30. Brengsek

986 121 27
                                    

Memperjuangkan seseorang itu memang sulit.
Walau hanya sekadar taruhan.
Sudah sulit, eh di akhir salah satunya bakal tersakiti.

-Ata L.B

"Jadi lo maunya apa sih?" Geram Irma, sedangkan Korn hanya menyengir tanpa dosa.

"Maunya lo jadi pacar gue." Lepas mengatakan hal ini Korn langsung saja di hadiahi tatapan tajam dari Irma.

"Oke, oke sorry."

Menghela napas berat, Irma memilih mendudukan dirinya di sofa yang berada tak jauh dari kasur milik korn.

Beberapa menit lalu, Zaki--adiknya Korn sekaligus orang yang memergokinya bersama Korn dalam posisi ambigu. Membuat Korn sempat di tarik keluar kamar, yang Irma sendiri tak tahu apa yang di bicarakan mereka berdua.

Karena hanya Korn yang masuk ke dalam kamar, sedangkan Zaki entah kemana. Kata Korn sedang sibuk, dan masalah kejadian tak di inginkan yang tadi sepertinya di lupakan begitu saja oleh Korn.

Justru sedari tadi Korn malah mengerjai Irma, dengan menyuruhnya untuk mengambilkan buku di rak. Namun selalu saja salah, berakhir Irma yang rela bolak-balik hanya untuk mengambilkan buku yang di maksud. Namun sayangnya selalu salah.

"Ir."

"Hm."

"Keluar yuk, gue bosen di rumah."

"Lo lagi sakit."

"Lo perduli sama gue?"

Irma terdiam, beralih menatap Korn yang kini menatapnya juga. Tatapannya entah mengapa membuat Irma sendiri nyaman.

Langsung menggeleng pelan, berusaha mengenyahkan pemikiran yang hinggap selintas di benaknya.

Memilih tak menjawab pertanyaan Korn, Irma memilih untuk berdiri.
"E-eh, mau kemana?"

"Pergi keluar."

"Ikut!"

✓✓✓✓✓

Pernah berpikir jika yang awalnya hanya bercanda maka akan berakhir serius?

Jika iya, maka itulah yang di alami oleh Burn sekarang. Sebelumnya tak pernah ia pikirkan, ataupun bayangkan. Jika semua tentang taruhan, candaan, permainan ini akan berakhir serius.

Ucapan Burn yang sempat mengatakan jika ia ingin menjadi ibu dari Ily, bahkan bodohnya dengan lantang berkata jika ia siap menjadi istri Juna.

Dan sekarang, Juna menganggap nya menjadi serius.

Membawa Burn ke salah satu toko perhiasan setelah acara makan malamnya, yang awalnya Burn mengira jika Juna membawanya ke toko perhiasan ini untuk membelikan seseorang--dan bukan dirinya.

Kedua bola mata Burn membulat kala melihat Juna mengambil salah satu cincin yang di tunjukan oleh salah satu pegawai, hendak memakai kan cincin ke jarinya yang tentu saja langsung ia tarik.

Mengundang kernyitan heran dari Juna, dan Burn langsung gelagapan. Ia tak boleh membocorkan taruhan ini dahulu sebelum Juna menjadi pacarnya.

"Kenapa?"

"A-anu om, saya masih sekolah, belum siap!" Masa Bodo jika suaranya yang cukup kencang mampu menarik perhatian di sekitarnya, ia harus bisa kabur dari situasi ini.

Juna terkekeh pelan, "yang kata kamu udah kuliah siapa?" Menghela napas pelan, "saya kasih kamu cincin hanya untuk ikat kamu aja kok, kamu sendiri kan yang bilang. Kalau siap jadi ibu nya Ily, termasuk istri saya."

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang