[Follow dulu sebelum baca]
❝ 𝙄 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙮𝙤𝙪 𝙨𝙩𝙞𝙡𝙡. 𝙄 𝙖𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙬𝙞𝙡𝙡, 𝙚𝙫𝙚𝙣 𝙩𝙝𝙤𝙪𝙜𝙝 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙧𝙚 𝙬𝙧𝙤𝙣𝙜. ❞ - Hericane, LANY
Mereka bilang, banyak yang lebih baik.
Mereka bilang, kamu itu bencana.
Mereka bilang, aku hanya...
Maaf ya gais aku lama, btw ini adalah part terpanjaaaang di Gulma
Vote/komennya kutunggu ya gais🌜
Mark Diamond - You're My Girl X Cigarettes After Sex - Sweet
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mas, kok kita malah ke arah lain—bukannya langsung balik?"
Estrella menoleh ke sosok bermata sipit di sampingnya yang tengah mengemudi ke jalur yang bukan ke arah rumahnya.
"Mas pengen ke The Joures ketemu sama Danang dulu," sahut Alan.
"Oh, kakaknya Aci?"
"Iyaaa... mas mau jadiin band dia guest star di event minggu depan."
"Oh. Yaudah kalo gitu."
"Tenang. Gak lewat dari jam sembilan, biar mami nggak rewel."
Setelah kurang lebih dua puluh menit perjalanan dari rumah sakit, akhirnya mereka tiba di kafe bernuansa industrial yang furniture-nya didominasi kayu jati, dan aneka dekorasi alam yang meneduhkan mata.
Gadis berseragam SMA itu turun dari mobil, matanya tak juga lepas dari ponsel digenggamannya, harap-harap cemas menunggu balasan pesan dari sosok yang masih berbaring di ranjang RS.
Langkahnya terkesan santai begitu melewati papan tulisan OPEN-CLOSE dibalik pintu. Bait akhir lagu How Deep is Your Love milik Calvin Haris menyambut kedatangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti biasa, sofa terpojoklah yang selalu menjadi pilihannya. Sambil menunggu balasan chat Widura, Estrella membuka kolom chat-nya dengan Aci, mengabari keberadaannya ke sang pemilik.
"Mau pesen apa nih, Kak El?" Tanya salah satu staff ber-name tag Putri. Meski tidak begitu sering bertemu Estrella, tak seperti Giska, dan Anika yang sering berkumpul di kafe. Tetapi, ia ingat bila sosok ini bagian dari Aci cs.
"Mm... kayaknya aku gak pengen makan deh."
"Mau minum aja, Kak?"
"Bentar, deh," kata Estrella. Tangannya menyelipkan helaian rambut dibalik daun telinga, matanya menyapu sekeliling. "Acinya mana ya, Mbak?"