Yena POV
Yena melempar ponselnya asal. Sejak pagi ia dan seluruh members terkurung dalam dorm. Seperti De Javu, scandal yang melibatkan groupnya kembali menghebohkan public Korea memanas.
Rupanya babak baru dari alotnya sidang manipulasi voting beberapa tahun lalu memberikan titik terang. Hasil sidang membeberkan nama peserta yang votingnya dimanipulasi.
Tentunya, imbas dari tersebarnya nama peserta yang mengalami kecurangan pun merembet ke semua members debut tak terkecuali Iz*star. Komentar penuh kebencian kembali menyerang account sns resmi group. Tak banyak dari mereka menyuarakan agar iz*star juga bubar seperti X*star.
Memang bukan iz*star saja yang menjadi target penyerangan para haters. Hampir semua alumni ajang survival ini pun terkena impact nya. Bahkan mereka tak segan menyerang lewat pesan pribadi kepada mereka.
Jujur saja yena sangat takut dan marah di saat yang bersamaan. Memangnya mereka salah apa? Mereka bahkan hanya trainer yang di setting perusahaan untuk ajang survival ini. Mereka hanya punya mimpi debut! Lagi pula memangnya anak-anak seperti mereka bisa apa sehingga netizen di luar sana menyerangnya dengan komentar kebencian?
"Oennie" yena menyeka air matanya mendengar Yoo jin menghampirinya. Sama seperti yena, Yoo jin pasti sama kacaunya. Bahkan dia dan won young sejak semalam tak berhenti menangis menghadapi scandal yang sepertinya tampak lebih besar dari sebelumnya.
"Kita harus bagaimana?" Sebagai perwakilan members tertua saat ini. Yena hanya mampu mengusap lembut Punggung Yoo jin untuk menguatkan. Jujur saja ia juga tidak tahu bagaimana kelajutan kariernya.
"Belum ada kabar dari Eun Bi oennie?" Yoo jin menggeleng. Eun Bi saat ini sedang bertemu dengan perwakilan perusahaannya. Sebagai leader dan members tertua, Eun Bi harus dilibatkan untuk menentukan kelanjutan karier groupnya.
"Pergi istirahatlah dahulu. Sejak semalam kau dan won young tidak tidur nyenyak" Yoo jin menggeleng. Gadis ini memang lebih muda dari yena. Namun pemikirannya sangat dewasa. "Aku sudah cukup istirahat untuk menghadapi perang lagi oennie" yena mengulas senyum lembut.
"Bagus! Kita memang butuh banyak tenaga untuk berperang lagi" Yoo jin ikut tersenyum. Setelah beberapa detik dalam keheningan, ponsel yena berdering. Keningnya mengerut bingung melihat nama Lucas berkedap kedip di sana.
"Dimana kau sekarang?" Yena menjauhkan ponselnya mendengar ucapan heboh di seberang panggilan. "Aku di dorm tentu saja" terdengar hembusan nafas berat darinya.
"Kau pikir aku akan bunuh diri begitu? Haha kau lucu sekali" kali ini Lucas terkekeh pelan "aku lupa kau ini kembaran yuqi. Kalian pasti sama gilanya. Percuma mengkhawatirkan mu" yena mendengus dalam tawa gelinya.
"Yuqi menerorku semalaman. Bahkan kekasihmu ikut mematikan ponselnya"
"Aku menyuruhnya karena kalian. Sudahlah aku akan baik-baik saja"
"Aku senang kalau memang seperti itu. Ya sudah aku ada jadwal di music core"
"Ya, salam untuk Mark" yena tak menyembunyikan senyumannya mendapat perhatian manis dari sahabatnya. Tolong jangan salah paham! Yena bisa memisahkan seperti apa jenis perasaannya ke Yohan dan ke teman prianya.
"Kau beruntung memiliki mereka yena'ya" yena tersenyum lebar seraya menganggukan kepalanya setuju "kegilaan mereka menjadi hiburan untukku "Hye won mengulum senyum lembut dan mendekat memeluk yena "kamu orang baik yena'ya, makanya kamu di kelilingi orang baik" yena tak menjawab hanya menenggelamkan dirinya di pelukan kang Hye won
"Bertahanlah sebentar lagi" ujar Hye won yang yena yakini juga untuk dirinya sendiri. Masalah manipulasi voting seakan tidak pernah berakhir dan yena mulai muak dengan segala scandal dan yah, yena beruntung memiliki Yohan serta para sahabatnya yang selalu mendukungnya.Yena POV end
💞💞💞💞💞
"Ya kau mau kemana?" Tangan Yohan menggantung di gagang pintu mendapati dong han duduk di ruang tamu dorm. "Eh hyeong sedang apa disini" Yohan sengaja berbasa-basi. Dia tahu sejak bergabung dengan calon group barunya, leader group menerapkan peraturan baru. Salah satunya tidak keluar malam tanpa urusan yang jelas.
"Em itu, aku ingin bertemu teman" Yohan sangat gugup tentu saja. Dia belum seberapa mengenal hyeong ini, jadi Yohan agak menjaga sikapnya. "Apa begitu penting?" Yohan mengangguk penuh keyakinan.
"Hyeong ikut" Yohan kehilangan kata-katanya. Ia ingin menemui yena, jadi bagaimana mungkin hyeong nya ikut. Yap, Yohan masih merahasiakan hubungannya dengan yena dari group barunya.
