27. Berenang

1K 156 21
                                    

WARNING! CERITA INI MENGANDUNG KEBODOHAN YANG SANGAT TAK PATUT DI CONTOH DI DUNIA NYATA.

DAN KEJADIAN YANG ADA DI DALAM CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA.

Biasanya, murid itu mencontoh guru.
Namun di dunia lain dalam cerita ini, justru berbanding terbalik.

-Ata L.B

"Udah, jangan baikan Mulu. Berantem dulu kek sekali-kali."

"Barusan aja tadi udah berantem pak."

"Masih kurang itu, saya lupa videoin karena kamera CCTV nya lagi abis batre."

Burn merengut mendengar perkataan pak Bayu, yakali videoin pake CCTV, seharusnya pakai handphone Barbie.

Saat ini, dia, Korn, Bily--yang kini lagi di obatin luka nya dengan sirup Marjan. Ada Pak Bayu juga yang datang dengan amat terpaksa karena ancaman dari kepala sekolah, harus menjalankan tugasnya sebagai guru BK. Ada juga si Rion, yang terlihat masih tetap mem-videokan Korn yang masih menatap sengit ke arah Bily.

"Eh, Korn. Tatapan nya lebih sengit lagi dong. Kurang nih ekspresinya," ucap Rion, menyuruh Korn agar lebih berekspresi.

Dan dengan cerdasnya Korn langsung menurut, tatapannya semakin memicing tajam. Sedangkan Bily hanya menghela napas pelan, menjilat di sekitar area mulutnya karena terkena obat--sirup marjan--jenis obat terbaru di dunia lain dalam cerita ini.

Tolong jangan dilakukan di dunia kalian.

"Bapak gak mau tahu, kalian kalau mau berantem jangan di depan orang banyak. Atau enggak kalian bungkamin mulut mereka itu agar tidak mengadu pada pak sekolah, capek saya. Kalian yang buat ulah, saya yang dapat kerjaan untuk ceramah ke kalian. Iya kalau gaji nya nambah, ini malah enggak."

Pak Bayu malah curhat. Yang tentu sebagai murid teladan, Burn, Korn, Bily maupun Rion tentu tak mendengarkannya.

"By The end, besok kalian latihan renang," ucap pak Bayu. "Dan tidak beruntungnya saya yang mendapat jadwal untuk mengawasi kalian."

Sontak saja perkataan pak Bayu membuat ke empat murid--serta dua cicak yang berbeda jenis kelamin yang berada di dekat tembok--seketika terkejut.

"Lah, kok tiba-tiba sih pak? Saya belum ada persiapan nih," ucap Korn yang di angguki oleh tiga orang lainnya.

"Yaelah sok banget pake persiapan, berangkat sekolah aja telat mulu."

Korn langsung menyengir, sedangkan Bily langsung mencibir--dalam usus tentu saja.

"Udah, bapak gak mau tahu. Besok kita ke kolam pemancingan almarhum pak Mamat untuk pengambilan nilai Berenang, jangan lupa uang iuran nya untuk jatah makan sama pembangunan rumah saya yang lagi di renovasi."

"Berapa pak iuran nya?" Tanya Burn.

"Gak murah kok, cuma lima ratus juta rupiah aja."

"Yah, kok mahal si pak. Di tambahin dong," ucap Rion, si anak sultan. Ah ya, sampai sini belum di beritahu ya jika di antara Korn, Burn, Anabel serta Andrian. Rion lah yang paling kaya, selain kaya gak ada akhlak. Dia juga kaya harta.

Pak Bayu memegang dagunya tampak berpikir, "oke, saya tambahkan jadi enam ratus juta. Gimana?"

"Wih mahal banget, oke deal. Si Rion yang bayar," ucap Korn yang di angguki oleh Burn. Sedangkan Rion mendengus, namun memilih untuk terima saja.

"Pak, saya gak ikut ya." Tiba-tiba saja Bily menceletuk, ternyata dia sudah di obati. Dan terlihat semakin parah, lukanya makin bonyok.

"Iya, gak usah di jelasin. Saya tahu alasan nya, kamu cuma dapet peran pembantu doang di sini."

Jleb, sakit. Tapi itu kenyataan nya.

✓✓✓✓✓

"Pa, Korn mau--"

"Iya, udah sana pergi."

"Aku belum selesai ngomong loh pa."

"Tanpa itu juga papa udah tahu kamu mau ngomong apa, udah sana pergi. Kalau bisa jangan balik ke rumah lagi ya."

"Ih papa, baik banget sih sama anak."

"Papa gitu loh."

"Tapi, besok berangkat nya. Jadi sekarang Korn mau tidur dulu di kamar Mama ya, bye. Selamat tidur di sofa pa."

"Korn!"

Teriakan papa Andi di hiraukan begitu saja oleh Korn. Membuatnya langsung berdecak. Inilah resiko mempunyai anak yang sangat jahanam, setan aja kalah.

Jadi, ceritanya, sudah dua hari ini papa Andi tidur di sofa ruang keluarga. Dan itu karena ulah Korn--yang beralasan pada mama Tiara jika alerginya tengah kumat--alergi tidur sendirian.

Makanya dengan berat hati sang mama harus menemani Korn tidur--sedangkan papa Andi tentu harus tidur di sofa lantaran kasur nya sangat luas dan lebar.

Jadi gak muat, soalnya Korn bawa motornya juga--yang sama-sama kena alergi juga. Alergi patah hati karena Korn gagal menjodohkannya dengan sepeda milik Irma.

✓✓✓✓✓

"Hati-hati ya nak, kalau bisa jangan pulang lagi!"

"Siap ma! Tenang aja aku bakal pulang bareng tim SAR kok."

Korn kembali mendudukan bokongnya ke bangku bus, setelah berpamitan manis dengan kedua orang tuanya tadi--dengan berteriak di depan rumah.

"Lo bawa suncreen gak?" Tanya Burn, yang kebetulan duduk di samping Korn.

"Enggak kenapa? Tapi Gue bawa tupperware."

"Tupperware buat apaan buset? Kita bakal berenang di sana, lo mau bawa air kolam ke rumah?"

"Kagak lah, di sana kan pemancingan. Nah sekalian gue bakal nangkep ikan dan bakar di sana. Lumayan untuk sedekah kaum duafa yang ada di rumah."

Burn mengangguk, "ah, tahu gitu gue juga pinjem Tupperware punya mama Tiara."

"Eits, gak usah takut." Korn tersenyum aneh, mengambil sesuatu yang ada di tasnya yang ternyata berisi lima Tupperware. "Gue bawa banyak, lo tenang aja."

Burn langsung tersenyum, "ih pinter banget pacar gue."

Sedangkan tak jauh dari tempat duduk mereka berada, terdapat Anabel serta Andrian yang duduk di belakang. Tak ada Rion, dia sudah berangkat duluan menggunakan jet pribadi.

"Kek nya di cerita ini cuma kita berdua doang yang waras."

"Hm, bener."



JUDULNYA AJA COUPLE SOMPLAK, JADI ISINYA JUGA GAK WARAS.

AH YA, MAMPIR JUGA KE CERITA POSSESIVE BROTHER YA. BANTU MENUHIN TARGET SUPAYA BISA UPDATE >.<

DAN, GUE BOOM UPDATE DI SEMUA CERITA. KECUALI PB SAMA FNG, SILAHKAN BACA SEMUANYA!

WATTPAD : Atalia_balqis
IG : ata.l.b

Couple SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang