28. Tenggelam

1.2K 155 24
                                    

Rindu emang gratis,
Ketemuan nya yang bayar.

-Ata L.B


"Pak, saya gak jadi berenang deh."

"Sebenernya bapak gak perduli, tapi kalau saya gak ngajarin kalian termasuk kamu berenang maka gaji saya yang jadi taruhan nya."

Korn langsung merenggut, kenapa sih pak Bayu selalu saja menyangkutkan apapun dengan uang? Hidup memang butuh uang sih emang. Tapi ya, gak gini juga. Yang ikhlas gitu.

Walau, sebenarnya. Ikhlas doang mah gak bisa buat kenyang.

"Oke buat semua murid jahanam, silahkan lakuin pemanasan dulu. Sekalian di oven juga sana," ucap pak Bayu, menginterupsi para muridnya.

Dan tentu saja mereka mematuhi dan melakukannya.

Selang beberapa menit pemanasan pun telah selesai, Korn yang berdiri di samping Burn saat ini semakin merasa sebal kala melihat sang pacar yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Lo ngapain sih? Sibuk amat sama tuh hp."

Burn menoleh, kemudian menjawab, "ah ini, gue habis ngabarin om Juna kalau hari ini gak bisa mampir ke kantornya. Kan kita mau latihan berenang sampai sore."

"Harus ya?" Tanya Korn dengan tampang bodohnya, yang untungnya saja wajahnya tampan. Jadi bisa menjadi kamuflase.

"Ya iyalah, itu salah satu trik gue biar target gue si om Juna semakin deket dan nyaman sama gue. Kalau udah, kan tinggal di ajak pacaran. Selang seminggu, langsung putusin deh."

Ya, memang sudah menjadi kesepakatan. Jika salah satu dari mereka berdua sudah menjadikan target mereka pacar duluan, maka selang seminggu mereka harus bisa memutuskannya. Kemudian menjelaskan tentang tantangan ini.

Apakah kedua target akan terluka jika mengetahuinya?

Tentu saja, tak usah di tanyakan lagi.

Namun mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi sebuah tantangan yang di buat oleh mereka berdua. Dan tak boleh di batalkan begitu saja.

"Lo gak ngabarin Irma emang?" Tanya Burn, menyimpan ponselnya sejenak di atas meja kemudian kembali menoleh menatap Korn.

"Buat apa ngabarin? Tiap kali gue hubungin selalu gak aktif, pas gue tanya. Banyak banget alasan nya, hp nya kecemplung di kawah gunung lah. Di umpetin setan lah, bahkan alasan yang terakhir kemarin dia bilang kalau hp nya lagi sibuk latihan paduan suara. Biar nada deringnya bagus, katanya." Jelas Korn panjang lebar, dan di akhiri dengusan. Sedangkan Burn hanya bisa tertawa, ternyata masih ada yang lebih somplak dari dirinya.

"Oke, semuanya udah selesai pemanasan kan? Silahkan langsung nyebur aja. Gak usah hati-hati, kalau kalian luka juga ada dana dari pak kepala sekolah yang bakalan nanggung biayanya."

Itu suara pak Bayu, yang langsung saja di balas 'iya' oleh semua murid di sana. Setelah itu langsung saja terdengar suara debuman air secara serempak, terlihat jelas jika hampir sebagian murid sudah terjun ke kolam.

"Pak seriusan deh, saya gak ikutan ya. Lagi males, lagian juga saya gak bisa berenang." Korn kembali menawar, berharap jika pak Bayu akan mengizinkannya.

Namun, "oh, kalau gitu mah bapak juga izin gak ngajarin kalian. Percuma juga, gak ada gunanya juga kalian kan. Cuma jadi beban keluarga aja."

Jleb, menusuk, tepat sekali.

Perkataan pak Bayu seperti titisan dari mang Agus--mamang cendol kepiting yang jualan di depan gerbang sekolahnya--sama-sama memiliki perkataan pedas dan menusuk, seperti kepitingnya.

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang