Setelah sampai di suatu tempat, lebih tepatnya perumahan orang kaya. Hazel langsung turun dari motor nya dan menatap layar hp nya.
"Lo mau bawa gue ke KUA Mak? Lo kan tau kalau Lo itu-..."
Plak!
Bima memegang pipinya yang merah akibat Hazel menamparnya.
"Sekali lagi Lo bilang macem-macem lagi, gue buang Lo di jembatan Ancol!" Kesal Hazel lalu mengembalikan tatapannya ke layar hp.
"Kok gue yang salah? Gue kan liat di sebrang ada KUA. Mana lah gue tahu isi pikiran Lo"
"Menjawab Lo?!"
"Eh ampun Mak, jangan galak galak Napa."
"Lo pikir kalau Lo kayak gitu gue takut gitu haa?!!......ya takut lah!" Gumam Bima sambil mengejek Hazel dari belakang.
"Pulang yok Mak, Lo ngapain sih kesini? Ringgo pasti udah sampai di lapangan tu"
Hazel menunjukan pesan Reza pada Bima. Pesan yang saat itu Reza kirim berupa alamat rumah seseorang.
Bima meneguk Saliva nya kasar.
"Disini kan? Bener nih, ini alamat sama rumahnya" ucap Hazel melihat rumah besar bernuansa putih di depannya.
"Hazel gue pulang ya"
"Eh bimaa!!! Lo tega banget sih ninggalin gue. Katanya mau nemenin gue kemana pun. Gak konsisten banget sih Lo"
"Tapi jangan kesini Mak. Haduh" Bima saat ini sedang panik. Ia tahu betul rumah ini, rumah siapa bahkan sangat jelas Bima mengetahuinya.
"Gue kangen pigy, mau cepet cepet liat pigy zel. Pigy pasti demam karena gak liat gue. Astaga! Gue lupa mandiin dia. Ayo zel jemput pigy...gue kangen" Bima merengek tak jelas.
Namun Hazel mengabaikannya dan melihat ibu-ibu pejalan kaki. Hazel putuskan untuk bertanya.
"Misi buk, mau nanya. Ini rumah siapa ya?"
Ibu itu menatap Hazel dan Bima secara bergantian.
"Kalian siapa ya?"
"Eh ini buk, saya dikirimin alamat sama Abang saya. Dan ini rumah nya. Kalau boleh tahu ini rumah siapa ya buk?"
"Ini itu rumah-..."
"Hazelll!!!! Ayo pulang. Lo ngapain sih, ini bukan rumah siapa siapa, Ringgo pasti udah nunggu tu. Lo gak bakal dapet apa apa loh" potong Bima.
"Ih Bima, Lo jangan ganggu gue. Kalau Lo mau pulang, pulang sana! Nyesel gue cegat Lo tadi. Tapi jangan harap gue jadi sahabat Lo lagi"
Bima terdiam seribu bahasa. Lebih baik dia menunggu Hazel selesai dari pada dia di pecat jadi anak tiri Hazel.
"Ini rumah keluarga Mahendra, sekarang mereka sedang di luar negeri. Tapi, anak nya ada disini kok. Cuma jarang pulang. Dia bakal pulang kalau orang tua nya pulang dari luar negeri," jelas ibu itu. Lalu permisi pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZEL LIONDRA
Roman pour Adolescents𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝒇𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒂𝒏𝒅 𝒗𝒐𝒕𝒆:) 𝑼𝒑 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒂𝒍𝒐 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒎𝒐𝒐𝒅:'> 𝑴𝒖𝒍𝒂𝒊: 22 𝒔𝒆𝒑𝒕𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓 20 𝑺𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊: - 𝑩𝑬𝑳𝑼𝑴 𝑫𝑰 𝑹𝑬𝑽𝑰𝑺𝑰 (𝒂𝒌𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒆𝒗𝒊𝒔𝒊 𝒔𝒕𝒍𝒉 𝒕𝒎𝒕)😶- sebagi...