hey, stupid i love you💕💕

8 4 0
                                    

Yena POV

Berprofesi sebagai bintang yang sedang naik daun, Yena harus mulai terbiasa untuk hidup nomaden seperti saat ini. Kemarin siang masih di Malaysia sekarang yena sudah berada di Thailand.
Tour Asia yang di lakoninya bersama iz*star membuatnya harus mengakrabkan diri dengan pola hidup yang ektra padat. Dia mensyukuri tentu saja. Dengan popularitas groupnya tentu saja banyak konsekuensi yang harus di hadapinya. Apalagi mengingat bagaimana beratnya untuk mencapai semua tangga hingga berada di posisi sekarang membuatnya tak berhak untuk mengeluh lelah.
"Kau kenapa?" Saat memasuki kamar hotel, Yena mendapati Yoo jin sedang bersandar di ranjang sambil tangannya sesekali mengusap matanya. "Tidak ada oennie" yena menghela pelan. Meski Yoo jin berusaha menutupinya,yena sangat paham apa yang dirasakan Yoo jin.
"Ada hubungan dengan min hee?" Yoo jin masih terdiam, yena akhirnya ikut duduk di sebelah Yoo jin dan menggenggam tangannya lembut.
"Oennie memang bukan pemberi solusi yang baik, tapi oennie pendengar yang baik. Kau bisa cerita kepada oennie jika bersedia" Yoo jin menatap yena menimbang sebelum ia menghela nafas berat.
"Oppa pinta putus" ungkapnya di akhiri tangis pecahnya. Tentu saja semua terasa begitu menyakitkan. Yena bahkan tak bisa membayangkan jika ia akan berakhir dengan Yohan. Mungkin yena tak akan bisa jatuh cinta lagi? Entahlah, yena tidak ingin membayangkannya..
"Kenapa tiba-tiba? Apa ada masalah dengan hubungan kalian sebelumnya?" Yoo jin mengigit bibirnya ragu, sepertinya tidak sesederhana itu melihat tangis Yoo jin kembali pecah.
"I-ini semua salahku oennie. A-aku yang terlalu bodoh dan meragukan oppa" dan mengalirkan cerita Yoo jin tentang kecemburuan bodohnya dengan seorang gadis yang memang cukup dekat dengan min hee. Namun gadis itu murni hanya teman dekat saja mengingat dari segi manapun min hee lah yang terlihat cinta mati kepad Yoo jin. Tetapi memang gadis cemburu itu memang tidak pernah memakai logikanya.
"Apa sudah di bicarakan baik-baik? Hubungan kalian bukan hanya terjalin sebulan dua bulan? Atau bisakah kau duluan yang mengalah untuk memperbaiki semuanya?" Yoo jin menghela nafas seakan percuma "aku kenal oppa, oennie. Dia tidak akan mengingkari apa yang sudah jadi keputusannya" sepertinya Yoo jin belum mengenal kekasihnya.
"Tapi berbeda dengan hati Yoo jin'ah. Yohan itu orang paling keras kepala dan tidak mengenal sabar dari semua orang yang ku kenal. Tapi ketika kami berhubungan, Yohan berusaha menekan sikap buruknya dan saling memperbaiki" menyadari Yoo jin mendengarkan ucapannya dengan sungguh-sungguh, yena pun kembali berkata "hubungan kami bahkan tidak ada apanya di banding kalian yang sudah melewati berbagai macam rintangan! Cobalah sedikit saja kau mengalah kalau masih mencintai min hee"
"Jadi aku harus menghubungi oppa duluan ?" Yena mengangguk penuh keyakinan "ya. Oennie sangat yakin min hee saat ini sedang harap cemas dengan tingkahnya sendiri" yah, yena sangat yakin min hee saat ini sangat tidak tenang memikirkan hubungannya yang nyaris berakhir karena niatan ingin memberi pelajaran kepada kekasihnya ini.
"Hubungi dia sekarang, oennie kedepan sebentar" Yena keluar kamar memberi waktu Yoo jin menyelesaikan urusannya.
Yena memilih keluar kamar untuk menikmati angin tropis khas Thailand yang tentu saja sangat berbeda dengan negara asalnya. Apalagi saat sudah memasuki bulan November, saatnya salju yang ambil bagian.
"Ya!" Yena refleck menoleh ketika mendengar suara yang cukup di kenalnya. Apalagi di negara orang. Yena mendengus ketika melihat Lee Han gyul melambai kearahnya dengan tampang menyebalkan.
"Sedang apa kau disini?" Yah yena tidak terlalu terkejut melihat keberadaan Han gyul di sana. Sebelumnya mereka sudah  bertemu di airport sebelum keberangkatan.
"Aku butuh udara, Thailand panas sekali. Kalau kau? Sedang apa di luar?"
"Sepertimu, aku butuh udara segar" yena duduk di sebelah Han gyul. "Selamat atas hubungan kalian" yena mendengus seraya memukul pelan pundak Han gyul.
"Aneh sekali mendengarnya. Yah tapi aku terima ucapan selamatmu. Ayo kita cari waktu berkumpul bersama" gantian Han gyul mendengus.
"Untuk menemani kalian berkencan? CK! Lebih baik tidak usah" yena terbahak melihat Han gyul kesal. "Ya kau kan juga teman kita juga, sudah lama kita tidak berkumpul bersama" bukannya menjawab, Han gyul justru merenggangkan tubuhnya malas.
"Ya bagaimana?" Han gyul mengangguk sekenanya "CK! Kau acuh sekali! Siapa yang mau menjadi kekasihmu nantinya?" Han gyul mengangkat kedua bahunya masa bodo.
"Tidak perduli dan kuharap bukan kau" ledeknya seraya menyentil kening yena pelan. "Ya!" Han gyul hanya tertawa kecil "kita keluar saja bagaimana? Aku dengar ada tempat beer yang enak disini" yena menatap Han gyul antusias. "Ayo"
"Dasar kau" yena hanya memamerkan cengiran bodoh menanggapi dorongan pelan di kepalanya.
💕💕💕💕💕

Yena menatap caffe yang terlihat lebih mirip bar dengan antusias. Sasaran pengunjung bar ini sepertinya para wisatawan domestik seperti mereka. Bisa dilihat dari banyaknya pengunjung yang memang berasal dari luar negeri.
"Woah sepertinya Korean wave menyebar kemana pun" ujar Han gyul ketika melihat tayangan popular di negaranya di tayangan oleh tv lokal di sana. Bahkan waktu penayangannya pun tak berbeda jauh.
"Humpp!" Yena nyaris tersendak makanannya ketika melihat Yohan berada di dalam acara yang sedang ditayangkan. Bukan itu saja, yang membuat yena nyaris tersendak adalah tampilan Yohan dalam mode bodoh menjadi spotlight dalam acara tersebut.
"Astaga! Bagaimana bisa dia melakukan hal sebodoh itu" gumam yena tak percaya. Di acara itu Yohan mengenakan pakaian pendekar dengan wig yang botak di bagian tengahnya. "Kau berubah pikiran jatuh cinta kepada si bodoh?" Yena melirik Han gyul sedih.
"Ya aku tidak pernah melihat apapun ketika mencintai seseorang" Han gyul mendengus "pantas saja. Nah silahkan nikmati tampilan si bodohmu itu" yena ingin sekali mendendang Han gyul yang kini tertawa puas menertawakan yena. Memangnya salah mencintai seseorang tanpa melihat apapun dari pasangan kita? Bukankah cinta yena sangat tulus?  Yah meskipun Yohan tampan, kaya dan berbakat. Yohan memiliki sisi freak yang membuat gadis manapun ilfell melihat tampilannya.
"Ya sudah jangan pandangi Yohan terlalu lama. Aku takut kau akan berubah pikiran. Pesanlah makanan aku tak bisa bahasa Thailand" yena mengangga tak percaya. "Ya ! Kau pikir aku bisa bahasa Thailand? Bahasa Inggris saja aku tidak bisa" Han gyul berdecak. "percuma ajak kau kesini. Kupikir kau bisa membantu" dan yena benar menghadiahi pukulan telak di belakang kepala Han gyul saking kesalnya.
"Ya! Tanganmu itu tidak bisa digunakan untuk hal yang lebih baik!" Yena mendelik sengit dan bangkit dari kursinya.
"Ya kau mau kemana? "
"Pesan makanan bodoh! Minta bantuan orang. Tuh di sana ada orang Korea" Han gyul terkekeh geli "ternyata kalian sama bodohnya. Tetapi bodohnya Yohan justru membuatku tambah mencintainya. Tidak denganmu, aku justru ingin sekali membunuhmu" dan yena pergi dengan tawa kemenangan ketika Han gyul bersumpah serapah mengumpati yena.
Sungguh persahabatan yang indah..
💕💕💕💕💕

Alhamdullilah bisa up lagi😍😍
Ternyata Jakarta dingin bikin mood nulis lebih produktif🤭
Note: sorry part ini gag ada moment Yohan dan yena yah✌️

fall for YouWhere stories live. Discover now