[Follow dulu sebelum baca]
❝ 𝙄 𝙡𝙤𝙫𝙚 𝙮𝙤𝙪 𝙨𝙩𝙞𝙡𝙡. 𝙄 𝙖𝙡𝙬𝙖𝙮𝙨 𝙬𝙞𝙡𝙡, 𝙚𝙫𝙚𝙣 𝙩𝙝𝙤𝙪𝙜𝙝 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙧𝙚 𝙬𝙧𝙤𝙣𝙜. ❞ - Hericane, LANY
Mereka bilang, banyak yang lebih baik.
Mereka bilang, kamu itu bencana.
Mereka bilang, aku hanya...
Sesuai janji gais, hari ini aku update lagi aowkwowko. Ada yg seneng ga?🤩🤩
Makasih bgt ya antusiasmenya di chapt kemaren. Insha Allah aku bales komennya besok/malam ini (kl ga ngantuk😭)
Ditunggu yaa keluh/kesahnya di part ini. Semoga sesuai sm apa yg kalian mau (loh?)
Adam Levine — Lost Star X Nadin Amizah — Star
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KUNYAHAN Widura memelan setiap kali matanya melirik benda pipih yang tergeletak di dekat piringnya. Kernyitannya muncul, pertanda heran sekaligus cemas.
Laki-laki gondrong yang baru saja menyuap nasi berserta kulit ayam itu menggeleng pelan, pipinya mengembung sebelah. Sembari menunggu Mayang siuman, Kievlan mengajak kedua sahabatnya makan ayam geprek di sekitar pinggir jalan rumah sakit.
"Hari ini Ryan sama Agra yang nginep, gue besok."
Kievlan yang tengah melihat-lihat Instastory dari beranda akun, langsung menekan layar tengah ponselnya begitu mendapati video layar serba hitam, lengkap dengan lagu galau ber-caption 'current mood'. Kievlan tak dapat menahan kernyitan dahinya melihat username si pengunggah instastory. Laki-laki itu langsung teringat kejadian siang tadi.
"Eh, Wid, tadi kan gue ketemu cewek lu, bege."
"Hah? Dimana?" Widura tak jadi menggigit timunnya.
"Di jalanan, kasian bener mana jalan sendirian tadi siang."
"Parah lu. Cewek lu jalan kaki," celetuk Eja. Laki-laki itu meremas jeruk limo dikobokan.
"Tau. Mana hareudang pisan tadi." Kievlan menggeleng prihatin. "Parah bener."
"Jalanan mana?"
"Di Praja," sahut Kievlan. Satu tangannya masih menggenggam ponsel.
"Kok bisa?" Kali ini Eja yang menyahut.
"Tau. Lupa gue, terus dia minta dianterin ke MRT."
"Terus lo anterin dia ke sana?"
"Iya." Kievlan meletakkan ponselnya ke meja sebelum mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya.
"Kenapa lo gak anter sini aja?
"Lah? Kan lo baru kabarinnya juga magrib?"
"Bagi, Pli," kata Eja sebelum meraih sebungkus Marlboro merah di sebelah asbak.
"Kenapa lo gak bilang gue?"
"Lah, ini gue bilang?"
"Hahahaha goblok." Eja yang baru saja menyelipkan rokok di bibirnya, tertawa. Bahunya berguncang, matanya menyipit.