Putus

123 19 10
                                    

Tak pernah menyangka semua ini akan terjadi, dan tak pernah disangka ia yang akan mengalaminya. Saat kau sudah yakin dengan apa yang kau percayai, saat semua sudah terasa begitu dekat dengan hal yang ingin kau capai tiba-tiba semuanya seolah terbang begitu saja.


Aku khususkan ini untuk kalian yang memiliki seseorang yang begitu berharga, percayalah hargailah semua itu. Jangan sampai saat kau kehilangan itu, kau baru menyesalinya hanya karena keegoisan semata.



***

Chanyeol POV

Aku tak mengalihkan pandanganku saat kulihat ia baru saja datang dan menghampiriku. Seperti biasanya ia begitu ceria saat bertemu denganku. Tapi sepertinya itu tak akan bertahan lama karena mungkin akulah yang akan menghapus senyum indahnya itu.

Pada akhirnya aku menyadari arti dari kalimat ini.

"Orang yang bisa membuatmu tertawa keras adalah orang yang memiliki kesempatan besar untuk membuatmu menangis."

Dan hari ini aku benar-benar melakukannya.

"Mari berpisah." Ucapan itu seolah adalah kalimat yang tak pernah aku harapkan keluar dari mulutku.

Tapi hari ini aku benar-benar mengatakannya padanya. Dan dia menatapku tak percaya aku yakin dia kaget dan tak percaya tapi kenyataannya itulah yang ingin aku lakukan sekarang.

"Chan, apa yang kau katakan ?" Tanya Jiwon tak mengerti.

"Aku mengerti sekarang." Aku menunduk tak sanggup menatapnya.

"Apa maksudmu, kenapa tiba-tiba kau berkata seperti ini ?" Dia semakin tak sabaran karena aku masih kunjung tak memberinya jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa maksudmu, kenapa tiba-tiba kau berkata seperti ini ?" Dia semakin tak sabaran karena aku masih kunjung tak memberinya jawaban.

"Aku mengerti sekarang, kenapa kau selalu meminta waktu saat aku mengajakmu menikah."

Dia terdiam tak bereaksi masih menungguku melanjutkan apa yang akan ku katakan padanya.

"Dan hari ini... aku akan membuat keputusan yang aku harap kau bisa bahagia dengan pilihan yang aku buat. Mari kita berakhir."

Seolah seperti petir yang menyambar saat aku mengatakannya. Seumur hidupku aku tak pernah ingin mengambil keputusan seperti ini. Bagaimana aku bisa melepaskan kebahagiaanku itu begitu saja yang sudah pasti akan mematahkan hatiku sendiri. Tapi kenyataannya seperti itulah yang harus kulakukan sekarang.

Setelah aku mengatakan itu kulihat dia terdiam, bahkan ia tak merespon kalimatku. Aku yakin dia masih belum mempercayai bahwa aku akan mengatakan itu.
"Mianhamda, seharusnya memang tak seperti ini dari awal." Lanjutku.

"Kau bercanda?" Ia terlihat tak percaya dengan yang baru saja kukatakan.

"Aku serius Jiwon -iie, dan aku harap kau bahagia setelah ini."

"Aku benar-benar tak mengerti, Chan? Kenapa tiba-tiba kau mengajak putus setelah beberapa hari yang lalu kau ingin kita menikah bulan depan. Apa aku memiliki salah padamu?"

Aku tersenyum samar aku yakin dia pasti bingung denganku tapi biarlah seperti itu.

"Kau tak memiliki salah apapun padaku Ji, hanya saja kita memang harus seperti ini sekarang aku akan kembali ke Korea hari ini, dan aku harus pergi sekarang." Kataku hendak beranjak namun kulihat tangannya menahanku.

"Apa kau tengah mencampakkanku sekarang?" Kilatnya.

"Semoga kau bahagia." Aku melepaskan genggaman tangannya dan segera berlalu.

Dapat kudengar ia memanggil namaku namun aku memilih untuk menulikan telingaku dan pergi.

Maafkan aku Jiwon -iie.
Aku yakin ini yang terbaik.
Dan biarlah sejenak seperti ini.

Aku menoleh sebentar sebelum memasuki mobilku melihatnya masih terdiam di tempatnya kenapa aku jadi ikut terluka.

Tapi...
Ahh sudahlah ini tak akan lama.




***



Jiwon masih belum beranjak dari cafe setelah kepergian Chanyeol. Sepertinya dunianya runtuh begitu saja mendengar setiap kalimat yang baru saja diucapkan pria itu padanya. Bahkan ia belum bisa mempercayai kenyataan ini bisa-bisanya pria itu meminta mereka mengakhiri hubungannya setelah tempo hari ia melamarnya. Bahkan dia sendiripun tak tahu dimana letak kesalahannya, dia bahkan tak diberi kesempatan untuk menanyakan itu.
Apa pria itu masih belum mempercayainya, masih meragukan cintanya ?

Ia tahu ia bukanlah orang yang pandai dalam mengekspresikan perasaan cinta tapi apa Chanyeol masih belum hafal tentang itu, bukannya mereka sudah lama bersama?

Berulangkali ia mengudarakan nafasnya, matanya memanas bagaimana ia bisa menahan untuk tak menangis kali ini. Jujur saja jauh di lubuk hatinya ia menyesali kenapa ia tak segera menerima lamaran pria itu. Tapi sekarang nasi sudah menjadi bubur, jika kenyataannya pria itu akhirnya benar-benar memutuskan hubungan mereka.
Iapun memilih untuk pulang kerumah. Setidaknya tempat itu bisa membuatnya nyaman untuk meluapkan kesedihannya.

Jiwon mengendarai mobilnya menuju rumahnya. Ia benar-benar ingin segera pergi kekamarnya saat ini juga. Begitu sampai di pelataran rumahnya iapun segera turun dari mobil dan langsung menuju ke pintu utama rumahnya.
Namun...

"Ceklekkk."

Matanya terbelalak melihat apa yang ada di dalam rumahnya. Tangan kanannya menutup mulutnya tak percaya. Jantungnya berdegup dua kali lipat. Dan airmata yang sedari ditahannya kini mengalir begitu saja dipipi mulusnya.

Sungguh ia tak bisa mempercayai kenyataan ini sekarang.
Ada apa dengan hari ini kenapa kenyataan seperti sedang mempermainkannya.

Apa maksud Tuhan tentang semua ini?

Apa maksud Tuhan tentang semua ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***



Chanyeol -iie whats wrong???
Are you serious???
😥

To be continued
Happy reading


MINGGU, 27 JUNI 2021

DEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang