11. Lagu

1.7K 180 45
                                    


Gak usah sok pinter
kalau pelajaran gambar aja gak pernah dapet nilai 100.

-Ata L.B

"Jadi, gimana? Target kalian itu masih marah?" Rion bertanya, namun tetap menyendokan sesendok bakso bulat ke mulutnya.

Burn mengangkat kedua bahunya, sedangkan Korn hanya berkedip tanpa menyahut. Membuat Rion mendengus, sempat menyesal juga kenapa ia mau bertanya demikian.

Sedangkan Anabel hanya menatap mereka, lalu memilih melanjutkan membaca buku fisika---lantaran setelah jam istirahat ini akan ada ulangan harian fisika.

Lama hening karena ke empatnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hingga akhirnya Andrian datang, dengan nafas yang tersengal membuat ke empat temannya langsung menatapnya heran.

"Napa lo?" Tanya Korn, melihat banyak keringat yang kini mengalir deras di pelipis Andrian. Sudah di pastikan dia habis di kejar sesuatu, atau sedang terjadi sesuatu padanya.

"G-gue, t-t-tadi."

Burn langsung memberikan sebotol minuman miliknya pada Andrian, melihat gaya bicara Andrian yang tersendat demikian tentunya merasa kasian juga. Sedangkan Andrian langsung mengambil dan meminumnya hingga tandas.

"Oke, udah baikan? Coba duduk dulu." Anabel menepuk bangku di sebelahnya, mengisyaratkan Andrian untuk duduk. "Coba cerita."

Andrian tampak menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. "Tadi, gue barusan kasih tugas gambar gue ke buk Devina. Tapi, di perjalanan gue di hadang sama cewek-cewek."

Sontak saja perkataan Andrian membuat ke empat temannya yang lain langsung berdecak pelan. Sudah tau tentunya.

Ketakutan terbesar Andrian adalah wanita, ia takut berada di sekitar wanita kecuali Burn, Anabel, dan adiknya. Dan juga, wanita yang telah berumur seperti guru, ibunya, ataupun anak kecil yang masih berusia di bawah sepuluh tahun. Andrian tak takut. Tapi, jika wanita yang sudah di masa pubertas, Andrian malah ketakutan jika berada di dekatnya.

Andrian menganggap jika mereka adalah monster.

"Terus? lo lari?" Tebak Korn, dan Andrian mengangguk sebagai jawaban.

Menghela nafas, "Kenapa sih? lo takut sama cewek? lo gak sadar? gue juga cewek, tapi lo keliatan biasa aja tuh," ujar Burn.

"Beda, kalau lo sama Anabel gue gak takut karena gue anggep kalian berdua bukan cewek. Kalau yang lainnya iya cewek, monster, buat gue takut. Kalau gue lama-lama di Deket mereka, bisa-bisa gue pingsan lagi kek dulu." Ucapan Andrian membuat ke empatnya kembali mengingat kejadian satu bulan lalu.

Yang dimana ketika mereka sedang mengadakan acara sekolah, camping di hutan. Sialnya Andrian mendapati nomor kursi pada bis yang di isi dengan semua cewek, dan berakhir Andrian yang pingsan dan membuat satu bis kelabakan. Dan semenjak dari situ, pihak sekolah sudah tau jika Andrian mempunya kelainan.

Yaitu takut pada wanita, lantaran masa lalunya. Dan dari situ pihak sekolah tak pernah membuat Andrian harus berurusan dengan wanita, seperti ketika akan mengikuti olimpiade ataupun sejenisnya. Lantaran walau Andrian itu bobrok, tapi otaknya encer. Bahkan di antara Korn dan Rion, Andrian lah yang paling pintar jika di tanya kapasitas otak.

"Untung lo udah ke sini duluan sebelum pingsan ndri," ucap Rion, menepuk pelan pundak Andrian yang berada di sebelahnya. Cukup di ketahui, posisi Andrian berada di tengah-tengah nya Rion dan Anabel. Sedangkan Burn dan Korn berada di depan mereka.

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang