38

852 116 134
                                        

Halo teman2 apa kabar? Semoga baik terus yaaa! Jgn lupa protokol kesehatannya ya<3

Maaf baru muncul hihi☹️

Btw boleh minta bintangnya gaa? Hehe makasii, yaudalah yuk cus aja!

NIKI — Lose

WIDURA mengeluarkan ponsel dan mencari kontak Abel sebelum menelepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WIDURA mengeluarkan ponsel dan mencari kontak Abel sebelum menelepon. Dan saat suara operator memberi tahu bahwa nomor yang dituju masih juga tidak aktif. Ia langsung tahu bahwa gadis itu masih belum membuka blokir kontaknya.

Hampir sepuluh menit sudah bel istirahat berbunyi. Kini disinilah Widura. Laki-laki itu berdiri di depan kelas Abel dengan jantung yang berdebar begitu cepat serta kaki dan napas yang tertahan.

Mengabaikan beberapa pasang mata yang memperhatikannya, laki-laki itu beranikan diri melangkah masuk ke dalam kelas Abel. Widura tidak tahu apakah klarifikasinya bisa mengembalikan keadaan seperti sedia kala dan membuat Abel percaya.

Setidaknya, ia ingin mencoba.

"Abel."

Sontak, gadis yang tadinya sedang fokus pada makanannya langsung menoleh. Matanya membelalak, ia terkejut melihat Widura yang tiba-tiba berjalan menuju mejanya.

Abel tidak berbuat apa-apa. Ia enggan bangkit ataupun meninggalkan tempatnya. Gadis itu memilih fokus lagi pada makanannya, meski sebenarnya ia sudah kehilangan selera.

"Bel." Widura kembali memanggilnya.

Posisi mereka begitu dekat, bahkan terlalu dekat sampai paha Widura menempeli meja Abel. Laki-laki itu meringis dalam hati melihat wajah Abel membengkak dan matanya memerah.

Tetapi perubahan yang paling mencolok adalah rambutnya. Widura melipat bibirnya, tak menyangka atas apa yang telah dilakukan adik kelasnya.

Melihat Abel tetap diam, dan hanya menoleh ia tak dapat menahan diri untuk tidak merasa sedih. Meski, di sisi lain bersyukur juga mengetahui gadis itu masih bersekolah.

"Ada yang mau gue omongin."

"Ya tinggal ngomong?"

Percayalah. Hanya Abel satu-satunya orang yang berani berbicara sedemikian dingin terhadap Widura.

Suasana kelas yang tadinya tentram berubah jadi hening mencekik. Helen dan Sonia yang masih duduk di dekat Abel saling melempar pelototan satu sama lain. Sonia melirik pintu kelas, seolah kode untuk mengajak Helen keluar.

Tetapi Helen memilih diam, karena ia penasaran. Gadsi itu malah melanjuti makannya.

"Oke, ayo ikut gue."

Abel meletakkan sendoknya, keningnya mengerut.

"Nggak ah. Di sini aja."

Widura menarik napas panjang. Ia menumpukan kedua telapak tangannya di meja Abel, hingga jarak antara kepalanya dan gadis itu semakin dekat. Laki-laki itu berusaha menatap kedua mata yang sejak tadi enggan sekali menatapnya.

[BHC #2] Gulma | ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang