second change ??

19 4 0
                                    

Yohan awalnya akan mengantar yena dengan taksi, namun yena menolaknya dan mengajak Yohan untuk berjalan santai menuju dormnya. Beruntung dorm yena cukup dekat sehingga sangat mungkin di tempuh dengan berjalan kaki.
Jujur saja, Yohan berusaha keras menutupi kegembiraannya. Bibirnya sampai pegal karena di paksakan untuk tidak tersenyum lebar. Ini lebih mirip dream come true mengingat sebelumnya Yohan hanya bisa melihat yena dalam video yang di tonton ya.
Bolehkah Yohan merasa ini kesempatan kedua baginya? Tapi apakah yena benar sudah berakhir?
"Kau ingin cerita apa?" Yena yang awalnya sibuk dengan pemikirannya sendiri kini beralih menatap yohan. "Aku putus" oke tahan Kim yohan! Seru Yohan dalam benaknya berusaha tetap terlihat normal. Padahal dibenaknya sudah berpesta ria saking bahagiannya.
"Kau yang meminta?" Yena mengangguk samar. "Aku bahagia dengannya. Jujur saja!" Oke Yohan merasa terganggu dengan kenyataan ini. "Tapi bahagia saja tidak cukup. Dia terlalu possesive dan cemburuan terhadap Seung youn oppa"
"Bukannya kau bisa menjelaskan hubungan kalian murni oppa dongsaeng" yena menghela pelan. "Tidak ada pria yang bisa bersahabat dengan teman dari kekasihnya. Sekalipun hanya oppa dongsaeng" Yohan membenarkan itu dalam hatinya. Awalnya ia terganggu dengan keberadaan Seung youn. Tapi untungnya ia punya logika untuk berpikir. Lagipula siapa dia cemburu dengan Seung youn? Pacar saja bukan?
"Sekarang kau menyesal telah putus darinya?" Yena menggeleng "hubungan kami tidak sesederhana itu. Kami penuh perbedaan. Kau sangat tahu itu kan?" Yohan mengangguk.
"Awalnya ku pikir seiring waktu kami bisa terbiasa dengan perbedaan kami. Tapi ternyata aku salah besar. Justru aku makin tidak bisa bernafas. Dia semakin mendominasi hubungan kami dan berunjung hari sialan itu" Yohan terkejut ketika tangis yena pecah. Yohan langsung mengamati sekitarnya sebelum merengkuh yena dalam pelukannya.
Meski tidak tahu seperti apa bentuk hatinya saat ini. Yohan merasa ada ruang di hatinya ikut nyeri melihat yena menangis. Yohan mengusap perlahan punggung yena. Merasa tangis yena mulai reda, Yohan melepaskan pelukan nya dan menatap yena.
"Kau bisa cerita apapun kepadaku" air mata yena kembali meleleh. "O-oppa ham-hampir melecehkan ku" Yohan menegang. Sungguh! Ia ingin sekali memukul pria itu saat ini juga. Persetan bahwa dia adalah senior nya.
"Ka-kau? Apa dia" yena menggeleng. Yohan menghela lega. "aku langsung menendangnya malam itu. Aku tidak ingin memberikan milikku kepada pria yang belum tentu menjadi cinta sejati ku" oke ternyata yena termasuk gadis yang konservatif. Tapi Yohan sungguh menyaluti itu. Di zaman serba modern seperti sekarang, yena masih berpikiran se tertutup ini.
"Kau pasti menyebutku wanita membosankan yah?" Yohan menggeleng "aku sama membosankannya seperti mu. Jam terbang ku hanya berciuman" yena tertawa geli melihat betapa polosnya wajah Yohan. "Kau keren Kim Yohan" Yohan tersenyum malu. Yena sangat tidak sopan! Bagaimana mungkin dia bisa memujiku dengan sesantai itu?
"Terima kasih, kau memang tempat terbaik untuk bercerita" Yohan tersenyum lembut dan dengan berani mengusap lelehan air mata di pipi yena. Padahal jantung nya berdetak tak terkendali saat tangannya menyentuh yena.
"Ayo pulang dan istirahatlah. Kau sangat membutuhkan itu sekarang" yena mengangguk dan tanpa segan mengandeng lengan Yohan "ya! Kita bisa di tangkap dispact kalo seperti ini"
"Benarkah? Wah aku senang kalo di tangkap bersamamu" Yohan hanya menggeleng ringan meski dalam hatinya sangat menyukainya.
"Telpon aku yah kalau sudah sampai" ucap yena ketika sudah berada di depan dormnya. Yohan melambai singkat membiarkan yena masuk lebih dulu.
Ia melangkah begitu ringan. Saking ringannya ia merasa seakan terbang. Ya Tuhan ia seperti berkencan dengan yena. Apapun itu, ia benar-benar sangat bahagia menjalaninya.
💞💞💞💞💞

"Ya selamat!!!" Yohan yang baru bangun tidur langsung menjauhkan ponselnya mendengar suara yena terdengar menggelegar dari seberang panggilan. " Ya kau ingin membuatku tuli?" Yena tertawa renyah di sana.
"Selamat yah penjualan album kalian melampaui group kami"
"Terima kasih. Aku tidak ada janji mentraktrir mu kan?" Yena lagi-lagi tertawa. Suara renyahnya membuat Yohan senang berlama-lama mendengarnya.
"Nanti saja saat Xstar menang untuk pertama kali"
"Baiklah. Aku akan membelikan sajian masakan Korea lengkap untukmu"
"Aku akan menagihnya Kim Yohan" Yohan terkekeh geli "untukmu saja. Bukan semua member groupmu yah! Bangkrut aku" keduanya tertawa bersama. Yohan bahagia hanya melakukan pembicaraan serandom ini. Yang terpenting ia bisa mendengar suara khas yena.
"Oh yah nanti kita bertemu di music show kan?"
"Oh yah?" Yena mendengus "hei! Kau tidak tahu jadwal ku di saat aku tahu semua jadwal mu?" Yohan terbahak. "Hei santai nona stalker hahahaha"
"Enak saja! Kita ini berada di naungan yang sama Mr Kim" Yohan tahu itu. Tapi Yohan sengaja untuk menggoda yena. Rasanya sangat menyenangkan dan tentunya membuat dadanya berdetak tak terkendali.
"Aku akan berkunjung ke backstage kalian untuk memberikan CD kami" yena mendengus sebal. "Ya kau mengerjai ku?" Yohan lagi-lagi tertawa.
"Lucu mendengar kau kesal. Seperti bebek mengamuk saja"
"Tidak apa. Yang penting aku lucu"
"Ya, kau memang lucu Choi yena"
"Terima kasih, bawakan aku camilan saat datang nanti. Kami tidak menerima tangan kosong"
"Baiklah, kami punya min hee dan Seung youn hyeong" merujuk kedua members yang memang berasal dari keluarga the have. "Kalau begitu bawa yang banyak. Kekasih pria kaya itu pasti sangat senang"
"Ya betapa senang memiliki kekasih tampan dan kaya raya. Seperti Goo Jun Pyo" yena tertawa ringan.
"Sayangnya aku tidak menyukai pria seperti Goo Jun Pyo. Dia tidak terlalu realistis dan aku lebih menyukai pria biasa saja" Yohan mendengarkan dengan seksama. Seakan ia akan merekam itu di kepalanya.
"Tipe pria idamanmu seperti apa?"
"Em, tidak tahu pasti. Mungkin tipe menyenangkan sepertimu?" Kalau saja Yohan bisa terbang, mungkin ia akan terbang sekarang.
"Eii bagaimana mungkin kau membandingkan aku dengan Goo Jun Pyo? Biarpun aku menyenangkan jika kau dihadapkan dengan Goo Jun pyo, aku rasa dialah yang kau pilih" yena tertawa lagi. Kali ini lebih lepas. Ini alasan kenapa Yohan begitu menyenangkan. Pria ini sangat pandai membangun pembicaraan. Sosial butterfly !
"Oke sampai bertemu nanti tuan menyenangkan" Yohan tersenyum sebelum membalas ucapan yena. Sampai panggilan berakhir Yohan masih tersenyum memandangi ponselnya yang bahkan sudah menghitam sejak tadi.
"Berhenti jadi orang gila Kim Yohan" Yohan mengumpati sosok yang sudah sangat di ketahui nya. "Kau mengupingku paman Han gyul?" Han gyul berdecak sebal.
"Seharusnya kau sadar suaramu itu bisa bangunkan seisi dorm! Cepat mandi kita berangkat 30 menit lagi" mata Yohan melebar melupakan jadwal nya.
"Astaga! Cepat pacari dia biar kau tak gila seperti itu" Yohan mengabaikannya dan segera keluar kamar.
💞💞💞💞💞

Bingung sebenarnya nulis part ini, agak random gitu tulisan kali ini😔😔 semoga bisa di terima yah😘😘😘

fall for YouWhere stories live. Discover now