Lo gak bakal bisa jadi apapun,
Kalau Lo ga percaya sama diri Lo terlebih dahulu.-Ata L.B
"Om."
Yang di panggil hanya menoleh sekilas, namun sedetik kemudian kembali beralih menatap layar laptopnya. Membuat Burn langsung mendengus sebal.
Sejak dua hari yang lalu, lebih tepatnya ketika Zaki datang dan akhirnya Burn melupakan adanya Juna. Namun untungnya Ily masih di anggap oleh Burn kala ia sibuk bersama Zaki.
Dan setelah selesai acara peringatan kemarin di rumah Burn. Entah kenapa menurut Burn, sosok Juna semakin menjadi pendiam.
Memang sih, Juna tipikal orang yang dingin dan pendiam. Namun diam nya itu rasanya cukup berbeda dari biasanya.
"Om tau gak?" Burn terdiam sejenak, kemudian langsung melanjutkan. "Hanya duduk selama 12 jam sehari itu bisa meningkatkan resiko kematian. Biar gak cepet mati, kita jalan yuk."
Sontak saja perkataan Burn membuat Juna kembali menoleh menatap ke arah Burn yang kini menampilkan cengiran khas nya. Berkedip dua kali, lalu kembali menoleh ke arah layar laptop. Mengabaikan Burn yang langsung berdecak.
Namun bukan Burn namanya jika ia langsung menyerah begitu saja. Ia langsung bangkit dari sofa, berjalan mendekat ke meja kerja Juna lalu kemudian langsung menarik lengan Juna dengan kuat. Membuat Juna mau tak mau ikut berdiri.
Tanpa mengatakan sepatah katapun Burn langsung menarik Juna pergi keluar dari ruang kerjanya. Yang memang saat ini mereka tengah berada di kantor Juna.
Beruntung hari Sabtu sekolah Burn itu libur, namun kantor Juna justru tetap masuk.
"Mau ke-"
"Udah diem aja om, gue mau ajak lo makan." Burn langsung memotong perkataan Juna. Yang saat ini mereka sudah mulai masuk ke dalam lift, kebetulan juga ketika pintu lift terbuka ternyata di dalam nya tak ada orang.
Juna hanya pasrah ketika tangannya di tarik oleh Burn untuk masuk ke dalam lift. Burn langsung memencet tombol lift, setelah itu menoleh menatap Juna yang kini menatap ke arahnya dengan pandangan datar.
"Sekalian juga gue mau jelasin tentang Zaki om."
✓✓✓✓✓
"Berantem lagi lo Ama di Zaki?" Andrian langsung bertanya demikian kala melihat Korn yang baru saja datang ke Bescame mereka.
Dengan raut wajah Korn yang tertekuk sebal, sudah jelas Andrian dapat menebaknya. Zaki dan Korn itu bisa di katakan gak akan pernah bisa di tinggal berdua untuk sedetikpun. Karena nyatanya mereka berdua itu selalu saja bertengkar, entah apa yang di ributkan. Masalah sepele saja bisa menjadi besar jika mereka berdua tak di dampingi oleh orang lain.
Seperti dua bulan yang lalu. Snack Zaki tak sengaja di makan oleh Korn, dan Korn asal makan saja tanpa bilang terlebih dahulu. Alhasil yang awalnya hanya adu mulut malah berakhir di rumah sakit, dengan tangan Korn yang sedikit retak dan Zaki yang wajahnya penuh dengan luka.
Memang benar, jika adik laki-laki dengan kakak laki-laki ketika berantem itu tak main-main.
"Tempat jual adek dimana sih?" Tanya Korn, tangannya menyomot sebuah gorengan yang tersedia di depannya. Membuat Rion yang melihatnya mendengus sebentar, untung temen. Inner Rion dalam hati.
"Shope, buka bapak--"
"Buka lapak woy." Rion langsung menyela, membenarkan ucapan Andrian.
