21. Panggilan Lagi

1.3K 158 21
                                    


Buah jatuh
Ya di ambil lah.
Mubazir kalau di biarin gitu aja.

-Ata L.B

"Oke, ada yang ingin di tanyakan?"

Hening, tak ada suara.

Semua murid hanya diam, sebagian ada yang pura-pura mengangguk mengerti atas penjelasan pak Bayu--agar tak di semprot. Lalu sebagian hanya bengong menatap lurus ke arah Papan tulis yang terdapat rumus aljabar pemanggil Setan--menurut Korn.

Di sebut begitu karena Korn mempercayai, jika terdapat sebuah rumus maka itu adalah tempatnya Setan.

Tak masuk akal, tapi iyakan saja.

"Korn, kamu mengerti?"

Yang di panggil langsung menatap balik Pak Bayu yang kini memicing ke arahnya, sepertinya Pak Bayu masih menyayanginya karena kejadian beberapa Minggu lalu tentang dirinya yang dengan sopan nya masuk lewat jendela lantaran lewat pintu tak di perbolehkan.

"Enggak dong pak," ucap Korn santai. Membuat Pak Bayu menghela napas sejenak. Kemudian menatap ke semua murid, dan kembali bertanya. "kalian paham?"

Lagi dan lagi hening menyelimuti.

Mengajar di kelas 2 F, memanglah harus di bekali kesabaran dan mental. Apalagi di kelas 2 F di tempati oleh tiga murid yang terkenal akan kesomplakannya di SMA Triple S.

Walau yang paling parah adalah Korn, untungnya saja pasangan Somplaknya Si Burn tak satu kelas dengannya. Kalau sampai satu kelas, entah apa yang akan terjadi dengan riwayat kejiwaan Para guru.

"Saya sudah jelaskan materi ini dari dua Minggu yang lalu, di setiap pertemuan saya sering membahasnya juga. Kenapa masih ada yang tidak paham?"

"Karena gak paham lah pak." Celetuk Rion, kemudian ia menyengir kala Pak Bayu menatap tajam ke arahnya.

"Oke, gini, siapa yang merasa dirinya bodoh coba berdiri."

Tatapan tajam Pak Bayu serta aura suramnya menguar kesekitar kelas, bahkan Andrian serta Rion yang tadinya memasang wajah santai pun ikut menjadi tegang. Sepertinya kali ini Pak Bayu benar-benar sedang serius.

Hingga atensi semua anak kelas bahkan Pak Bayu beralih pada Korn yang menggeser bangkunya dan kemudian berdiri.

Sontak hal itu membuat teman kelasnya sedikit tak percaya, Korn mengakui dirinya bodoh?

Memang iya sih.

Sedangkan Pak Bayu justru tersenyum miring, "kenapa berdiri? Merasa diri kamu bodoh?"

"Emang si-"

"Enggak pak, saya berdiri karena kasian ngeliat bapak yang berdiri sendirian." Korn langsung memotong perkataan Pak Bayu.

Membuat suasana kelas semakin hening, namun sedetik kemudian teriakan ciri khas Pak Bayu terdengar.

"Korn! Panggil Mama kamu suruh ke sekolah menemui Bapak Besok!"

✓✓✓✓✓

Lain dengan yang terjadi di sekolah, lain juga dengan yang terjadi di rumah Papa Andi.

Terlihat jelas suasana di rumah Papa Andi kini tengah lenggang. Hening, damai dan tentram.

Jelas saja karena biang kerok dari keluarga tersebut sedang tak di rumah.

"Pa, kok sepi ya kalau gak ada tuh anak," ucap Mama Tiara, kedua matanya menatap lurus ke arah TV yang sedang menayangkan acara Rumpi. Sedangkan Papa Andi berada di sampingnya, sembari merangkul Mama Tiara dari samping.

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang