6. Tante-tante, Om-om

3.1K 359 11
                                    


Berjuang untuk taruhan,
Taruhan untuk senang-senang.

-Ata L.B

"Hai om."

Yang di sapa sedikit tersentak kaget, namun detik kemudian kembali memasang wajah datarnya. Menatap Burn tanpa minat, kemudian memilih kembali berjalan melewati Burn begitu saja.

Burn? Tentu saja menyusul, targetnya, si om-om. Namanya Om Juna, pengusaha sukses. Makanya saat ini Burn menghampirinya di kantor. Oh ya, Burn mengenal Om Juna karena ketidak sengajaan.

Yaitu, dimana satu hari yang lalu Burn membantu anak nya om Juna yang tersesat di mall.

Entah keberuntungan atau kebetulan, Burn menganggap om Juna---ayah dari anak yang ia tolong kemarin adalah tipe targetnya.

"Om, tunggu dulu ngapa!" Burn sedikit berteriak, mengabaikan tatapan orang di sekitar lobby kantor yang menatapnya heran.

Masa Bodo, yang penting ia bisa mendapatkan Om Juna.

Burn berlari, hingga sampai tepat di hadapan Om Juna dan merentangkan kedua tangannya. Bermaksud untuk mencegah Om Juna pergi.

"Dosa tau, mengabaikan orang lain itu. Apalagi orang yang di abaikan itu cantik kek gue," ucap Burn percaya diri, mengibaskan helaian rambutnya dengan pongah. Sedangkan Juna hanya menatap tanpa minat.

Sebenarnya, Juna tak masalah dengan Burn. Tapi, setelah mengetahui sifat bar-bar dan tujuan Burn untuk mendekatinya, tentu saja ia langsung memilih acuh.

Walau, Burn adalah penyelamat bagi anaknya tentang kejadian kemarin. Namun, tetap saja, ia tak mau berurusan lagi dengan wanita. Terutama Burn---gadis yang masih bersekolah lagi.

Juna memilih kembali berlalu pergi, meninggalkan Burn yang berdecak sebal. Menatap Juna yang kini sudah keluar melewati pintu.

Tapi, pandangannya langsung teralih pada mobil yang berhenti tepat di tangga pintu. Ketika pintu mobilnya terbuka, muncul Ily---anak dari Juna. Dan hal itu mampu membuat Burn memunculkan ide liciknya.

Memanfaatkan Alia untuk mendekati Juna, sepertinya tak ada salahnya.

✓✓✓✓✓

Lain dengan Burn yang sedang berusaha mendekati targetnya. Korn justru malah terlihat uring-uringan.

Menghempaskan kasar tubuhnya ke atas kasur milik Rion, sedangkan sang pemilik kasur hanya menatap ke arahnya heran.

Tadi, Rion hendak belajar. Belajar cara membuat Anabel---cewek yang ia sukai dan berusaha ia PDKT selama tiga tahun dari kelas 2 SMP, berusaha ia membuat Anabel peka. Namun sayangnya Anabel bukanlah tipe cewek yang mudah peka.

"Ngapa sih Lo?" Tanya Rion, mengambil kursi belajarnya kemudian di letakan di samping kasur. Menatap Korn yang berbaring dengan mata yang menerawang ke atas.

"Ngapa sih Lo."

Kening Rion mengkerut, "Gue yang nanya bangsat."

"Gue yang nanya bangsat."

"Lo ngikutin gue?" Tebak Rion.

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang