1. Terlambat

5.9K 645 70
                                        


Murid terlambat di omelin.
Guru terlambat, murid cuma bisa diam.

-Ata L.B

Pukul 07.30.

Waktu yang pas untuk di marahi oleh guru BK karena terlambat. Korn berjalan santai sembari bersiul riang, menaruh sebelah tangannya di saku. Mengabaikan waktu yang terus saja berjalan.

Baginya, kalau terlambat tinggal jalani hukuman. Dan jika tak terlambat, itu suatu keberuntungan.

Simpel.

Korn dan Burn itu beda kelas, makanya kalau mencari masalah bisa antar kelas. Ya, mereka adu domba.

Sudah sampai di depan kelasnya, ia langsung saja membuka pintu kelasnya sembari mengucapkan salam.

"Punten."

"Gopud." Bukan Korn yang berkata, melainkan sahabatnya---andrian.

Korn menyengir, tak mengetahui jika terdapat tatapan tajam pak bayu---guru sejarah yang terkenal iler---eh salah, maksudnya killer.

"Korn! Telat lagi?!"

Korn hanya menoleh santai, menatap pak bayu yang tampak marah. Dan dengan santainya ia menjawab, "Iyalah pak saya telat. Kalau gak telat, gak mungkin saya baru dateng dong."

Tampak pak Bayu menghirup nafas dalam sembari memejamkan kedua matanya--sedang berusaha untuk tidak membuat emosinya meledak-ledak kala mendengar jawaban dari murid nakalnya itu, Korn memang selalu seperti ini walau sedang berhadapan dengan orang yang paling galak sekalipun. Soalnya dia sudah terlatih, mama nya juga dari dulu selalu galak. Jadi ia sudah terbiasa.

"Kenapa kamu bisa telat?!"

"Warung di depan rumah saya tutup pak."

Tak hanya kening pak Bayu yang mengernyit heran, tetapi semua anak kelas pun sama kala mendengar jawaban dari Korn.

"Ya terus hubungannya apa sama kamu telat Korn." Terdengar dari nadanya, sepertinya Pak Bayu sudah tidak bisa bersabar lagi.

"Yah, kan warung itu jualan bensin pak. Dan bensin motor saya habis, kalau habis berarti harus beli dong? Jadi, yaudah. Saya tungguin aja warungnya buka deh."

"Kan bisa kamu ketok itu pintu warungnya biar di bukain."

"Gak deh pak, saya introvert anaknya."

"Mata lu introvert anjir, si jagung bisa-bisaan aja ngelesnya tai." Andrian hanya bisa berkata dalam hati kala mendengar alasan konyol sahabatnya itu.

"Kamu ini, kalau gitu keluar dari kelas saya! Dan tutup pintu dari luar!" Sepertinya kesabaran pak Bayu sudah habis.

"Oke pak."

Hampir sebagian siswa yang mendengarnya langsung melongo, sedangkan Andrian serta Rion sang sahabat. Hanya bisa menggeleng, sudah terbiasa dengan sikap somplak sahabatnya itu.

Korn sudah keluar dan menutup pintu dari luar, meninggalkan pak Bayu yang hanya bisa menggeleng pelan. Lalu beralih menatap para muridnya yang kini hanya melongo sejak tadi.

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang