LAMARAN

138 26 6
                                    

2 tahun kemudian...



"Excuse me, Miss Kim Jiwon your Korean friend would like to meet you." Seru seorang karyawan yang baru saja memasuki ruang kerja Jiwon.

Gadis itu nampak berfikir, "Who is he ?"

"He doesn't want to say his name, because he knows you must already know."

Jiwonpun tersenyum saat mendengar alasan itu.

Bisa-bisanya dia ini.

"All right, put him in my room." Karyawan itupun pamit undur diri dan keluar dari ruang kerja Jiwon.

Setelah beberapa saat pintu ruangan kembali terbuka dan masuklah tamu itu. Jiwonpun menatapnya dan berjalan kedepan meja kerjanya lalu melipat kedua tangannya di dada dengan sedikit bersandar pada meja.

"Kau pikir ini kantormu, bisa keluar masuk sesuka hatimu?" Tanyanya.

"Emm, bukannya aku memang bisa." Pria itu berjalan mendekati Jiwon.

"You're too naive sir. " Jiwon melihat remeh pria itu.

Pria itu menampilkan smirknya kini ia sudah berada di depan Jiwon dan mengunci pergerakan gadis itu.

"Apa yang akan dilakukan kekasihmu jika tahu aku disini sekarang?"

Jiwon tersenyum masam, "Dia pasti akan membunuhmu sekarang juga."

Pria itu tertawa samar, "Aku tak akan mengatakan apa-apa padanya, asal kau mau berkencan denganku."

"Apa itu sebuah tawaran?"

"Ani, ini perintah dan aku tak mau ditolak!"

"Kau benar-benar akan dibunuh kekasihku jika terus seperti ini, tuan." Kata Jiwon karena pria itu kini semakin menghimpit tubuhnya membuat tubuh keduanya bersentuhan.

Sementara pria itu kembali menampilkan smirknya, "Aku sangat penasaran melihat reaksinya saat melihat ini, Ms. Kim Jiwon." Bisiknya semakin mendekatkan tubuhnya pada gadis yang lebih pendek darinya itu.

"Kau..." ucapan Jiwon terputus saat pria itu tiba-tiba membekap mulutnya dengan bibirnya.

"Kau sangat manis Ms. Kim Jiwon." Kata pria itu setelah melepas pagutannya sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Kau benar-benar ingin dibunuh sepertinya."

"Aku menantikannya." Pria itu hanya tersenyum tanpa rasa bersalah.

Jiwon menggelengkan kepalanya jengah.

"Katakan kau mau berkencan denganku !" Pria itu kembali berucap.

Jiwon mendecih, "Kau seperti orang yang tak laku."

"Itu karenamu."

"Omong kosong macam apa ini ?" Gadis itu tertawa dan beralih kearah sofa.

"Kau yang membuatnya serba rumit nona, kau tinggal menerimaku dan meninggalkan kekasihmu itu setelah itu kita menikah dan memiliki anak bukannya itu hal menyenangkan."

Jiwon kembali menggeleng mendengar ucapan pria yang kini sudah duduk disampingnya.

"Bukannya kau terlalu sibuk dan kekasihmu itu juga sampai untuk bertemu saja kalian harus benar-benar merencanakannya matang-matang."

Jiwon memilih melihat ke luar jendela tanpa menanggapi ucapan pria itu.
Sampai dirasakannya pria meraih wajahnya dengan tangannya dan membuat mereka berhadapan.
"Aku benar-benar akan membuat kalian putus."

DEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang