Jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Karena, masih banyak kesalahan baru yang belum Lo coba.-Ata L.B
"Woy woy, Ri, Korn." Andrian baru datang sudah rusuh.Sedangkan yang di panggil hanya mendongak dan menatap Andrian yang baru saja duduk di hadapan mereka. Yang dimana saat ini mereka sedang berada di kelas, menunggu guru yang mengisi pelajaran kedua.
"Tau gak? Tadi gue ngeliat orang cakep bener, sumpah."
"Dimana?" Tanya Rion, sedangkan Korn memilih menyimak sembari memainkan ponselnya. Sedang berusaha chat untuk pdkt dengan Irma, walau dia balas nya hanya sempat saja. Sedangkan Korn malah secepatnya.
"Di toilet, mana dia itu udah tinggi, keren, perfect lah pokoknya."
Sontak saja penuturan Andrian membuat Rion serta Korn langsung saling menatap satu sama lain. Sedikit bergidik ngeri ketika apa yang mereka pikirkan memang benar-benar terjadi.
"Ndri, lebih baik lo hadapi pobia sana cewek lo itu deh." Korn memberi saran, membuat kening Andrian mengkerut.
"Hah? Kenapa?"
"Iya, soalnya gue ngeri. Takut lo malah belok dan suka sama cowok," kata Korn. Dan detik berikutnya pukulan dari Andrian mendarat telak di kepala Korn, menggeplaknya cukup kuat sampai membuat si korban meringis sakit.
"Sembarangan aja kalau lo ngomong ya! Gue masih normal, mending gue ga nikah sama sekali daripada kalau suka ma cowok."
Andrian juga tau jika phobia nya kepada wanita ini harus di basmi, namun bukan berarti kalau dia phobia terhadap cewek ia jadi suka sama cowok. Temannya itu memang ga ada yang baik sama sekali, laknat semua.
"Ya terus apaan tadi? lo muji orang yang lo temuin di toilet, sedangkan gak mungkin banget lo ada di toilet cewek, udah pasti cowok." Jelas Rion, membuat Andrian mendengus sebal.
"Makanya dengerin penjelasan gue sampai habis, jangan di potong."
"Yaudah, apaan?"
"Tadi gue ketemu sama orang yang keren, ganteng, tampan, mac-"
"Lo normal kan?"
Rion menyengir kala melihat tatapan tajam dari Andrian. Menghela nafas lalu Andrian kembali melanjutkan perkataannya, "pokoknya dia ferfect, tapi gue takut."
"Takut jadi homo?" Celetuk Korn, dan mendengarnya membuat Andrian ingin sekali menggeplak kepala sahabat nya tersebut.
"Bukan! Gue takut ke geeran dan akhirnya milih buat gak ngaca lagi!"
Hening, kedua nya terdiam. Wajahnya cengo, berusaha mencerna apa yang di katakan oleh Andrian barusan. Namun di menit berikutnya mereka langsung mendengus ketika mengerti akan maksud Andrian.
Jadi dari tadi Andrian berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bukan orang lain atau cowok lain.
"Makanya, kalau gue mau cerita itu dengerin dulu sampai habis. Jangan langsung nyimpulin sesuatu." Saran Andrian, ia sedikit kesal karena hal tadi.
"Ya gimana kita gak nyimpulin kek tadi? Lo ngomong aja udah ambigu." Korn membela diri, dan Rion ikut mengangguk.
"Serah dah." Andrian memilih mengalah saja, di saat bertepatan guru yang mereka tunggu sudah masuk ke kelas.
✓✓✓✓✓
"Burn."
Burn menoleh kala ayahnya---bisma memanggil dirinya. Tersenyum simpul, lalu kemudian membalas pelukan ayahnya kala memeluk erat dirinya.
Tatapan Burn kembali mengarah lurus ke depan, menatap sebuah batu nisan yang bertuliskan :
Ningrum Aladrick
Wafat : 12 Juli 2004
Lahir : 12 Juli 1970Itu, tempat terakhir bundanya. Yang telah tiada sejak Burn di lahirkan.
Hari ini ia memang izin tak masuk sekolah karena ingin berziarah, bertemu dan mendoakan bundanya yang kini telah berbeda alam dengannya.
Ia tersenyum kecut, kala mengingat ketika dirinya berumur lima belas tahun. Ia kecelakaan dan hampir berakhir fatal jika ayahnya tak datang tepat waktu kala itu.
Kata-kata ayahnya ketika menyelamatkan dirinya dari maut adalah, "Ayah gak mau ngebuat perjuangan bunda kamu berakhir sia-sia."
Dan hal itu tentu saja akan selalu di ingat oleh Burn.
"Sebentar lagi kita mau nahun peringatan kematian bunda kamu, ayah harap kali ini kamu bisa undang semua teman kelas kamu ya. Jangan kayak kemaren."
Burn terdiam, pikiran nya melayang ke masa lalu kala ayahnya kembali mengingatkannya tentang suatu kejadian waktu dulu.
Yang dimana ia bukannya mengundang teman kelas SMP nya, justru ia malah membawa hampir lima puluh ekor kucing jalanan. Membuat ayahnya hanya geleng-geleng kepala saja, ia juga tak bisa memarahi Burn karena sepenuhnya Burn tak salah.
Tapi kalimat perintah ayahnya yang salah, ayahnya berkata. "Undang siapa saja untuk ikut ke peringatan tahunan bunda mu ya Burn."
Dan benar saja, Burn membawa kucing. Kan ayahnya suruh siapa saja, jadi Burn memilih membawa kucing yang kebetulan tak sengaja ia temukan ketika pulang dari rumah Korn waktu itu.
"Iya yah, ayah trauma ya?"
"Bukan ayah yang trauma, tapi nenek kamu."
"Eh?"
Burn baru ingat bila di antara anggota keluarganya, neneknya lah satu-satunya yang paling alergi dengan kucing. Dan akhirnya berakhir dengan neneknya yang di rawat di rumah sakit, untungnya saja neneknya itu sangat baik.
Tidak seperti nenek-nenek di sinetron yang kebanyakannya galak dan sinis, ya untung saja.
PADAHAL KUCING ITU LUCU, IMUT, GEMESIN. KEK KAATA, YE GA😗🔪 GA JAWAB IYA GUE 🔪
WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Somplak
HumorBiasanya, orang pacaran itu sangat anti dari kata selingkuh. banyak yang tak menyukai bila pasangannya selingkuh, yang tentu saja tak suka di khianati. tapi, berbeda dengan pasangan yang satu ini. Anakorn David, atau kerap di panggil Korn. atau juga...