Niat untuk kasih tau
Sama pamer itu
Beda tipis.-Ata L.B
Korn, Andrian serta Rion.
Mereka bertiga adalah PBB.
Penghuni bangku belakang.
Kumpulan orang-orang yang gak berniat sekolah, karena memang itu nyatanya. Korn dari dulu selalu saja membolos. Begitupun Rion dan Andrian.
Mereka bertiga itu geng, geng perusuh dan pembuat onar.
Bahkan nama geng mereka adalah, GESPER. Geng siswa pembuat lemper, eh maksudnya onar.
Awalnya geng gesper hanya ada mereka bertiga, dan setelah satu tahun ada, tetap saja mereka bertiga.
Karena, mereka bertiga tak mau membuka jasa penambahan anggota. Ya, sebenarnya kalau teman sekadar tongkrongan memang ada. Namun, untuk gang gesper hanya eksklusive mereka bertiga.
"Heh Yon, ngapain lo pake kacamata?" Andrian langsung bertanya kala melihat Rion yang baru saja datang namun memakai sebuah kacamata minus.
"Mata gue minus."
Mendengar jawaban Rion membuat Korn serta Andrian mendengus. "Mana ada minus bege." Tentu saja Andrian tak percaya begitu saja, mereka sudah hampir dua tahun lamanya berteman. Dan ia tau selama ini kedua mata Rion sehat walafiat.
"Sok-sok an lo pake kacamata, padahal yang minus kelakuannya." Celetuk Korn, membuat Rion yang gantian berdecak.
"Apa sih kalian berdua? Sirik aja." Rion mengambil bangku di sampingnya lalu menariknya mendekat ke meja Andrian dan Korn. "Lagian gue pakai kacamata ini buat narik perhatian si ana."
Korn langsung mengejek, "Elah, gak capek lo? Berjuang buat dia peka selama tiga tahun lebih tapi sampai sekarang dia gak peka-peka."
Apa yang di katakan Korn ada benarnya. Selama tiga tahun lebih ini Rion selalu saja mengode kepada Anabel. Namun sayangnya Anabel bukanlah seorang wanita yang mudah peka.
Karena, jenis kodean nyata pun Anabel tetap saja tak peka. Membuat Rion terkadang gemas sendiri.
Pernah juga Andrian, Korn bahkan burn. Menyuruh Rion untuk berterus terang saja. Namun Rion masih ragu, karena selama ini ia masih belum yakin bila selama ini Anabel benar-benar tak peka. Karena, bisa jadi Anabel hanya pura-pura saja.
Decakan sebal keluar dari mulut Rion, menatap malas ke arah Korn. "Bodo, mending gue daripada lo sama si api. Pacaran tapi kayak musuhan."
"Dih, mana ada mendingan lo. Jelas mendingan gue, gue sama si burn jelas pacaran. Lah lo? Gak ada hubungannya."
"Ah udahlah. Kalian berdua itu gak ada yang bener. Mendingan gue, gak ada pacar dan gak ada gebetan."
Tatapan datar kedua nya langsung saja mengarah ke Andrian. "BODO!"
✓✓✓✓✓
"Ngapa sih Lo burn?" Tanya Anabel, ia heran mengapa sedari tadi burn selalu menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Membuat Anabel yang berada di sebelahnya menjadi sebal sendiri.
"Gue di tolak sama om yang kemaren." Burn mengadu dengan raut wajah yang sedih, yang dimana malah membuat Anabel bergidik ngeri melihatnya.
"Heh, sadar woy. Jelas aja lo di tolak, dia udah om-om terus udah punya anak. Gila ah lo." Anabel sungguh tak habis pikir jalan pikiran Burn. Sangat random dan aneh menurutnya.
"Lagipula, masih banyak cowok lain kali yang bisa lo jadiin target. Gak usah om-om juga."
"Ih, masalahnya itu, cuma om Juna doang yang singgel sekarang. Kalau om lainnya udah punya istri semua, yakali gue mau jadi pelakor."
"Kalau gitu, lo bakal jadi ibu kalau tetep sama om Juna. Om Juna kan udah punya anak."
Sontak saja perkataan Anabel membuat Burn langsung terdiam. Membuat Anabel yang melihatnya berharap jika Burn akan mengubah rencananya.
Namun, sedetik kemudian Anabel di buat terkejut akan teriakan nyaring dari Burn. Membuat dirinya tersedak kuah bakso karena tadi ia hendak menyendok kuah bakso dan menyuapkan ke mulutnya.
"G-huk-gila lo!" Dengan segera Anabel mengambil gelas yang berisikan jus, yang untungnya saja sudah datang dan tak mati karena tersedak.
Sedangkan Burn si pelaku hanya menyengir dan berkata tanpa dosa, "Makanya, makan tuh pelan-pelan."
"INI SEMUA GARA LO BEGO!" Burn sedikit terkejut kala Anabel langsung berteriak di depan mukanya dengan wajah yang masih memerah, mengabaikan tatapan orang di sekitar yang menatap ke arah mereka dengan aneh.
Burn menyengir, lalu menunjukan dua jarinya tanda peace. "Sorry."
Membuat Anabel mendengus, lalu mengambil dua lembar tisu yang berada di atas meja. Mengelap baju seragamnya yang sedikit terkena tumpahan kuah bakso tadi.
"Gue tadi ada ide, makanya langsung teriak." Burn menjelaskan, agar Anabel tak marah lagi padanya.
"Apaan?" Tanya Anabel, namun ia fokus untuk mengelap seragamnya.
"Gue bakal deket sama anaknya, terus buat dia senyaman mungkin. Kalau udah nyaman, pasti om Juna gak bakal nolak semisal anaknya entar nyuruh gue selalu ada di Deket dia." Burn terlihat menyengir, membayangkan jika rencananya berhasil maka akan mudah ia mendapatkan hati Juna lalu di ajak pacaran atau selingkuh dari Korn, lalu dia lah pemenang taruhan ini.
"Heh." Anabel seketika membuyarkan lamunan Burn dengan menoyor keningnya. "Ya kalau tuh anaknya cuma minta sekadar Deket doang sama lo, kalau dia minta lo jadi emaknya? Nyaho lo."
Mendengar penjelasan Anabel membuat Burn langsung tertawa. "Ya gak mungkin lah Na, gak usah ngada-ngada deh."
Anabel mendengus, inilah yang tak ia sukai dari sifat Burn. Selalu saja meremehkan sesuatu hal dan tak menganggapnya serius. "Ga ada yang tau kedepannya Burn."
Burn manggut-manggut, "Iya-iya, gue bakal jaga batasan kok. Tenang aja, oke."
Walau Burn berkata demikian, Anabel tak yakin bila Burn tak akan terkena masalah.
Ia yakin, nanti pasti ada satu masalah yang dimana masalah itu bisa membuat semuanya berubah. Entahlah, Anabel hanya merasakan hal yang tak enak saja. Ia hanya berharap semoga perasaan nya hanya sekadar rasa, bukan nyata.
UP.
NOTE GUE : SETIAP KEHIDUPAN ITU, PASTI ADA KEMATIAN.
THANKS.
WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Somplak
UmorismoBiasanya, orang pacaran itu sangat anti dari kata selingkuh. banyak yang tak menyukai bila pasangannya selingkuh, yang tentu saja tak suka di khianati. tapi, berbeda dengan pasangan yang satu ini. Anakorn David, atau kerap di panggil Korn. atau juga...