Cigarettes After Sex - Appocalypse
SUARA gemuruh terdengar setelah Abel turun dari mobil Sonia dan masuk ke rumah. Ia tidak mengatakan apa-apa selama di perjalanan tadi selain kata terima kasih. Sonia dan Helen menatap sahabatnya sangsi, mereka memastikan perempuan itu masuk ke rumahnya terlebih dahulu sebelum meninggalkan tempat.
Dengan langkah tergesa-gesa, gadis itu masuk ke dalam rumah. Cepat-cepat ia mengusap pipinya dan berjalan menuju tangga. Mbak Rosi yang kebetulan baru selesai menyetrika terkejut melihat anak majikannya itu nampak tidak baik-baik saja.
Bahkan ia tidak tahu kalau anak itu sudah pulang ke rumah. Karena tidak ada ucapan salam ataupun ketukan pintu seperti biasanya.
"Bel?" Tanya Mbak Rosi, khawatir. "Kamu kenapa?"
Sesampainya di kamar, gadis itu langsung duduk di pinggir kasurnya. Ia lalu menyumpal kedua telinganya dengan headset, dan memutar satu lagu, menaikkan volume-nya jadi yang paling tinggi.
SEJAK satu jam yang lalu, yang dilakukan Widura hanyalah duduk di pinggir kasur kosnya, ditemani Eja. Mood-nya sedang di level terbawah saat ini. Ingin sekali ia melampiaskan amarahnya.
Tak pedulikan AC kamarnya menyala, Widura mengisap dalam-dalam rokoknya yang sudah terbakar. Persetan kamarnya jadi bau atau apa. Ia masih kesal.
Maksud hati ingin menasehati, Eja malah diam seribu bahasa. Meski ia memainkan ponselnya, sebetulnya ia sendiri tidak tahu harus mulai dari mana. Tambah lagi Kievlan si laki-laki penghibur sedang sibuk ngebucin, Eja kan jadi keki kalau begini.
Karna kalau Eja ajak Tamam pasti temannya itu akan mengajak Rajas, yang otomatis akan ditolak mentah-mentah oleh sosok itu. Jadi ya percuma, hanya membuang waktu.
"Lo kenapa sih sama adek kelas tadi?" Eja memasukkan sekeping ciki ke dalam mulutnya sambil mengalihkan pandangan dari ponsel.
"Jangan bahas ini dulu, Ja."
Widura kemudian bangkit dari tempatnya, ia berbalik menghadap ke cermin di depan lemari pakaiannya. Laki-laki itu lalu melepas kemejanya, ia menatap bayangan dirinya yang shirtless, menampilkan tatto bertuliskan MADE BY HEAVEN di pundaknya, dengan sorot kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BHC #2] Gulma | ✓
Novela Juvenil[Follow dulu sebelum baca] ❝ 𝙄 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙮𝙤𝙪 𝙨𝙩𝙞𝙡𝙡. 𝙄 𝙖𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙬𝙞𝙡𝙡, 𝙚𝙫𝙚𝙣 𝙩𝙝𝙤𝙪𝙜𝙝 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙧𝙚 𝙬𝙧𝙤𝙣𝙜. ❞ - Hericane, LANY Mereka bilang, banyak yang lebih baik. Mereka bilang, kamu itu bencana. Mereka bilang, aku hanya...