"Kau keberatan?" Tentu saja Yohan keberatan. Tapi Yohan hanya bisa meringis dalam senyumanya "ti-tidak hyeong. Ayo kalau hyeong ingin ikut" dalam benaknya Yohan berdoa semoga hyeong nya bisa di ajak bekerja sama.💞💞💞💞💞
Dengan jantung berdegub diluar kendali, Yohan kini berjalan menyusuri koridor apartementnya. Di sebelahnya dong Han nampak sibuk mengamati tempat yang baru di kunjunginya hingga berakhir di depan unit Yohan.
Yohan sangat yakin yena berada di dalam karena sebelumnya memang keduanya. Sudah membuat janji bertemu. Awalnya Yohan ingin membantalkannya mengingat dong Han yang ikut serta, tapi di sisi lain ia juga amat merindukan yena.
"Ini apartement mu?"
"Bukan, orang tua ku" dong Han hanya mengangguk dan masih mengamati suasana sekitar hingga tak di duga pintu unit Yohan di buka dari dalam dan sukses membuat dong Han mematung di tempatnya.
"Sayang kenapa lama sekali" yena yang masih tidak menyadari keberadaan dong Han kini merangkul Yohan erat. "Kenapa tidak menyambut ku?" Yohan menunjuk ke arah Dong Han yang masih mematung di tempatnya dan membuat yena refleck menjauh dari Yohan.
"A-annyeong haseyo" sapaan kikuk yena menyadarkan dong Han dari keterkejutannya.
"Kita masuk dulu" Yohan menggiring kedua orang yang masih terlihat sangat kikuk ini. Tanpa di duga dong Han menarik kemeja bagian belakang Yohan "kalian berkencan?" Yohan mengangguk "sejak kapan?" Yohan menghela nafas. "Kita masuk dulu hyeong" mau tidak mau dong Han menahan rasa penasarannya dan memasuki unit sederhana Yohan.
"Hyeong, perkenalkan dia kekasihku. Kami sudah berkencan nyaris setahun"
"Setahun kurang sebulan lebih tepatnya" sahut yena yang di balas anggukan Yohan. Dong Han yang masih di buat terkejut dengan semuanya hanya bisa menatap keduanya bergantian lalu menghela nafas kasar.
"Apa perusahaan tau ini?" Baik yena maupun Yohan menggelengkan kepalanya. Tentu saja dong Han tau siapa yena. Mereka berasal dari ajak survival yang sama. Namun ia belum berhasil debut seperti keduanya saat itu.
"Aku tidak berhak melarang kalian, tapi yohan'ah! Kita akan debut! Bisakah kau menjamin keselamatan group kita? Maaf aku harus mengatakan ini, debut group kita pasti akan dibayang-bayangi dengan keberadaanmu" Yohan mengangguk paham. Ia sadar posisinya. Sebagai seorang juara, debut Yohan akan selalu menjadi spotlight. Bahkan Yohan harus bersiap menjadi indikator kesuksesan bagi groupnya kelak.
"Maaf kalau aku egois hyeong. Tapi aku akan berusaha hubungan kami tidak akan menghalangi group kita"
"Saya juga memiliki sebuah group. Jadi oppa tenang saja. Hubungan yang kami jalani memang tertutup dari perusahaan. Tapi para manager mengetahui dan membantu kami" yena ikut menyakinkan dong Han.
"Kalau kalian bisa memegang ucapan kalian aku sangat senang. Meskipun sangat terkejut, aku berdoa semoga kalian selalu bahagia. "Terima kasih hyeong" dong Han mendengus sebal saat Yohan merangsek kedalam pelukannya.
"Berhati-hatilah. Kalian sudah dewasa pasti paham apa yang ku maksud" Yohan meringis malu, begitu pula dengan yena yang wajahnya sudah memerah.
"Bisakah hyeong meminta minum? "
"Astaga aku lupa menyediakan minum untukmu hyeong"
"Biar aku saja" dong Han tersenyum melihat kedua pasangan itu berebut untuk menjamunya. "Kamu berbicaralah dulu dengan hyeong. Biar aku saja yang menyediakan minum" yena nampak keberatan. Ia merasa sangat canggung di tinggal bersama dong Han. Entah bagaimana jiwa sosial butterfly nya menghilang begitu saja di sebelah dong Han.
"Tidak apa duduklah mengobrol dengan oppa. Biar kita lebih mengenal adik ipar" wajah yena bersemu mendengar panggilan adik ipar di sematkan untuknya. Akhirnya dengan malu-malu yena duduk berpindah di sebelah dong Han.
"Tenang saja oppa tidak mengigit" yena tertawa canggung. Namun hanya di menit pertama karena menit berikutnya keduanya bisa berbicara tanpa jarak. Yohan yang berada di dapurnya ikut lega melihatnya. Meski belum mengenal sangat dekat dengan hyeong satu groupnya ini, Yohan sangat mengetahui pembawaan dewasa dong Han bisa mengimbangi jiw manja yena. Dan terbukti kini.💞💞💞💞💞
Holla👋
Akhirnya saya bisa lanjut nulis ini😭 jujur aja kemaren tuh perang batin banget dan buntu😔😔 and thanks GOD akhirnya bisa lanjut satu chapter lagi.
Semoga belum bosan dengan cerita yang makin gag konsisten ini✌️✌️
Semoga layak di baca🤭
YOU ARE READING
fall for You
Fanficyohan sama sekali tidak menyangka jika cinta terpendamnya bisa berakhir gila! Malam terindah yang dalam sekejap menjadi Boomerang ! Bisakah akal sehatnya tetap berjalan ketika obsesinya sudah terlalu gila?