"Oh iya, itulah. Terus lazada, cokot pedia."
"Tokopedia.."
"Diem ah, mulut-mulut gue juga."
"Yang kata mulut gue siapa?"
"Lo."
"Kapan?"
"Barusan tadi."
Korn langsung merotasikan kedua bola matanya malas. Menatap tak minat pada dua sahabatnya yang kini masih berlanjut adu mulut. Ngomongin Korn sama Zaki aja yang selalu berantem, Andrian dan Rion pun tak kalah bedanya.
Dan akhirnya Korn memilih bangkit dari duduknya yang dimana hal itu membuat Andrian serta Rion langsung bertanya dengan kompak.
"Mau kemana?"
"Pdkt lagi sama target."
"Awas kena karma." Itu suara Anabel, ia baru saja datang dan berhenti tepat di samping Korn. Yang tentu saja Korn ikut berhenti.
"Enggak akan," ucap Korn percaya diri.
Anabel mengangkat kedua bahunya, "yah, siapa tau. Kalau beneran kena karma, lo harus beliin gue boneka Doraemon yang paling gede."
Korn berdecak pelan, Anabel memang pencinta Doraemon garis keras. "Tenang aja, itu gak bakal terjadi. Dah lah, gue mau pergi dulu. Jagain tuh si Rion, takutnya mentalnya gak kuat lagi sebelum ungkapin perasaan nya sama cewek yang di suka."
"KORN!"
Rion langsung berteriak kala mendengar ucapan Korn yang terakhir. Namun sayangnya ketika akan mengucapkan kalimat terakhir tadi Korn sudah berancang-ancang untuk lari. Sehingga ketika Rion berteriak, Korn sudah menghilang dari pandangannya. Menyisakan Anabel yang mengerutkan kening, Rion yang mengigit bibir serta Andrian yang berusaha mati-matian agar tak tertawa.
"Rii..." Ok, Anabel memanggil Rion. Ia dengan ragu menoleh.
"Ya?"
"Siapa cewek yang lo suka? Kok gue gak tau?"
Rion tersenyum kecil, ingin rasanya ia berteriak. "LO BEL, LO YANG GUE SUKA. KENAPA GAK PERNAH PEKA SIH."
Tapi sayangnya ia tak bisa, lidahnya sudah kelu duluan sebelum mengungkapkan. Katakan ia pengecut, dan tak percaya diri. Namun nyatanya seperti itu.
Sedangkan Andrian antara mau ngakak atau kasian kala melihat raut wajah Rion yang seperti di penuhi beban seperti ketika di tagih untuk bertanggung jawab atas kucing tetangga yang hamil.
"Lo anggap gue apa sih Ri?"
Rion sedikit terkejut kala mendengar penuturan Anabel, bahkan Andrian hampir saja terjungkal ke belakang. Kenapa Anabel berkata demikian, seolah-olah ia punya perasaan kepada Ri--
"Gue sahabat lo kan, kenapa gue gak di kasih tau siapa orang yang lo suka?"
Dan perkataan Anabel sontak membuat Andrian tak mampu menahan tawanya. Antara miris dan ngakak. Tapi sayangnya ngakak lebih mendominasi.
Berbeda dengan Rion yang kini malah menampilkan senyum kecut. "Nanti gue kasih tau bel." Bahkan nada ucapannya saja terkesan lemah.
Sedangkan Anabel langsung mengangguk pelan.
KALAU CUMA MODAL NGODE DOANG SIH, YA SUSAH. BERANI DONG, KEK KORN WALAU CUMA SEBATAS TARUHAN.
WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Somplak
HumorBiasanya, orang pacaran itu sangat anti dari kata selingkuh. banyak yang tak menyukai bila pasangannya selingkuh, yang tentu saja tak suka di khianati. tapi, berbeda dengan pasangan yang satu ini. Anakorn David, atau kerap di panggil Korn. atau juga...