saga terasa sangat pedih. Pria yang bertahun-tahun menjadi kebanggaannya itu tidak lebih dari seorang pengkhianat.

We Shouldn't have a kiss! (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang