me and broken heart

17 4 0
                                    

Kata orang, patah hati adalah waktu yang paling produktif! Benar saja! Dalam seminggu Yohan bisa menghapal koreo dan lagu debut mereka tanpa cela. Ia bahkan belajar membuat lagu dengan para hyeong di groupnya.
"Yohan hyeong jadi rajin yah" gurau Junho yang dihadiahi delikan kesal. Ketukan di ruang koreo membuat Yohan dan Junho mengarah ke depan pintu. Jantung Yohan hampir copot melihat sosok yena lah yang berada di depan sana.
"Annyeong Yohan! Apa aku menggangu?" Junho yang masih terkejut dengan kedatangan yena hanya mematung di samping Yohan yang terlihat canggung. "Ti-tidak yena! Kau ingin bertemu Seung youn hyeong?" Yena menggeleng seraya memasuki ruang koreo "tidak, aku kesini ingin menemuimu" Yohan nyaris pingsan. Katakan itu berlebihan. Namun memang seperti itu.
"W-wah ada apa kau ingin bertemu dengan ku?" Berusaha terlihat cool, namun justru terlihat lebih canggung. "Kau kan janji akan mentraktir ku di backstage malam itu? Kau lupa?" Cecar yena tidak tidak percaya.
"A-agh iya aku ingat" yena menjentikan jarinya.
"Kalau begitu ayo kita makan di luar! Aku mau daging!" Yohan tak kuasa menahan senyumnya melihat yena bertingkah menggemaskan di hadapannya. Masa bodo dengan pria lain yang memilikinya. Bagi Yohan kini yena menjadi teritorynya.
"Baiklah. Junho'ya aku pergi dulu. Nanti sampaikan kepada hyeong aku pergi dengan yena" Junho hanya bisa mengangguk bingung. Apalagi Yohan sudah di tarik pergi yena lengkap dengan cengiran bodohnya.
💞💞💞💞💞

"Kita tidak masalah kita pergi makan berdua ?" Yena mendengus "oppa sudah cerita yah?" Yohan mengangguk polos.
"Tidak masalah. Dia tidak akan keberatan" Yohan hanya mengangguk samar. Dalam diam mengamati perubahan ekspresi yena yang terbilang tidak seperti orang kasmaran. Menurut pengalamannya, masa tiga bulan pacaran itu sangatlah indah dan membuat senyum seperti orang gila. Namun tidak berlaku bagi yena.
Gadis ini cenderung murung dan tidak seantuasias orang berpacaran pada umumnya. Mata yena juga terlihat menyimpan kesedihan. Entah apa yang terjadi dari hubungan singkat itu
"Yohan'ah apa benar hangyul itu sepantar kita?" Yohan mengangguk saat yena bertanya pertanyaan random.
"Woah aku pikir dia sepantar Seung youn oppa" Yohan terbahak mendengar ucapan polos yena. Sudah orang kesekian beranggapan demikian. Dan yang bersangkutan sudah pasrah dan menerima apa adanya keborosan wajannya.
"Apa aku hubungi dia juga? Dia sangat lucu orangnya" yena mengangguk antusias. Ia paling suka mendapat teman baru.
"Oh yah kau tau kalau minhee dan yoojin berkencan?" Yohan yang sedang mengirimi hangyul pesan terbelalak kaget. "Serius? Heol bagaimana bisa!" Yena terkekeh geli melihat respon Yohan.
"Mereka bahkan sudah bersama saat menjadi trainer. Aku pikir kau tahu?" Yohan masih tidak percaya itu. Kang min hee termasuk pribadi yang cuek. Sedikit mustahil ia punya kekasih.
"Mereka memulainya sebagai cinta monyet. Tapi kini terlihat sangat serius" gurau yena dengan senyum khasnya yang menular. "Aku tahu hubungan mereka dari kau loh. Woah aku sama sekali tidak menyangka kang min hee punya kekasih dan Yoo jin-ssi sangat cantik"
"Iya Yoo jin cantik sekali. Mereka pasangan visual" tambahnya dengan kedua jempolnya. Tak lama hangyul ikut bergabung dengan mereka. Kebetulan ia sedang berada tidak jauh dari sana sehingga tidak butuh lama untuk bergabung bersama.
"Jadi aku bisa bicara santai nih" guraunya setelah mengetahui yena sepantar dengannya. "Tentu saja" hangyul tersenyum samar menanggapi yena. Yohan diam-diam memperhatikan interaksi mereka. Yena terlihat sangat senang sedangkan hangyul bersikap seperti biasa.
"Jadi kau alumni SMP inseong? Wah berarti kita sama dong" seru yena saat mengetahui hangyul satu sekolah dengannya.
"Serius? Tapi aku tidak pernah meihatmu?"
"Aku tidak terlalu menonjol saat SMP memang. Aku termasuk pemalu saat itu" hangyul mengangguk paham. Yohan merasa lucu melihat interaksi keduanya. Entah mengapa ia tidak merasa cemburu atau apalah itu. Mungkin karena keduanya terlihat begitu natural seperti teman pada umumnya.
Lalu bagaimana dengannya? Hubungannya dengan yena juga hanya 'teman' seperti awal yang yena tekankan. Tapi kenapa hangyul terlihat lebih santai dibandingkan dengan mereka? Apa karena hanya Yohan yang mencintai dalam hubungan rumit ini? "Kau tidak minum?" Yohan menggeleng samar. Minum membuatnya jujur dan berada di sekitar yena bukanlah pilihan yang baik.
"Kau tidak bisa minum?" Yohan hanya kembali menggeleng. Biarlah dianggap Cemen, yang penting ia tidak menggambarkan isi hatinya apabila mabuk nanti. Ponsel yena berbunyi nyaring memperlihatkan nama sang kekasih di layarnya.
"Sebentar" Yohan menatap nanar saat yena menyingkir dari sana. Diam-diam hangyul mengamati interaksi keduanya dan bisa mengambil kesimpulan bahwa teman satu groupnya ini menyukai yena. Tapi tidak berlaku bagi yena.
"Tidak baik menyukai milik orang" Yohan mendelik sengit kearah hangyul. Ia tidak perlu merasa kaget mengingat ekspresinya mudah terbaca.
"Aku sudah menduga kau dekat dengannya pasti ada sesuatu" Yohan tak menanggapinya dan memilih menatap yena yang sedang sibuk di telponnya. "Tapi, bukannya tidak baik menyukai kekasih orang lain?" Yohan berdecak
"Kau tau aku telah melangkah sejauh ini hanya untuk nya. Dan jangan harap aku akan berhenti karena dia punya seseorang?" Hangyul menggeleng samar "aku hanya mengingatkan Kim Yohan! Obsessimu tidak akan jadi baik jika dari awal niatmu sudah salah" Yohan tak menanggapi hangyul. Matanya menatap nanar yena yang kini tertawa bahagia.
"Apa aku salah berjuang untuk perasaan ku? Aku bahkan sudah meninggalkan semua nya demi mengejarnya?" Hangyul menghela nafas berat. Ia tahu seberapa besar pengorbanan yang Yohan lakukan. Meninggalkan kesuksesannya untuk mengejar sesuatu yang belum pasti masa depannya.
"Maaf lama" yena dengan senyum lebar di wajahnya kembali dan tanpa penasaran dengan suasana yang terasa berbeda sebelum kepergiannya. Boleh hangyul mengaggap yena itu kejam? Ia bisa tersenyum begitu lebar tanpa paham seberapa besar luka menganga di hati Yohan karena sikapnya?
Tapi yena juga tidak salah apapun. Yena tidak tahu perasaan Yohan kepadanya. Disini yang salah adalah perasaan Yohan yang hadir tidak sadar posisi nya.
"Kenapa tidak dimakan?" Yena sepertinya mulai membaca ada yang berbeda sekarang. Apalagi dengan ekspresi Yohan yang terlihat murung.
"Yohan merasa perutnya tidak enak" Han gyul mencoba menggiring suasana yang canggung saat Yohan hanya menunduk terdiam. "Astaga! Kau sakit yohan'ah?" Yohan berusaha tersenyum kecil menenangkan yena yang khawatir kepadanya.
"Dia memang sering seperti itu. Ya apa kita pulang saja?"
"Benar! Seharusnya kau pulang!"
"Tidak! Tidak, seharusnya kita mengantar kau pulang dulu. Han gyul'ah kau antar yena ke dorm saja dulu" yena ingin menolak, namun melihat Yohan sedang dalam mood yang tidak begitu bagus, yena memilih menurut.
"Minum obat sebelum istirahat nanti. Aku pulang" Yohan mengulas senyum samar membiarkan yena pulang di antar hangyul yang memang membawa motornya. Sedangkan Yohan akan melanjutkan perasaan patah hatinya.
Dipikirnya ia bisa memiliki yena meski hanya sejenak. Namun nyatanya kenyataan tak mengijinkan meski hanya delusi singkatnya. Ia benar hancur sekarang. Ia tidak tahu bagaimana menjalani harinya saat yang menjadi impiannya sudah tak terjamah sejak awal.
Yohan dan patah hatinya..
💞💞💞💞💞
Hollaaa~akhirnya saya bisa buat bab selanjutnya 😭😭😭
Sejujurnya sempet bingung gimana ini🤭
Tapi kehaluan kembali 💪💪
See u next chapter😘😘

fall for YouWhere stories live. Discover now