9. Dapat Pesan Dari Target

1.9K 221 27
                                    


Percayalah,
Kebanyakan cewek lebih suka cowok yang humoris di bandingkan yang hanya berkata manis.

-Ata L.B


Berada di tengah-tengah suami-istri yang sedang adu argumen, tak membuat Korn serta Burn kesal. Ya, hanya sebal.

Mama Tiara, dan papa Andi yang kini tengah adu argumen---entah karena apa. Korn dan Burn hanya bisa menyimak. Mereka juga tak bisa melerai karena dulu juga sempat mereka ingin melerai, tapi malah mereka berdua yang di marahi. Jadi sekarang lebih baik diam dan menyimak saja.

"Yaudah, aku mau cerai!" Mama Tiara yang berkata demikian.

Kaget? Tentu saja tidak, Korn bersikap santai. Dia malah kembali menonton acara serial kartun kesukaannya---Rapunzel. Sedangkan Burn hanya meringis.

"Cerai ya cerai, gimana harta gono-gini nya?" Tanya papa Andi, menatap mama Tiara yang bersidekap di hadapannya.

"Rumah ada dua, di sini sama di ciampelas. Ya bagi dua lah."

"Kalau mobil? Kan ada tiga tuh."

"Bagi tiga lah, buat saya, kamu sama Korn."

"Oke, kalau anak? Kan cuma ada satu."

"Ya tinggal buat lagi lah."

"Oke, kuy."

Melongo? Tentu saja. Itu mah gak jadi cerai namanya. Burn dan Korn hanya menatap kepergian Tiara dan Andi yang kini berjalan menuju tangga dan naik ke lantai atas. Sepertinya mereka mau olahraga ranjang.

"Jadi, ortu lo mau cerai apa engga?" Burn menoleh, menatap Korn.

Sedangkan Korn hanya mengangkat kedua bahunya acuh, kemudian kembali fokus menonton kartun.

Jadi, kalian tak heran lagi kenapa cara berpacaran Korn dan Burn sangat anti mainstream. Itu semua berasal dari mama Tiara dan papa Andi.

Lagian, anaknya Mama Tiara serta Papa Andi sebenernya ada dua. Korn, dan Zaki.

Dan itu tadi hanyalah alasan untuk bisa pergi nganu, dan ninggalin dirinya dengan Burn.

✓✓✓✓✓

"Gimana sama target lo?" Korn memulai pembicaraan kala serial kartun Rapunzel nya sudah selesai. Menunduk menatap Burn yang tergeletak di lantai dengan kepala di letakan di atas sofa. Matanya menatap langit-langit ruang keluarga.

"Di tolak."

"Hah?"

Burn menghela nafas pelan, "Gue di tolak sama om Juna kemarin."

Setelah mendengarnya, detik berikutnya Korn langsung saja tertawa kencang. Membuat Burn langsung menyorotinya tajam. Bahkan dia langsung beranjak bangun untuk mendelik ke arah Korn.

"Makanya, nyari target tuh jangan yang om-om. Mana udah punya anak lagi, kek gak ada cowok lain aja." Komentar Korn, kepalanya menggeleng tak percaya dengan selera Burn yang ternyata cukup aneh.

"Diem deh, sekarang gantian gue nanya. Gimana kabar target lo?"

Korn langsung terdiam, ingatannya tiba-tiba terputar pada kejadian kemarin. Yang dimana dirinya juga di tolak mentah-mentah oleh Irma---sang target. Hanya dengan alasan dirinya tak pintar MTK, makanya Irma menolaknya.

Melihat Korn yang tak kunjung menjawab, membuat Burn langsung berasumsi sendiri bila Korn pasti di tolak juga sama seperti dirinya.

"Yha, di tolak juga ya? Kasian, makanya nyari target tuh yang dewasa, Jan anak SMP. Jadinya labil kan? Dan juga Kayak gak ada cewek lain aja." Burn membalikan kata Korn yang tadi, membuat Korn mendengus sebal.

"Mending gue, lagian itu tuh umurnya masih muda. Gak kek lo malah udah duda." Korn tak mau kalah.

"Heh! Ini tuh namanya cerdas, milih cowok yang tajir walau duda."

"Dasar matre."

"Matre itu wajib."

"Serah." Korn akui dia kalah debat, ia juga malas adu argumen dengan Burn.

Memilih menghempaskan punggungnya kasar pada sandaran sofa, lalu diam. Begitupun Burn, ia kembali meletakan kepalanya di atas sofa. Selang satu menit, telapak tangan Korn tiba-tiba saja mengusap rambut Burn dengan lembut.

Dan Burn hanya diam, kedua matanya tertutup bak kucing yang sedang di usap kepalanya. Sepertinya sifat Korn yang lembut sedang kambuh.

Walau selama ini Korn maupun Burn selalu ribut dan rusuh. Tapi mereka berdua terkadang saling sayang, walau sampai detik ini kata sayang maupun cinta tak pernah terlontar dari mulut keduanya.

Mereka selama ini berpacaran hanya karena permintaan mendiang almarhum bunda Burn. Makanya Mereka berdua terima-terima saja mewujudkan keinginan Almarhum bunda Burn.

Hening, mereka berdua sama-sama terdiam. Hingga akhirnya suara deringan ponsel keduanya membuat mereka langsung mengalihkan atensi. Menatap satu sama lain, kemudian langsung mengambil ponsel masing-masing yang berada di atas meja.

Setelah membuka layar ponsel kemudian menuju aplikasi WhatsApp, kedua mata mereka sukses melotot sempurna.

Di sana, terdapat chatan dari kedua target mereka.

Isi chatan Burn

OM JUNA GAK PAKE H

Ke sini sekarang, Ily nangis mau kamu

Sedikit ambigu, namun Burn masa Bodo. Ia malah tersenyum lebar. Ternyata dirinya di perlukan juga oleh om Juna, walau hanya karena Ily tapi tak apa.

Korn pun tak kalah senangnya, di ponselnya juga terdapat pesan dari Irma.

'IRMA' BACANYA JAN DARI BELAKANG.

Bisa ke granmedia?

Singkat sih, tapi Korn senang setidaknya dia di butuhkan saat ini oleh Irma.

"Jagung/Bakar!" Korn maupun Burn dengan kompak memanggil, membuat mereka tertawa karena menganggap ini lucu.

"Lo dulu," ucap Korn menyuruh Burn untuk berbicara terlebih dahulu, dan Burn mengangguk.

"Gue di suruh Dateng ke kantornya om Juna." Terlihat raut wajah Burn sangat excited sekali, dan Korn ikut senang melihatnya.

"Gue juga di suruh Dateng ke Gramedia, yang dimana ada Irma di sana."

"Wih, keberuntungan buat kita berdua artinya ya?"

Korn mengangguk, "Yaudah yok, gue anterin lo dulu ke kantor om itu. Baru gue ke Gramedia."

"Oke!"

Mereka berdua langsung beranjak bangun, Korn tak izin pada orang tuanya. Takut menganggu, kalian tau lah sendiri tadi.

Jadi Korn hanya akan mengirimkan pesan saja pada mereka berdua nanti.




SORRY, SEHARUSNYA KEMARIN UP NYA. TAPI MOD LAGI HANCUR MAKANYA GAK BISA UP.

INI AJA GUE PAKSA.

WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang