26. !?*

1.1K 159 31
                                    

Di jaman sekarang mah,
Hati yang baik
Akan kalah
Dengan fisik yang menarik.

-Ata L.B

26 hari menjelang Aniversarry.

Sudah lima hari semenjak Burn makan siang bersama Juna. Yang entah mengapa menurut Burn sifat Juna sudah mulai mencair terhadapnya.

Tak pernah mengusirnya lagi ketika dirinya berkunjung ke kantor Juna, ataupun mengikuti Juna untuk menyusul Ily walau tak di ajak.

Bagi Burn, malu itu memang belakangan.

Dan malam ini, Burn mengajak makan malam bersama yang ternyata di terima oleh Juna. Hal yang cukup mengejutkan bagi Burn karena sudah tak terhitung lagi berapa banyak Burn mengajak Juna untuk makan malam bersama alias Dinner--yang sayangnya selalu di tolak mentah-mentah oleh Juna.

Namun malam ini, entah dia kerasukan apa. Tapi yang pasti kalau Juna kerasukan, Burn berharap setan nya tetap menetap dalam tubuh Juna sampai taruhan nya selesai.

"Burn, ada Juna di luar!"

Teriakan ayahnya membuat senyum Burn semakin lebar, kembali menatap cermin untuk memastikan penampilan nya sudah sempurna atau tidak.

Perfect.

Burn melangkahkan kaki keluar kamar, menuruni tangga dan pandangannya tepat menatap ke arah Juna yang terlihat tampan menurutnya.

Dengan setelan jas biru Dongker, selaras dengan gaun yang ia kenakan saat ini.

Mereka tak ada janji akan pakai baju apa, namun entah mengapa sekarang terlihat baju keduanya terlihat couple. Membuat Bisma--ayah Burn mengerutkan keningnya.

"Kok baju kalian samaan? Katanya mau ke pasar malam ngajak Ily?" Tanya Bisma heran, membuat Burn menepuk kening nya pelan.

Ia lupa jika ayahnya sama sekali tak mengetahui jika dirinya akan makan malam dengan Juna bukan menemani Ily ke Pasar malam--yang hanya menjadi alasannya saja.

"Ah, enggak Om. Saya sama Burn ma-"

"Ayah! Ini udah mau tengah malem, aku sama om Juna pergi dulu ya. Bye, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Bisma hanya bisa menatap kepergian Burn, melambai pelan kala dirinya ikut mengantar Burn sampai halaman rumah. Dan ketika melihat mobil Juna yang sudah melaju pelan Bisma hanya bisa tersenyum kecil kemudian menggeleng pelan.

✓✓✓✓✓

"Wah, kalah cepet lo dari si Burn."

Baru saja mendudukkan dirinya di bangku kantin, Korn langsung di buat bingung atas ucapan Rion kepadanya. Apalagi ketika melihat kedua wajah temannya yang lain, Andrian dan Anabel yang justru menatap ke arahnya dengan pandangan murung.

"Kenapa?" Tanya Korn, ia menolehkan kepalanya sejenak untuk mencari keberadaan Burn. Namun dia tak berada di sana.

"Lo gak tahu?" Tanya Anabel pelan, dan Korn hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Burn-"

"Heh Korn, lo udah putus ya dari Burn?" Tiba-tiba saja satu siswa datang ke meja mereka, dengan langsung menanyakan hal tersebut.

"Ha? Enggak, gue gak putus. Kenapa lo bilang gitu?"

Terlihat siswa yang bernamtag Bily itu tersenyum miring, "masa sih? Yakin lo belum putus sama Burn? Kenapa kemarin gue lihat lo lagi Deket sama anak SMP ya? Wah, lo ganti selera Korn?"

Korn mengerjap pelan, dan otaknya langsung mengingat dimana kemarin ia memang mengajak Irma ke taman--seperti biasa. Namun tak di sangka ada teman satu sekolahnya melihat dirinya.

"Kenapa? Bukan urusan lo juga." Korn memilih langsung bangkit dari bangkunya, di susul oleh ketiga temannya tadi.

"Dia udah mulai dewasa ternyata." Andrian hanya tersenyum simpul, melihat reaksi Korn yang terlihat santai walau secara tak langsung tengah di ejek oleh Bily.

"Tapi, gue juga ketemu sama Burn. Jalan sama om-om, sebegitu gak bergunanya Lo ya sampai-sampai pacar lo itu ngejual diri sama om-om?"

Bugh

Tangan Korn yang sudah terkepal langsung saja ia ayunkan, memberi sebuah tonjokan yang tak bisa di katakan pelan--mengenai tepat di tulang pipi Bily.

Yang dimana hal itu mampu mengundang seluruh penghuni kantin, berteriak namun ada juga yang mengambil ponselnya untuk merekam. Bukannya berniat untuk melerai.

Bahkan Rion pun ikutan menyoraki, "pukul, pukul, pukul!"

Sedangkan Anabel langsung menelpon Burn--pawang Korn, berharap Burn akan melerai Korn yang kini terlihat beringas. Tanpa henti memukul wajah Bily yang kini terlihat kesakitan.

Andrian hanya menghela napas, menarik kalimatnya yang tadi.

"Heh, ada apa ini?"

"Pak Bayu!" Semua murid yang ada di sana secara kompak berseru.

"Iya, ini saya. Kenapa? Mau minta foto?"

"Bukan, itu pak ada Korn sama Bily lagi berantem. Tolong lerai dulu pak," celetuk salah satu siswi.

"Ha? Berantem?" Pak Bayu mengalihkan atensinya, menatap datar ke arah Korn yang masih saja menonjok wajah Bily yang kini sudah lumayan banyak terdapat memar.

"Aelah, gaji udah pas-pas an, harus mengajar kalian para murid laknat. Dan sekarang? Harus melerai dua murid jahanam ini? Seriously? Bapak tuh gak bisa di giniin."

"Sekarang bukan waktunya untuk baper pak!"

"Ck, males ah. Pura-pura aja gak tahu, saya permisi."

Beberapa murid di sana hanya bisa melongo, melihat pak Bayu yang justru langsung berlalu pergi begitu saja. Bukannya melerai.

"Korn jangan!"

Hingga akhirnya Burn datang, membuat tangan Korn langsung berhenti. napasnya masih terengah karena habis berlari setelah mendapat kabar jika Korn tengah bertengkar di kantin.

Berjalan mendekat yang untungnya dirinya langsung di beri jalan oleh kerumunan siswa di sana.

Matanya menatap wajah Bily yang terlihat babak belur, bahkan terdengar lirihan, "bu-burn, t-tolongin gue."

Menarik napas dalam kemudian melanjutkan kalimatnya, "Jangan kasih kendor maksudnya! Hajar lagi!"

Sontak saja perkataan Burn membuat Korn mengangguk sekilas kemudian kembali menghajar Bily, mengundang pekikan di sekitarnya. Namun ada juga beberapa dari mereka memilih pergi, termasuk kedua teman Korn, si Anabel dan Andrian.

Sedangkan Rion masih asik menonton, bahkan ia merebut paksa ponsel siswi di sampingnya untuk merekam kejadian tersebut.

"Moga aja bisa Viral, biar bisa terkenal."






GAWAT, PAK BAYU UDAH MULAI TERTULAR VIRUS SOMPLAK DARI BURN DAN KORN!

WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang