la Vie en rose

10 4 0
                                    

Debut solo perdana Yohan berjalan lancar. Chart digital juga menunjukan angka lumayan di penjualan singlenya. Meski tak selaris bersama groupnya, Yohan tetap optimis menapaki tangga kesuksesan. Karena goal terbesar dalam hidupnya sudah ia dapatkan. Choi yena!
Mengingat tujuannya hingga berada di panggung ini membuat Yohan merasa begitu di berkahi. Dipikirnya ia akan kehilangan kesempatan untuk mendekati yena saat gadis itu memiliki orang lain. Nyatanya semesta mengatur jalan takdirnya bersama yena.
Bolehkah Yohan merasa bersyukur pria yang di kencani yena sebelumnya adalah tipikal fuckboy? Kalau saja pria itu baik, belum tentu yena akan berada di sisi Yohan seperti saat ini?
"Yena kembali hari ini? Kau mau menghabiskan waktu di apartement? " Yohan mengangguk sumringah. Manager hyeongnya ini adalah potret manager yang sangat memanusiakan artisnya. Dia selalu mengutamakan si artis di banding kepentingan pribadinya. Ia bahkan mendukung penuh hubungan Yohan bersama yena dan menutup rapat dari petinggi perusahaan.
"Kau harus belikan makanan yang enak untuk yena. Dia pasti sangat lelah dan merindukan makanan Korea" Yohan mengangguk paham. Managernya ini adalah orang yang pernah menangani banyak artis, ia sangat paham sedetail apapun mengenai sang artis. Termasuk yena yang dulu pernah di pegangnya.
"Itu pasti Noona. Yena sering merajuk kalau lapar" Noona stylis terkekeh seraya memukul pundak Yohan pelan. Yohan memiliki happy virus yang membuat orang sekelilingnya ikut bahagia karena pembawaannya.
💕💕💕💕💕

Yena POV

Senyum yena melengkung indah saat matanya menangkap sosok tidak asing melambaikan tangannya kearahnya. Meski memakai hodie dan masker yang menutup seluruh wajahnya, yena sangat mengenal sosok di balik masker hitam itu.
"Astaga! Oennie bagaimana mungkin! " Yoo jin bahkan di buat spechless dengan keberadaan Yohan yang terbilang nekat. Di sekitar mereka banyak penggemar dan media yang berkumpul untuk meliput kedatangan mereka.
"Bersikap seperti biasa Yoo jin! Yohan pasti tidak sebodoh itu"yena mengigit bibir bagian dalamnya ketika Eun Bi berada di sebelahnya. Astaga! Sejak kapan leader groupnya ini mengetahui hubungannya dengan Yohan?
"Oennie tahu?" Eun Bi tersenyum "bukan waktu yang tepat untuk membahas masalah kalian Choi yena. Kirimi dia pesan agar menunggu di tempat yang tak terjangkau orang lain" meski masih bingung, yena akhirnya mengirimi Yohan pesan agar menunggu di parkir yang dikhususkan untuk rombongan artis.
"Oennie marah ?" Tanya yena yang sama sekali tak bisa menunggu keadaan lebih kondusif "untuk apa? Itu urusan kalian bukan" yena menatap sangsi Eun Bi.
"Aku merahasiakannya dari oennie. Seharusnya sebagai rekan satu group kita saling terbuka" Eun Bi tertawa kecil dan mengusap lembut rambut yena. "Meski kita berada satu group, itu urusan pribadimu yena'ya. Oennie sama sekali tidak berhak ikut campur. Oennie akan mendukungmu dengan siapa kau menjalaninya" dengan haru yena memeluk Eun Bi dari samping.
"Terima kasih oennie" Eun Bi tersenyum samar balas memeluk yena.
"hati-hati yah, sebentar lagi album baru kita akan rilis" yena melepas pelukannya sambil mengacungkan kedua jempol nya kepada Eun Bi.
Kini mereka akhirnya sampai di pelataran parkir VIV yang tidak semua orang bisa memasukinya. Tak jauh dari sana terlihat Yohan menunggu yena di depan sebuah mobil yang yena yakini milik managernya.
"Pulangkan yena sebelum pagi" Yohan tersenyum canggung. Ia sudah biasa berkomunikasi dengan yoo jin maupun woo young. Namun tidak dengan Eun Bi yang dari wajahnya saja sudah tidak ada ramahnya. Lihat saja dirinya yang langsung pergi setelah mengatakan hal demikian kepada Yohan.
"Oennie keren bukan?" Yohan bergidik ngeri. Dia seorang atlet sebelumnya, namun tak ada satu pun lawannya yang membuatnya takut seperti ia berhadapan dengan Eun Bi. Karismanya bukan main!
"Mau pesan makan sebelum keapartement ku apa delivery saja?" Tanyanya seraya membukakan pintu mobil untuk yena.
"Delivery aja gimana? Aku sudah rindu dengan sofamu" Yohan berdecak "tidak denganku?" Yena terkekeh geli melihat Yohan merengut sebal. Tak di duga matanya bertatapan dengan shownu yang ternyata sedang menunggu jemputan nya. Di sebelahnya juga ada beberapa members yang yena kenal menatap tak bersahabat kearahnya.
"Kenapa?" Menyadari yena justru terdiam kaku dari pada masuk kedalam mobilnya. "Ah tidak. Ayo" yena terpaksa berbohong. Ia tahu Yohan bukan tipikal pria yang berdamai dengan emosinya. Yohan tipikal orang meledak ledak dan yena tak ingin ada drama di sana.
"Aku merindukanmu" ucap yena seraya merangkul lengan Yohan, memeluknya erat. Samar yena masih bisa melihat showno menatap murka tingkah yena yang seakan memancing emosinya. Bahkan yena bisa membaca berbagai umpatan dari member segroupnya saat mobil Yohan melewati mereka.
"Aku lebih merindukanmu, kekasihku" yena merenggangkan pelukannya untuk menatap Yohan lebih jelas. "Kekasih? Aku pikir kamu belum menyatakan cinta kepadaku?" Yohan berdecak "sudah belasan kali aku mengatakan itu, bodoh" yena tertawa melihat Yohan mendelik kesal. Dia sengaja, Yohan terlihat sangat menarik ketika mendelik sinis seperti itu.
"Kamu gag ada niatan untuk berakting? Wajahmu sangat luar biasa jika berperan sebagai bad boy" Yohan melirik yena "sudah ada tawaran sih, tapi belum ada yang pas" Yena berbinar mendengar ucapan Yohan "kalau ada yang seperti itu kamu harus menerimanya yah! Aku ingin lihat bagaimana kerennya kamu saat memerankan bad boy" Yohan tersenyum misterius ketika mengingat sesuatu.
"Tapi bagaimana kalau aku harus beradegan mesra dengan lawan mainku? Yah seperti berpelukan atau bahkan berciuman" yena nampak gelagapan. Ia tidak perpikir sampai kesana. Ini menjadi pergolakan batin untuknya! Apa katanya tadi, berciuman? Enak saja! Mereka saja belum pernah!
"Hayo bagaimana?" Yena merengut sebal "pokoknya saat adegan itu terjadi, kita harus sudah melakukannya" senyum jahil Yohan mengembang "berarti kamu berharap kita berciuman juga?" Yena kehilangan kata-katanya. "Ya!!" Kalau saja Yohan tidak sedang menyetir, sudah di pukul bertubi-tubi olehnya. Apalagi Yohan kini tertawa mengejeknya.
"Sudah berhenti tertawa!" Yohan yang gemas menarik yena mendekat dan mengunci kepala yena dengan lengannya. Yena yang masih merajuk hanya diam saja tak berkomentar.
"Tenang saja sayang, ciuman pertama kita akan lebih berkesan dari drama apapun yang nanti aku perankan" yena yang malu tak berani mengangkat wajahnya dan membiarkan Yohan mencium rambutnya berkali-kali.
"Jangan terbawa peran saat berakting Kim Yohan! Atau aku akan menyebarkan aibmu" Yohan menggeleng samar. Aib apa? Ia dan Yohan bahkan tidak pernah melakukan apapun kecuali berpelukan seperti ini. Pria ini terlalu menghargainya dan yena merasa sangat di cintai.
Kim Yohan, pria seperti mawar dalam laguku. Pria bermata tajam tapi tatapannya hanya tertuju padaku. Aku berjani akan selalu mencerahkanmu melebihi orang lain..
💕💕💕💕💕

Update lagi ssayy
Sebenernya gag tau mau lanjut apa😔
Tiba-tiba lagi mood swing parah🤭 tapi berkat lagu ini ide ngalir begitu aja💕💕💕
Semoga masih gag bosen baca cerita saya yang gitu-gitu aja🙏🙏

fall for YouWhere stories live. Discover now