[Follow dulu sebelum baca]
❝ 𝙄 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙮𝙤𝙪 𝙨𝙩𝙞𝙡𝙡. 𝙄 𝙖𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙬𝙞𝙡𝙡, 𝙚𝙫𝙚𝙣 𝙩𝙝𝙤𝙪𝙜𝙝 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙧𝙚 𝙬𝙧𝙤𝙣𝙜. ❞ - Hericane, LANY
Mereka bilang, banyak yang lebih baik.
Mereka bilang, kamu itu bencana.
Mereka bilang, aku hanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JARUM pendek menunjuk angka sepuluh pagi saat Estrella mengerjapkan matanya karena pantulan silaunta cahaya dari jendela. Nuansa kamar yang ia tempati terasa asing, dan sontak ia terkejut saat menyadari siapa pemilik kamar ini. Kedua matanya melihat sosok perempuan berambut hitam legam berjalan menuju ranjang.
Estrella terduduk, bibirnya masih terkunci rapat. Sebetulnya, ia bukan hanya syok tetapi juga takut mendapat dempratan dari sosok yang tengah menenteng segelas susu full cream.
"Gila, sih. Gak nyangka gue," ujarnya dengan gelengan tak percaya. "Sejak kapan coba lo clubbing gini? Sampe jackpot, pula!"
Estrella menghela napasnya.
"Minum dulu susunya," Anika lalu menyodorkan segelas susu dinginnya ke Estrella.
Setelah menerima susunya, gadis itu langsung menjangkau ponselnya yang ternyata berada tidak jauh, persis di meja lampu tidur. Ibu jarinya menekan tombol bulat. Saat layar ponselnya menyala, langsung menampilkan kolom obrolan antara dirinya dan sosok yang selalu membuatnya berdebar-debar, kapan ia mengirim dua pesan ini? Masa sih dia yang mengirimnya?
Estrella: even it hurts (Read, 02:41 AM)
Estrella: I keep loving you (Read, 02:41 AM)
Astaga!
"Semalem Widura yang anter lo ke sini," tambah Anika.
"Astaga!" seru Estrella, akhirnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LANGIT membasahi bumi saat pop up teratas di ponselnya memunculkan notifikasi dari Pinterest. Abel yang duduk di jok belakang, anteng mengedit fotonya dengan kaki bersila. Jendela mobil dibiarkan terbuka sehingga ia bisa menikmati udara hujan sambil melihat rinai yang berjatuhan.