Jarak (Chanyeol Side)

173 27 2
                                    

Pagi-pagi sekali aku mendengar seseorang mengetuk pintu villaku.

Siapa juga pagi-pagi begini bertamu, aku sedang berlibur hello.

Aku berjalan malas membukakan pintu dan seketika mataku membulat melihat siapa yang datang sepagi ini.

"Park Seo joon,?"

Pria itu tersenyum, "kau masih mengingatku ternyata"

Pria itu tersenyum, "kau masih mengingatku ternyata"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa kau bisa ada disini?"

Dia hanya tersenyum samar, "Dimana Jiwon?"

"Jiwon masih di luar negeri" dustaku

"Bohong sekali"

"Aku mengatakan yang sebenarnya"

"Bahkan kemarin aku sudah bertemu dengannya, jangan membohongiku Park Chanyeol"

"Kau salah orang"

"Omong kosong apa ini, katakan saja di mana Jiwon !"

" Sampai kapanpun aku tak akan pernah membiarkanmu menyakiti Jiwon lagi" Sergahku saat dengan percaya dirinya brengsek itu mencari Jiwon.

Dia pikir dia siapa.

"Aku tak membutuhkan pendapatmu untuk mendapatkan Jiwon kembali katakan dimana dia sekarang !" seloroh Seo joon hendak berlalu dariku namu aku menahannya.

"Kau pikir kau siapa ? Seenaknya kau datang dan pergi, seenaknya juga kau menyakitinya"

Seojoon tersenyum sinis.

"Kau yang siapa? Aku pikir kalian hanya bersahabat, dan kau tak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Jiwon yang bahkan kau tak paham"

Rahangku mengeras mendengar kata-kata dari mulutnya itu.

"Oh, atau kau memiliki perasaan padanya ? sehingga kau ikut campur disetiap urusan kami? Sejak awal aku memang tak yakin kalau kau memang tulus menjadi sahabat Jiwon"

Tanganku mengepal siap melayangkan tinjuku.

"Kenapa diam? Apa aku benar, Park Chanyeol ? "

Aku membuang nafasku kasar dia membuat kesabaranku habis sekarang,  "Heoh, apa aku salah jika aku memang menyukainya dan sampai kapanpun aku takkan membiarkan kau dan siapapun itu menyakitinya..."

"Park Chanyeol" Lirih seseorang yang aku tahu itu Jiwon yang kini berdiri di tangga.

Ekspresinya tak bisa digambarkan.

Ya Tuhan, apa tadi dia mendengar semuanya.?

"Jiwon-ahh," tak bisa aku berucap apapun selain memanggil namanya.

"Ka-kau, itu tadi ?"  Tanyanya tergagap.

Bibirku seolah terkunci manabisa aku beralibi dengannya saat ia menatapku seperti itu.

DEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang