Ketukan pintu di luar apartement nya membuat matanya otomatis terbuka. Diliriknya jam di sebelah nakas yang menunjukan pukul dua siang. Astaga! Ternyata terlalu banyak menangangis membuatnya sangat lelah dan tertidur layaknya orang mati.
Dengan tubuh lunglai karena nyawanya belum sepenuhnya kumpul, Yohan berjalan kearah pintu. Dan matanya melebar sempurna ketika mendapati yenalah yang sudah berada di depan pintu unitnya.
"Sudah kuduga kau pasti masih tidur. Kau pasti belum makan siang kan?" Yohan hanya menggeleng samar dan membiarkan yena menguasai dapurnya. Yohan memilih berdiri mengamati yena yang kini mulai mengeluarkan berbagai macam wadah dari Tote bag ya.
"Sejak pagi aku sudah memasak loh. Jadi kau harus makan kali ini. Semalam aku sudah membiarkanmu!" Yohan mengangguk dan berjalan ke toilet untuk mencuci wajahnya.
"Aku sudah mengirim makanan untuk Seung oppa dan Han gyul tadi pagi" Yohan menatap kecewa "kupikir kau hanya memasak untukku" yena berdecak "jangan egois, aku sudah sering memasak untukmu! Sudah hayo makan" dengan merengut Yohan duduk di kursi dapur dan mulai memakan masakan yena. Memang tidak senikmat masakan sang ibu, tapi masakan yena bisa di bilang sangat enak.
"Aku tidak menyangka kau punya jiwa wife material dalam dirimu" yena tidak segan memukul Yohan dengan sendoknya. "Aku sudah bisa memasak sejak kecil. Hanya saja karena terlalu merepotkan aku malas memasak. Makanya kau harus bangga aku mau repot untukmu" jujur yohan tersentuh dengan ucapan yena. Sangat tersentuh lebih tepatnya.
"Kau tidak ada kegiatan?" Yena menghela nafas pelan "sama seperti kalian, aku menganggur sekarang" Yohan menatap sangsi yena. Bukankah tidak ada masalah dengan iz*star?
"Masalah kemarin juga berdampak pada group kami. Banyak kontrak yang di putus dan tentunya para haters melarang kami untuk muncul di public!" Ternyata semua group yang berasal dari ajang pencarian yang sama juga terdampak. Dipikirnya hanya dirinya dan groupnya saja yang hancur!
"Sudahlah aku sedang ingin membahas itu. Kita menonton saja yuk?" Yohan sebenarnya sangat tidak ingin keluar. Rasanya ia sangat malu menunjukan pada public. Entahlah, meski katanya bukan salah mereka. Tetapi hampir seluruh netizen menghujat buruk kepada mereka. Bahkan mereka dengan kejamnya melempar cacian ke beberapa member's yang masih di bawah umur. Sungguh tidak manusiawi.
"Sudahlah jangan dipikirkan lagi. Kita perlu bertahan yohan'ah~ kita tidak bisa mundur setelah semua pengorbanan yang kita lakukan! Kita harus bertahan dan untuk itu kita butuh refresh pikiran. Ayo pergi keluar" Yohan melirik tangan yena yang kini mendekap erat kedua tangan nya.
"Kita akan memancing scandal yang lebih besar jika mereka melihat kita bersama yena'ya" yena menghela nafas berat. Ia melupakan hal itu! Saat ini seluruh orang sudah menjadikan mereka pusat perhatian. Sedikit saja kita salah melangkah, maka saat itu hujatan akan kembali diterimanya.
"Aku ingin gila rasanya hwaaaa!!" Yohan kaget ketika tangis yena pecah. "Yena'ya kenapa menangis?" Yohan turun dari kursi makan dan menghampiri yena yang kini menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"A-aku tidak bisa seperti yohan'ah! Mereka semua bukan manusia! Bagaimana mungkin mereka menghakimi kita seenaknya tanpa tahu fakta sebenarnya? Memangnya apa salah kita? Memangnya aku bisa merubah suara seenakku sehingga membuat ku debut! A-aku" Yohan menarik yena dalam pelukannya. Seperti Dejavu! Seperti semalam keduanya saling berpelukan untuk saling menguatkan.
"Hei kenapa kau jadi ikut menangis? Bukannya tadi kau yang menguatkan ku?" Ucapnya sambil mengusap rambut yena lembut. "A-aku tidak bisa hidup dibatasi seperti ini. Aku bukan tahanan kim Yohan! Aku ingin bebas" Yohan mengeratkan pelukannya saat emosi yena semakin menjadi. "Sudahlah anggap ini liburan saja. Ayo kita menonton di sini saja. Aku punya beberapa film lama, gimana? Kita akan pesan pizza dan chiken buat teman nontonnya" yena melepaskan pelukan Yohan dan menatap Yohan mencari kebenaran.
"Kau yang mentraktirku?" Yohan tertawa kecil. Merasa tak habis pikir dengan tingkah gadis yang kini menatapnya antusias. "Iya! Dasar pecinta gratisan! Lama-lama kau seperti kekasihku saja"
"Jangan nyatakan cinta sekarang Kim Yohan, aku sedang berduka! Coba lagi nanti" jika saja yena tidak bertingkah konyol, sudah pasti yohan akan sangat shock! Tapi gadis ini berbicara dengan nada santainya seolah itu hanya kalimat gurauan yang tak berarti apapun. Tapi jujur saja itu cukup membuat jantungnya berdebar.
💞💞💞💞💞"Ya! Kenapa tidak bilang kalau koleksi film mu seri thriler ? Sama saja kau membuatku bertambah gila Kim Yohan!" Yohan tertawa geli ketika yena yang ketakutan memukulinya dengan bantal.
"Ya kau saja yang bodoh! Memang tidak melihat cover depannya? CK dasar kau" yena merengut kesal. Ia terlalu antusias dengan pizza dan chiken dihadapannya sehingga lupa menanyakan jenis film apa yang akan di tonton mereka.
"Mau di matikan?" Yena mengabaikan Yohan dan memilih memakan pizza di hadapannya. Yena benci film tentang psikopat dan berbau kesadisan. Tapi Yohan justru begitu serius menontonnya.
"Han'ah aku ngantuk" kini yena dengan santainya menyenderkan kepalanya kepundak Yohan yang tentu saja membuat si pemilik pundak mendadak kaku. Apalagi yena dengan lancangnya merangkul pinggang Yohan dari samping.
"Y-ya! Kau melukaiku harga diriku sebagai pria! Bagaimana mungkin kau memelukku seperti ini?" Bukannya menjauh, yena justru perpindah ke dada bidang Yohan dan berusaha menyamankan diri.
"Tidak masalah. Kau sangat nyaman yohan'ah. Aku tidak pernah melakukan hal ini kepada siapapun!" Yohan mengangkat kepalanya mencari pembenaran.
"Siapapun? Termasuk Seung youn hyeong dan mantan kekasihmu?" Yena mendengus sebal saat Yohan kembali membahas sang mantan yang sudah terkubur dalam ingatannya.
"Jangan bahas si brengsek itu! Kalau aku memeluknya seperti ini sudah pasti dia akan meminta lebih"
"Kenapa memang? Bukannya dia kekasihmu? Pasti kau pernah berpelukan atau mungkin berciuman?" Yena mengangkat tubuhnya agar dan berbalik menatap Yohan "percaya atau tidak, aku belum pernah berciuman dengannya!" Yohan menatap takjub.
"Serius? Eii kalian kan bukan pasangan remaja lagi" yena berdecak kesal "aku tidak ingin. Aku merasa dia bukan pria yang tepat untuk aku cium" oke anggaplah Yohan menuntaskan rasa penasarannya. " Apa itu yang membuat kalian putus?" Tanpa ragu yena menganggukan kepalanya.
"Lalu kenapa kau bisa sesantai ini dengan ku? Ya kau bahkan berada di atasku Choi yena! Kau tau aku hanya pria dewasa biasa yang bisa saja melakukan hal yang sama kepadamu?" Yohan terperangah kesal saat yena justru tertawa mendengar rentetan Omelan panjangnya.
"Kau tertawa?" Yohan kehilangan kata-katanya. "Tidak perlu memasang wajah seabsurd itu! Aku percaya kepadamu kim Yohan! Aku yakin kau akan menjagaku" Yohan menghela nafas lelah.
"Aku pernah menyebutmu gadis gila bukan? Ya kau memang gila" yena tersenyum kecil dan kembali menyamankan diri dalam sandaran Yohan. Kenapa begitu? Karena Yohan sama sekali tak ingin menyentuh yena. Yah seperti yang dibilang yena tadi, ia akan menjaga yena dengan menghargai gadis itu. Tapi..apakah Yohan masih akan bisa terus menjaga komitmen saat ia di tempatkan dalam posisi seperti ini?💕💕💕💕💕
Up lagi dong😂 maaf yah klo yena yang imutnya kebangetan itu saya buat agresive gitu. Saja suka sama tipe-tipe cewek yang bikin cowok khilaf✌️
Lagi lancar bget nih nulis tentang mereka. Semoga trus lancar jaya yah biar bs sering Up😘😘😘😘
YOU ARE READING
fall for You
Fanfictionyohan sama sekali tidak menyangka jika cinta terpendamnya bisa berakhir gila! Malam terindah yang dalam sekejap menjadi Boomerang ! Bisakah akal sehatnya tetap berjalan ketika obsesinya sudah terlalu gila?